Angka Kontribusi Komoditas dan Manufaktur NTB: Ekspor 2019 Naik, Impor 2019 Naik, Ekspor 2020 Turun, Impor 2020 Naik

Rusdianto Samawa
14 Min Read

jfID – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data ekspor NTB sejak tahun 2017 – 2019 hingga prediksi ekonomi tahun 2020. Nilai ekspor NTB bulan Februari 2017 sebesar US$ 391.395 mengalami penurunan 99,24 persen jika dibandingkan ekspor Januari 2017 yang nilainya capai US$ 51.624.474. Tujuan ekspor ke Cina 55,09 persen, Amerika Serikat 14,06 persen dan Korea Selatan 10,01 persen. Jenis barang ekspor seperti ikan dan udang US$ 195.189 (49,87 persen); garam, belerang kapur US$ 97.586 (24,93 persen) dan perabot penerangan rumah US$ 37.735 (9,64 persen).

Nilai ekspor NTB bulan November 2018 sebesar US$ 33.878.924 naik 1.725,01 persen jika dibandingkan ekspor Oktober 2018 bernilai US$ 1.856.372. Tujuan ekspor ke Jepang 95,92 persen, Amerika Serikat 2,79 persen dan Hongkong 0,66 persen. Jenis barang ekspor seperti barang galian tambang non migas senilai US$ 32.427.969 (95,72 persen); daging dan ikan olahan senilai US$ 477.707 (1,41 persen); ikan dan udang sebesar US$ 408.488 (1,21 persen) dan permata senilai US$ 288.471 (0,85 persen). Kenaikan disebabkan adanya ekspor barang galian/tambang non migas.

Nilai ekspor NTB pada Desember 2018 sebesar US$ 30.793.543 mengalami penurunan sebesar 9,11 persen jika dibandingkan dengan ekspor bulan November 2018 yang bernilai US$ 33.878.924. Ekspor bulan Desember 2018 ke Jepang 94,53 persen, China 3,36 persen dan Amerika Serikat 1,83 persen. Jenis barang ekspor seperti Barang Galian Tambang Non Migas US$ 28.827.966 (93,62 persen); Ikan dan Udang US$ 1.183.943 (3,84 persen); Permata US$ 299.715 (0,97 persen); Daging dan Ikan Olahan US$ 282.243 (0,92 persen).

Nilai ekspor NTB periode Januari tahun 2019 khusus pada komoditas ikan tuna capai 84.679 kilogram senilai Rp10,58 miliar. Nilai ekspor tuna naik 100 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 33.357,48 kilogram atau senilai Rp5,96 miliar. Meningkat tepat pada angka 100 persen.

Nilai ekspor NTB pada bulan Februari 2019 sebesar US$ 1.284.931 mengalami penurunan sebesar 97,52 persen jika dibandingkan ekspor bulan Januari 2019 yang bernilai US$ 51.804.875. Ekspor bulan Februari 2019 tujuannya ke Amerika Serikat 47,44 persen, China 40,94 persen dan Korea Selatan 4,25 persen. Jenis barang ekspor seperti Ikan dan Udang US$ 654.674 (50,95 persen); Daging dan Ikan Olahan US$ 300.812 (23,41 persen); Garam Belerang Kapur US$ 255.645 (19,90 persen); dan Kopi Teh Rempah-rempah US$ 40.000 (3,11 persen).

Nilai ekspor NTB Bulan April 2019 sebesar US$ 2.676.537. Mengalami penurunan cukup jauh dibandingkan ekspor bulan Maret 2019 sebesar 83,50 persen mencapai US$ 16.219.947. Penurunan cukup jauh karena tidak ada ekspor tambang. Jenis barang ekspor seperti Ikan dan Udang US$ 1.409.687 (52,67 persen); Daging dan Ikan Olahan US$ 561.948 (20,99 persen); Permata US$ 356.458 (13,32 persen); Garam Belerang dan Kapur US$ 263.234 (9,83 persen).

Kemudian, nilai ekspor NTB bulan Juni 2019 sebesar US$ 757.996 mengalami penurunan sekitar 75,96 persen jika dibandingkan dengan ekspor bulan Mei 2019 bernilai US$ 3.153.694. Ekspor bulan Juni 2019 terbesar ke Hongkong 45,07 persen, Amerika Serikat 17,64 persen dan China 14,11 persen. Jenis barang ekspor seperti Perhiasan Permata US$ 417.918 (55,13 persen); Garam Belerang dan Kapur US$ 172.577 (22,77 persen); Ikan dan Udang US$ 134.204 (17,70 persen); serta Barang Kiriman US$ 26.884 (3,55 persen).

