Kebijakan yang Berefek Merugikan Dunia Parawisata Nasional

Rasyiqi
By Rasyiqi
5 Min Read
Keindahan Pantai Selong Belanak di Lombok Tengah (Foto: Muh Rizwan)
Keindahan Pantai Selong Belanak di Lombok Tengah (Foto: Muh Rizwan)

jfid – Ketika pengumuman terlihat mendadak dikeluarkan last minute, bahwa untuk liburan terutama ke Bali memerlukan PCR H-2 atau hari H minus 2 hari. Harus di test negatif covid, dimana keputusan tersebut keluar hanya selang 3 hari dari masa liburan, hal ini membuat lebih dari 40% traveler meng cancel perjalanan liburan ke Bali.

Bayangkan, di kepala banyak orang adalah, ongkos liburan harus ditambah dana 4 jutaan sebagai biaya PCR (Polyester Chain Reaction) jika liburan keluarga dilakukan, angka itu besar sekali, mendingan di cancel liburannya.

Ini membuat Bali yang tadinya semangat menyambut tamu, mendadak layu sebelum berkembang.

Melihat fenomena kebijakan mendadak yang niatnya baik yaitu melindungi Bali dari virus covid. Namun berefek merugikan ekonomi, mulai ide di kepala pada bermunculan komentar nakal.

Ini bisnis PCR jangan-jangan pejabat yang punya ya? Sehingga dengan kebijakan membuat diharuskan test PCR yang harganya lumayan katakan 1 juta kalau dikalikan 100.000 turis lokal angka 100 milyar di dapat dengan cepat.

Jahat banget otak kami-kami ini ya, maaf pejabat ya maaf. Ini mungkin kami emosi an. Bisnis kami di Bali kering kerontang. Bayar gajih karyawan nombok pakai uang tabungan. Masalahnya kami ini swasta, ngak bisa korupsi uang anggaran daerah atau anggaran pusat.

Saat ini kami harus jual aset, ngutang, atau pecah tabungan hanya untuk membuat usaha kami jalan salah satunya untuk membayar gajih karyawan. Semua ini sudah kami lakukan di masa covid yang ternyata kebijakan anda pejabat yang kami sering ragu, lebih sering merugikan kami para pengusaha swasta.

Bahkan keheranan lainnya menimbulkan pertanyakan kok covid ngak selesai-selesai sih?

Kok malah nambah banyak korban terpapar covid? Kok malah kesannya ngak terkendali sih sebarannya dan penangannnya?

Kalau kalian bingung urusan covid dan ekonomi yang nyungsep wahai pejabat apa lagi kami.

Kami bingung bertambah-tambah, kalian masih enak masih digajih pajak negara. Kalian masih dapat fasilitas dan digajih dari keringat kami pembayar pajak.

Tapi kenapa pak, ketika  kami bertanya keras sedikit, kami dihardik balik dengan keras. Karena kami lapar, kami lebih keras lagi  bertanya eh anda pakai palu hukum. Kok kami takut ya bertanya jadinya?

Kok kami tertekan ya jadinya?

Jadi kami sementara ini diam, namun semakin kesini kami makin lapar, kami sudah pasti teriak kencang, walau kami tahu teriakan kami akan di balas dengan GONGGONGAN BUZZERP yang sigap menggonggongin kami dengan menjelekkan “orang”nya bukan apa yang kami pertanyakan.

Gonggongan netizen bayaran tadi akan membuat suara kami menjadi samar dan hilang. Kebenaran yang kami bawa sering kebenaran polos, kalah dengan kebenaran versi buzzerp yang lebih tersusun rapih dan terlihat benar.

Tapi kami tidak akan berhenti berteriak. Kami tetap melanjutkan tradisi mengingatkan pejabat versi teriakan rakyat lapar namun pasti di akhir kami tetap membantu MEMBERIKAN USULAN SOLUSI walaupun tahu ngak akan di pakai usulan tadi oleh pejabatnya, karena pasti mereka tidak akan dapat cuan kalau usulan kami di jalankan.

Kebijakan baru dibuat kalau ada cuan ke kelompok, teman atau ke pejabat bersangkutan kali ya, baik cuan secara langsung ke kantong atau tidak langsung. Itu yang kami lihat loh ya, mungkin ini salah lihat ya monggo di benarkan, jangan di marahi ya,.

Kita bantu masalah covid selesai dan pariwisata sekaligus atau satu satu?

Bagaimana kalau dua duanya kita selesaikan sekaligus. Satu kali dayung dua tiga pulau terlampaui.

Cara menyelesaikan covid dan pariwisata domestik agar hidup kembali dengan cepat adalah :  gratiskan PCR dan vaccine di pelabuhan serta bandara masuk ke daerah wisata bagi seluruh turis domestik.

Sesederhana itu

Setelah itu pasti wisata tumbuh dengan cepat, termasuk turis asing yang akan masuk ke Indonesia. Vaccine gratis, di tambah lagi vitamin gratis untuk penduduk indonesia untuk anti body.

Kalau ada yang tanya uangnya dari mana atau Indonesia saat ini khan ngak ada uangnya, maka jawaban kita sederhana, yuk kamu geser menjabatnya ganti sama si sontoloyo ini, bagaimana? Kesuwen cak sampean kopinya kurang kentel sih sudah jadi pejabat. Hidupmu kurang pahit. #peace

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article