OpenAI Kesulitan Dapatkan Chip AI, Mau Bikin Sendiri atau Beli dari Perusahaan Lain?

Noer Huda
By Noer Huda - Content Creator
4 Min Read
Ilustrasi ChatGPT Kekurangan Chip (jfid)
- Advertisement -

jfid – OpenAI, perusahaan yang membuat ChatGPT, teknologi AI generatif yang dapat menghasilkan teks berdasarkan input pengguna, sedang mengeksplorasi kemungkinan untuk memproduksi chip kecerdasan buatan (AI) sendiri.

Alasannya, mereka menghadapi kelangkaan dan mahalnya chip AI yang saat ini mereka gunakan, yaitu unit pemrosesan grafis (GPU) dari Nvidia.

GPU adalah chip yang sangat cocok untuk menjalankan aplikasi AI seperti ChatGPT, yang membutuhkan banyak komputasi paralel.

Namun, GPU juga diminati oleh banyak industri lain, seperti game, kripto, dan otomotif. Hal ini menyebabkan permintaan GPU melebihi pasokan, sehingga harga chip melonjak drastis.

Ad imageAd image

OpenAI sangat bergantung pada GPU untuk mengembangkan dan menjalankan ChatGPT, yang merupakan salah satu produk unggulan mereka. Untuk itu, mereka membutuhkan superkomputer besar yang dibangun oleh Microsoft, salah satu investor mereka. Superkomputer ini menggunakan 10.000 GPU Nvidia.

Namun, biaya operasional superkomputer ini tidak murah. Menurut analisis dari analis Bernstein, Stacy Rasgon, setiap kueri ChatGPT membutuhkan biaya sekitar 4 sen.

Jika kueri ChatGPT tumbuh hingga sepuluh persen dari skala pencarian Google, itu akan memerlukan GPU senilai sekitar 48,1 miliar dolar AS pada tahap awal dan sekitar 16 miliar dolar AS senilai chip setiap tahun untuk menjalankannya.

CEO OpenAI Sam Altman menjadikan akuisisi lebih banyak chip AI sebagai prioritas utama perusahaan.

Dia secara publik mengeluhkan kelangkaan GPU, yang juga membuat harga chip melonjak drastis. Dia bahkan mengatakan bahwa dia akan membayar lebih mahal untuk mendapatkan chip AI yang dibutuhkannya.

Untuk mengatasi masalah ini, OpenAI belum memutuskan langkah selanjutnya, tetapi telah membahas berbagai opsi.

Salah satu opsi tersebut adalah membuat chip AI sendiri, dengan tetap bekerja sama dengan Nvidia, namun juga mendiversifikasi pemasok chip AI agar tidak terlalu bergantung pada perusahaan asal Taiwan tersebut.

Opsi ini tentu saja memiliki keuntungan dan kerugian. Keuntungan dari membuat chip AI sendiri adalah OpenAI dapat menyesuaikan spesifikasi dan performa chip sesuai dengan kebutuhan mereka. Selain itu, mereka juga dapat mengurangi biaya produksi dan operasional chip AI.

Namun, opsi ini juga memiliki tantangan yang tidak mudah. Pertama, OpenAI harus memiliki tim desain dan rekayasa chip AI yang handal dan berpengalaman. Kedua, OpenAI harus memiliki mitra manufaktur chip AI yang dapat memenuhi permintaan mereka.

Ketiga, OpenAI harus bersaing dengan pemain teknologi besar lainnya yang juga telah mendesain chip sendiri untuk data center mereka, seperti Google dan Amazon.

Jika OpenAI berhasil membuat chip AI sendiri, mereka akan menjadi salah satu pemain teknologi besar yang mencakup perusahaan seperti Google dan Amazon, yang juga telah mendesain chip sendiri untuk data center mereka. Hal ini akan meningkatkan reputasi dan pengaruh OpenAI di dunia teknologi.

Namun, jika OpenAI gagal dalam penerapannya, mereka akan mengalami kerugian finansial dan reputasi yang besar. Selain itu, mereka juga akan tertinggal dari kompetitor mereka di bidang AI generatif.

Oleh karena itu, opsi membuat chip AI sendiri adalah opsi yang berisiko tinggi namun berpotensi tinggi bagi OpenAI. Apakah mereka akan mewujudkannya atau tidak? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.

- Advertisement -
Share This Article