Lanjut, ekspor NTB pada Juli 2019 capai US$ 28.872.069 mengalami kenaikan sebesar 3.709,00 persen jika dibandingkan dengan ekspor bulan Juni 2019 sebesar US$ 757.996. Jenis barang ekspor galian Tambang Non Migas US$ 27.895.786 (96,62 persen); Ikan dan Udang US$ 354.769 (1,23 persen); Garam Belerang Kapur US$ 253.106 (0,88 persen); Kopi Teh dan Rempah-rempah US$ 105.774 (0,37 persen); serta Produk Hewani US$ 87.646 (0,30 persen. Kenaikan ekspor karena Barang Tambang Galian Non Migas. Negara tujuan: Korea Selatan 48,60 persen, Jepang 48,42 persen, Amerika Serikat 1,48 persen, dan China 1,04 persen.

Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan NTB jumlah ekspor menurut berat timbangan hasil laut NTB sampai dengan periode Oktober 2019 adalah 210.345,52 Kg. Jumlah tersebut setara dengan nilai profit sebesar 58.321.245.685 miliar. Mengalami peningkatan jika dibandingkan pada tahun 2018 yang hanya mencapai 82.554 Kg atau setara 19.177.395.630 miliar.

Nilai ekspor NTB pada bulan Oktober 2019 khusus komoditas ikan dan kepiting sebanyak 4.683 ekor atau sebesar 2.447.060.700 miliar. Sementara tahun 2018 sebanyak 19.500 ekor komoditas ikan atau sebesar 1.590.007.000 miliar. Kemudian, ekspor pengiriman antar provinsi hingga Oktober 2019 sebanyak 16.352.980,17 Kg atau setara 925.677.638.824 miliar, dan 181.446.834 ekor komoditas hasil laut yang setara dengan profit sebesar 44.846.906.977 miliar. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan pengiriman antar provinsi pada 2018 yang mencapai 15.688.252 Kg dan 154.992.245 ekor.

Nilai ekspor NTB bulan November 2019 sebesar US$ 32.912.213, mengalami kenaikan sebesar 984,18 persen jika dibandingkan ekspor Oktober 2019 sebesar US$ 3.035.690. Tujuan ekspor ke China 88,05 persen, Amerika Serikat 5,92 persen. Jenis barang ekspor seperti Galian Tambang Non Migas sebesar US$ 28.549.127 (86,74 persen); Ikan dan Udang sebesar US$ 1.921.756 (5,84 persen); Permata senilai US$ 957.901 (2,91 persen); Daging dan Ikan Olahan sebesar US$ 544.040 (1,65 persen). Kenaikan ekspor karena ada ekspor Barang Tambang Galian Non Migas di November 2019.

Nilai ekspor NTB bulan Januari 2020 sebesar US$ 1.184.534. Angka ini menurun sebesar 96,42 persen jika dibandingkan dengan ekspor Desember 2019 sebesar US$ 33.122.700. Penurunan ekspor ini cukup tinggi. Karena tidak ada ekspor barang galian atau tambang non migas. Jenis barang ekspor itu adalah ikan dan udang US$ 661.548; garam belerang kapur US$ 337.497; biji-bijian minyak US$ 77.157; daging dan ikan olahan US$ 32.270. Ekspor Januari 2020 terbesar ke AS 58,46 persen dan Cina 32,93 persen.

Nilai Impor NTB Naik

Nilai impor NTB pada Februari 2017 nilainya capai US$ 2.521.851. Nilai impor menurun sekitar 57,86 persen dibanding Januari 2017 sebesar US$ 5.984.903. Sebagian besar impor berasal dari Vietnam 43,97 persen, Cina 21,67 persen dan Amerika Serikat 19,46 persen. Jenis barang impor seperti gula dan kembang gula 43,97 persen, bahan bakar mineral 19,68 persen dan mesin-mesin atau pesawat mekanik 19,31 persen.

Nilai impor pada bulan November 2018 senilai US$ 11.408.821. Berarti impor mengalami penurunan sebesar 67,13 persen dibandingkan impor bulan Oktober 2018 sebesar US$ 34.704.246. Sebagian besar Impor berasal dari Amerika Serikat (46,52%), Jepang (25,98%), dan Singapura (12,43 persen). Jenis barang impor seperti Mesin-mesin atau Pesawat Mekanik (53,24%), Karet dan Barang dari Karet (26,47%), Kendaraan dan Bagiannya (6,88 persen), serta Benda-benda Dari Besi dan Baja (4,35%).

Nilai impor NTB pada bulan Desember 2018 senilai US$ 6.336.270. Berarti impor mengalami penurunan 44,46 persen dibandingkan impor bulan November 2018 sebesar US$ 11.408.821. Sebagian besar Impor berasal dari Jepang 40,52 persen, Singapura 22,83 persen, dan Amerika Serikat 17,63 persen. Jenis barang impor seperti Karet dan Barang dari Karet 41,23 persen, Mesin-mesin atau Pesawat Mekanik 21,73 persen, dan bahan bakar Mineral 10,27 persen.

