Jurnal Faktual
  • News
    • Peristiwa
    • Hukum dan Kriminal
    • Politik
    • Birokrasi
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Wisata
    • Profil
  • OpiniHot
No Result
View All Result
Kirimkan
Jurnal Faktual
  • News
    • Peristiwa
    • Hukum dan Kriminal
    • Politik
    • Birokrasi
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Wisata
    • Profil
  • OpiniHot
Kirimkan
  • Login
  • Register
New & Opini
Home Headline

Dampak Covid 19: Diuji Kepiawaian Pemerintah Agar Negara Tidak Ambruk

by Herry Santoso
10 bulan ago
in Headline, Opini
Reading Time: 6min read
0
Ambruknya perekonomian Indonesia dampak Covid-19 (foto: pixxabay.com)

Ambruknya perekonomian Indonesia dampak Covid-19 (foto: pixxabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

jfID – SETELAH Presiden Joko Widodo menerbitkan Perpres 64 tahun 2020 tentang kenaikan iuran BPJS, banyak kalangan yang “mengutuk” habis-habisan regulasi tidak populis itu. Tragisnys, para politikus yang berseberangan dengan pemerintah justru turut menyumbang sentimen negatif,  memberikan kontribusi percepatan penggelindingan bola liar opini miring “anti pemerintah” yang ditengarai sebagai bagian dari “jihad konstitusi” (contitutional jihad), yang nota bene dilakukan oleh golongan kanan (kelompok fundamentalis), yang selalu kalah dalam pemilihan umum.

Mereka tak bosan mencari kesempatan untuk menikam pemerintahan dari belakang (looking for oppurtunities to stab governance from behind), seraya mempengaruhi berbagai kalangan masyarakat, (termasuk ASN). Inilah yang acap dikatakan politik agama, untuk kasus Indonesia, disebut ekstrem kanan alias kaum intoleran. 

Ekonomi Terjun Bebas

Sesungguhnya segala regulasi pemerintah yang cenderung “labil” (tidak kokoh) tersebut, hanya untuk menyiasati agar ekonomi kita tidak “terjun bebas” (freefall economy) sebagaimana yang dialami oleh bsnyak negara laiknya Amerika Serikat, Italy, Spanyol, dan Uruguay yang rata-rata sampai minus 5 – 10%. Ini sebuah kondisi ambang batas negara di jurang krisis ekonomi, laiknya yang terjadi di Indonesia tahun 1998/1999.

Untuk Indonesia, agaknya pemerintah ekstra hati-hati agar krisis ekonomi nasional bisa diminimalisir. Menkeu Sri Mulyani, sebagai pioner ekonomi berjuang dengan heroik agar krisis ekonomi sebagai dampak Covid 19 dapat diantisipasi.  Sebab, resesi ekonomi Indonesia jangan sampai diiringi dengan pembalikan modal dari para investor (capital outflow) sebagaimana terjadi di India, China, dan negara-negara Amerika Latin. Investor akan mengambil modalnya yang ditanam, dan itu memang trend di tengah pandemi Covid 19. Jika tak terkendali di Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dolar pun bisa terjun hingga Rp 20.000,-/dolarnya.

BACAJUGA

Paradoks Korona

Sastra Indonesia: Perawat Kebhinekaan

Populisme dan Propaganda Agama

Kemerdekaan dalam Perspektif Filsafat Bahasa

Sungguhpun demikian, untuk negara berkarakter agraris laiknya Indonesia tidak separah negara-negara full industri. Sebab, petani masih tetap menanam kebutuhan pokok untuk mencukupi kebutuhan masyarakat. Untuk itu, regulasi pemerintah seolah-olah selalu setengah hati dan kurang percaya diri. Itu semua merupakan strategi dan trik agar negara tidak bangkrut. Ketidakpastian regulasi itu misalnya, tentang mudik lebaran, dan transportasi. Awalnya pemberlakukan larangan total mudik lalu tiba-tiba dibuka lagi, fan larangan lagi. Di bidang transportasi larangan aktivitas transportasi darat, laut dan penerbangan kemudian dibuka lagi. Secara awam memang sulit diterima nalar, akan tetapi sesungguhnya hal tersebut merupakan upaya agar ekonomi tetap berkontraksi. Kenyataannya, Indonesia sampai saat ini, menjadi negara yang masih “surplus” pangan di tengah Pandemi Covid 19 di Asia. Devisit APBN  kita memang tak bisa dihindari, tetapi bukan serta-merta diikuti krisis ekonomi, dan anjloknya rupiah di pasar uang Asia. Padahal harga minyak dunia benar-benar terjun bebas hanya dalam kisaran  26-31 dolar AS/barel, dan tidak tertutup kemungkinan masih akan turun satu kwartal ke depan lantaran pengurangan produksi OPEC yang belum seragam pula, serta candangan minyak dunia yang masih melimpah. 

