Jurnal Faktual
  • News
    • Peristiwa
    • Hukum dan Kriminal
    • Politik
    • Birokrasi
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Wisata
    • Profil
  • OpiniHot
No Result
View All Result
Kirimkan
Jurnal Faktual
  • News
    • Peristiwa
    • Hukum dan Kriminal
    • Politik
    • Birokrasi
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Wisata
    • Profil
  • OpiniHot
Kirimkan
  • Login
  • Register
New & Opini
Home Opini

Kekuasaan di Negeri Ini = Feodalisme

by Herry Santoso
5 bulan ago
in Opini
Reading Time: 4min read
0
Share on FacebookShare on Twitter

jfID – KADANG kita suka merenung, yang berhak jadi pemimpin di negeri ini hanya segelintir kaum “hartawan”. Jangan sok bermimpi rakyat biasa bisa memimpin suatu daerah, apalagi di negara ini. Negeri ini sepenuhnya dikuasai oleh kaum elitis feodalis, burjuis, dan kapitalis. Mereka mengaku punya kedekatan dengan rakyat, rakyat yang mana? Sebab, rakyat kebanyakan hanya jadi penonton yang miskin dan kerdil dari pinggir lapangan kekuasaan! John Emerich Edward Dalberg Acton yang kemudian dikenal dengan Lord Acton (1833 – 1902) menyatakan, “kekuasaan itu cerderung korup. Kekuasaan absolut pasti 100 % korup”. (power tends to currupts. Absolute power currupts absolutely). Barangkali penyataan Lord Action itu tidaklah berlebihan. Di mana-mana penguasa selalu korup. Mengapa? Sebab kedudukannya berhasil dibangun dari membeli suara dan “tipu daya” pada rakyat jelata. Sudah tentu selama mereka berkuasa akan berusaha korup demi mengembalikan modal yang pernah dikeluarkan demi memburu singgasana. Inilah biang keladi yang menjadikan kekuasaan jauh dari amanah kerakyatan. Demokrasi cuma sebuah lipstik, dan demokrasi sebatas jargon propaganda politik yang memuakkan.

Bendara dan Kawula

Di atas kertas rakyat sebagai simbol “kawula” dan pemimpin sebagai “bendara”. Orang yang suka bicara tentang rakyat susungguhnya justru jauh dari rakyat. Dan lucunya orang yang sudah sering bicara tentang rakyat sok mewisuda dirinya sebagai demokrat sejati, pejuang kepentingan rakyat. Jujur, semua itu adalah fatamurgana.

Di negeri ini hampir tak satu pun pemimpin yang manifestasi kerakyatan lantaran mereka hanya ingin kehormatan dan langgengnya kekuasaan (oligarky) dalam sebuah dinasti. Simbol-simbol feodalisme pun selalu mewarnai kekuasaan misalnya : jika seorang pemimpin mau turun ke lapangan diikuti rombongan sebagai bawahannya, ada voorijder atau sirene meraung-raung dari pasukan pengawal, dan sebagainya. Jika kita akan memasuki sebuah kantor ada satpam di pos jaga terdepan, harus melalui prosedur yang bertele-tele, dus semua itu adalah simbol-simbol feodalisme kekuasaan absolut.


Simbol-simbol kekuasaan yang memanifestasikan antara “seorang bendara (pemimpin) dan kawula (rakyat)” tersebut adalah bentuk dari kultur feodalisme warisan kolonialis masa lalu yang menjauh dari demokrasi kerakyatan. Maka benar adanya jika suatu kekuasaan adalah lambang kesemuan dari penindasan terhadap rakyat. Kita perlu belajar dari negara miskin Timor Leste, ketika ada kunjungan seorang pemimpin setingkat bupati tidak ada seremoni laiknya di negeri ini. Juga negara-negara kaya laiknya Swiss, atau Canada. Kunjungan pejabat setingkat bupati/wali kota tidak perlu melebihi seorang raja. Sebab mereka menyadari bahwa yang punya jalan adalah rakyat, dan pemimpin identik dengan pelayan rakyat. Bagaimana ? ***

BACAJUGA

No Content Available

Herry Santoso, pemerhati sosial politik dan budaya, jurnalis aktif tinggal di Blitar, Jawa Timur

ShareTweetSendShare

Related Posts

90% Warteg akan Terpukul Tutup di Tahun 2021, UKM Lainnya Bagaimana?

16 jam ago

Kendala Madura tak Segera jadi Provinsi

3 hari ago
Gambar ilustrasi (produksi: Mardigu Wowiek)

Perang Yuk dengan Tiongkok dan Amerika

5 hari ago

Perdagangan Komoditas Kelautan – Perikanan Teluk Saleh

6 hari ago
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo saat sidak Gudang Pupuk di Indramayu

Syahrul Yasin Limpo Jabat Menteri Pertanian, Kelangkaan Pupuk tak Selesai

2 minggu ago
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China, Xi Jinping (Foto: AFP)

Pasti di Take Down Lagi Informasi tentang Tiongkok ini (Baca Cepat)

2 minggu ago
Load More
Next Post

Bertemu dalam Mimpi, Ketua PP Muslimat NW Bersilaturahmi ke Hajjah Selly

Discussion about this post

POPULER

  • Baca
  • Opini
  • Berita
Opini

90% Warteg akan Terpukul Tutup di Tahun 2021, UKM Lainnya Bagaimana?

22/01/2021
Foto : ketua Dekranasda Provinsi NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah
Berita

Dekranasda NTB Dukung Kerajinan Tenun Ikat

22/01/2021
Foto : Wakil Gubernur NTB Dr.Hj.Sitti Rohmi Djalillah saat meresmikan Lapak Desa Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur
Berita

Umi Rohmi Dorong Produk Pringgasela Mendunia

22/01/2021
Foto : Pelaku pencabulan saat diamankan oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Mataram
Berita

Mantan Anggota DPRD NTB Empat Periode Cabuli Anak Kandung

21/01/2021
Jurnal Faktual

© 2020

Informasi

  • Pedoman
  • Redaksi
  • Periklanan
  • Privacy Policy
  • Tentang
  • Rilis Berita
  • Saran Translate

Terhubung

No Result
View All Result
  • Opini
  • News
    • Birokrasi
    • Hukum dan Kriminal
    • Kesehatan
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Politik
    • Wisata
    • Profil
    • Polling
  • Kirim Tulisan
  • Login
  • Sign Up

© 2020

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.