Nilai impor NTB pada bulan Februari 2019 senilai US$ 15.573.488. Berarti impor mengalami kenaikan sebesar 41,94 persen dibandingkan impor bulan Januari 2019 sebesar US$ 10.971.749. Sebagian besar Impor berasal dari Thailand 38,70 persen, Amerika Serikat 19,62 persen, dan Finlandia 10,15 persen. Jenis barang impor seperti Mesin-mesin atau Pesawat Mekanik 42,29 persen, Gula dan Kembang Gula 38,70 persen, serta Bahan Bakar Mineral 6,15 persen.

Nilai impor bulan Juni 2019 senilai US$ 7.069.410. Ini berarti impor mengalami penurunan sebesar 25,87 persen dibandingkan bulan Mei 2019 sebesar US$ 9.536.572. Sebagian besar Impor berasal dari Amerika Serikat 64,60 persen, Singapura 12,62 persen, Filipina 11,18 persen, dan Australia 4,03 persen. Jenis barang impor seperti Mesin-mesin atau Pesawat Mekanik 68,98 persen, Bahan Peledak 10,75 persen, serta Mesin atau Peralatan Listrik atau 5,25 persen.

Sementara, nilai impor pada bulan Juli 2019 sebesar US$ 24.351.587, mengalami kenaikan sebesar 244,46 persen dibandingkan bulan Juni 2019 sebesar US$ 7.069.410, Sebagian besar Impor berasal dari Jepang 43,20 persen, Amerika Serikat 26,29 persen, Singapura 7,60 persen, dan Australia 7,28 persen. Jenis barang impor seperti Karet dan barang dari Karet sebesar 43,62 persen, Mesin-mesin atau Pesawat Mekanik 27,08 persen, serta kendaraan dan bagiannya 10,59 persen.

Nilai impor pada bulan November 2019 senilai US$ 20.825.204. Berarti impor mengalami kenaikan sebesar 12,57 persen dibandingkan impor bulan Oktober 2019 sebesar US$ 18.499.896. Sebagian besar Impor berasal dari Polandia 36,47 persen, Jepang 33,76 persen, dan Thailand 12,13 persen. Jenis barang impor seperti Mesin-mesin atau Pesawat Mekanik 48,14 persen, Karet dan Barang dari Karet sebesar 33,94 persen, serta Plastik dan Barang dari Plastik 11,68 persen.

Sementara nilai impor pada Januari 2020 sebesar US$ 31.585.999. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 28,27 persen dibandingkan impor Desember 2019 sebesar US$ 24.624.502. Sebagian besar Impor berasal dari Jepang 56,68 persen dan Turki 12,81 persen. Jenis barang impor seperti karet dan barang dari karet 56,88 persen dan mesin-mesin pesawat mekanik 26,18 persen.

Kontribusi Komoditas dan Manufaktur

Ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) masih melanjutkan perbaikan pada tahun 2020 ini yang tercermin dari pertumbuhan yang meningkat pada triwulan II 2019 yang lalu sebesar 3,14% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,12% (yoy). Penyebabnya, terjadi penurunan penjualan konsentrat tambang sejak tahun 2017 hingga 2020 ini sehingga orientasi penjualan fokus ke domestik. Hal itu berdampak pada penurunan kinerja ekspor NTB. Di sisi lain, tingginya penjualan konsentrat ke dalam negeri berdampak pada perbaikan kinerja ekspor antar daerah (AD).

Namun, mengamati publikasi angka Badan Pusat Statistik NTB bahwa: trend penjualan konsentrat tambang tak memberikan kontribusi sama sekali untuk ekspor NTB sejak tahun 2017 hingga 2020, apalagi hitungan ekspor dalam jangka waktu bulanan. Mestinya, pemerintah tidak lagi fokus pada penjualan penjualan komsentrat tambang yang tak memberi kontribusi sama sekali.

Justru kontribusi paling signifikan yakni komoditas perikanan yang paling dominan untuk ekspor adalah udang vaname, ikan, kepiting, teripang, lobster, dan lainnya. Tentu nilai ekspor akan lebih tinggi tahun 2020 pasca Covid-19. Apabila dibarengi peningkatan mutu, keamanan dan pengembangan teknologi produk perikanan NTB. Kontribusi komoditas perikanan tersebut, memberi harapan baru bagi pemerintah Provinsi NTB untuk mengaktifkan strategi sehingga mengalami peningkatan jumlah ekspor. Karena ditengah Covid-19 ini sudah jelas tekanan inflasi semakin kuat.

Sebagaimana tekanan inflasi Provinsi NTB pada triwulan II 2019 lalu meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Tekanan inflasi Provinsi NTB pada triwulan II 2019 tercatat sebesar 3,38% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat inflasi sebesar 2,45% (yoy). Hal ini berlanjut pada 2020 ini dimasa Covid-19 karena peningkatan tekanan inflasi pada kelompok komoditas bahan makanan konsumsi yang dibutuhkan masyarakat dan kredit perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sejalan kondisi Covid-19 yang sangat progresif menyerang imun tubuh masyarakat.[]

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article