Di disi lain prediksi berbagai pengamat ekonomi, pandemi Covid 19 akan membuat rupiah terpuruk menjadi Rp 20.000,- – Rp 22.000,- / dolar AS, dan orientasi pertumbuhan ekonomi (growth economy oriented) bisa minus 0,4 –  1 %. Akan tetapi sampai detik ini hal itu belum terbukti, dan rupanya pemerintah masih terus mempertahankan citranya untuk tetap eksis, semisal THR ASN/pensiunan jalan terus, begitu pula gaji ke-13. Keberuntungan agaknya masih berpihak karena pangan mudah dicari dengan harga relatif murah. Inilah berkat regulasi yang nomaden dari pemerintah. Alhasil devisit anggaran negara yang carut-marut (lchaocic state budget ) tidak terjadi di negeri tercinta ini.

Pemahaman pada Rakyat

Sayangnya sebagian masyarakat kita tidak memahami denyut regulasi yang diambil pemerintah, mereka justru mulai termakan isu hoaks yang dihembuskan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yakni kaum oportunis politik atau yang ditengarai sebagai kelompok mainstream “sakit hati”. Sehingga kepentingan pribadi lebih menguasai hati nurani daripada rasa kepentingan yang berwahana nasionalisme-kebangsaan (nation and character building). Akibatnya sepertinya pemerintah sibuk sendiri, politikus with and see dan yang sangat ironis kaum oportunistik justru bersikap ambivalen (mendua). Bahkan banyak korban kegaduhan politik dan kepanikan masyarakat (yang mulai stres) misalnya sesama kepala daerah yang saling berantem, kepercayaan masyarakat kepada kepala daerah (gubernur, bupati/wali kota) yang merosot, dan seterusnya yang dipercaya akibat dari regulasi yang nomaden tersebut.

Untuk itu mari kita bela negara dari aneksasi pandemi Covid 19 yang mengerikan. Anggaplah Covid 19 (saat ini) menjadi musuh bangsa yang utama, agar Indonesiaku tetap berjaya. Merdeka ! ***

Penulis adalah jurnalis,  pemerhati sosial, politik, dan budaya. Tinggal di Blitar, Jawa Timur 

ShareTweetSendShare

Related Posts

Ilustrasi keberingasan Kapitaslime

Kapitalisme Lahir Karena Indonesia

10 jam ago
Artidjo Alkostar, (antara foto)

Artidjo Alkostar Kyai Hakiki, bukan Asesori

2 hari ago
Rusdianto Samawa, Tinjau Lokasi pembibitan benih bening Lobster

KKP Belum Memberi Perlindungan untuk Nelayan Lobster

6 hari ago
Foto: kompas.com/Nansianus Taris

Bagaimana Jokowi Bisa Ditahan?

1 minggu ago
Deklarasi Pemuda dan Mahasiswa untuk kabupaten kepulauan Sumenep pada tahun 2016

Menunggu Sumenep dalam Pertanyaan?

2 minggu ago
Ilustrasi: Derrida dalam sampul buku Muhommad Al Hayad

Orang yang Masuk Surga Pertama adalah Perokok

2 minggu ago
Load More
Next Post

Gubernur NTB Terbitkan Keputusan Baru Soal Idul Fitri

Discussion about this post

POPULER

  • Baca
  • Opini
  • Berita
Ilustrasi keberingasan Kapitaslime
Fokus

Kapitalisme Lahir Karena Indonesia

05/03/2021
Demo GMNI Sumenep Tolak penambangan Fosfat di depan gedung DPRD Sumenep
Berita

GMNI Sumenep: Penambangan Fosfat Sebabkan Banjir

05/03/2021
Foto : Ketua Pansus Perda Desa Wisata, Lalu Hadrian Irfani (LHI) bersama rombongan saat memimpin kunjungan kerja ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur
Berita

Pansus Desa Wisata DPRD NTB Gali Tata Pengembangan Desa Wisata ke Jatim

05/03/2021
Berita

Mobil Bergambar Soengkono dan Kesaksian Satpam BPRS Selama 11 Tahun Bekerja

05/03/2021
Jurnal Faktual

© 2020

Informasi

  • Pedoman
  • Redaksi
  • Periklanan
  • Privacy Policy
  • Tentang
  • Rilis Berita
  • Saran Translate

Terhubung

No Result
View All Result
  • Opini
  • News
    • Birokrasi
    • Hukum dan Kriminal
    • Kesehatan
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Politik
    • Wisata
    • Profil
    • Polling
  • Kirim Tulisan
  • Login
  • Sign Up

© 2020

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.