jfid – Februari 2024 mendekat. Bulan itu, rakyat Indonesia akan menentukan nasib bangsa untuk lima tahun ke depan. Pemilihan presiden dan legislatif akan digelar secara serentak. Siapa yang akan memimpin Indonesia di tengah tantangan global yang semakin kompleks?
Salah satu isu penting yang harus menjadi perhatian adalah politik luar negeri. Indonesia adalah negara besar yang memiliki peran strategis di kawasan dan dunia. Indonesia juga memiliki hubungan bilateral dan multilateral dengan banyak negara, termasuk Amerika Serikat.
Amerika Serikat adalah negara adidaya yang memiliki pengaruh besar di berbagai bidang, seperti ekonomi, perdagangan, keamanan, dan budaya. Hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat selama ini cukup baik, meski tidak selalu sejalan.
Namun, ada beberapa calon presiden yang terlihat terlalu pro Amerika dan mengabaikan skema politik luar negeri RI bebas-aktif. Mereka tampak ingin menjalin kerjasama yang lebih erat dengan Amerika Serikat tanpa mempertimbangkan kepentingan nasional dan keseimbangan hubungan dengan negara-negara lain.
Hal ini tentu berbahaya bagi kedaulatan dan kemandirian Indonesia. Apalagi, Amerika Serikat saat ini sedang menghadapi persaingan sengit dengan China, negara tetangga Indonesia yang juga menjadi mitra dagang utama.
Jika Indonesia terlalu bergantung pada Amerika Serikat, maka Indonesia akan kehilangan ruang gerak dan otonomi dalam menentukan sikap dan kebijakan terhadap isu-isu internasional. Indonesia juga akan rentan terjebak dalam konflik antara dua kekuatan besar tersebut.
Oleh karena itu, rakyat Indonesia harus waspada terhadap calon presiden yang pro Amerika dan mengabaikan skema politik luar negeri RI bebas-aktif. Rakyat Indonesia harus memilih calon presiden yang mampu menjaga prinsip bebas-aktif yang telah menjadi ciri khas politik luar negeri Indonesia sejak kemerdekaan.
Prinsip bebas-aktif adalah politik luar negeri yang bebas menentukan sikap dan kebijaksanaan terhadap permasalahan internasional dan tidak mengikatkan diri pada satu kekuatan tertentu. Prinsip ini juga berarti aktif berpartisipasi dalam upaya perdamaian, kerjasama, dan persahabatan antara bangsa-bangsa.
Dengan prinsip bebas-aktif, Indonesia dapat menjalin hubungan yang harmonis dan seimbang dengan semua negara, termasuk Amerika Serikat dan China. Indonesia juga dapat memperjuangkan kepentingan nasional dan bersuara di forum internasional.
Calon presiden yang pro Amerika dan mengabaikan skema politik luar negeri RI bebas-aktif mungkin berpikir bahwa dengan bersahabat dengan Amerika Serikat, Indonesia akan mendapatkan banyak manfaat. Namun, mereka lupa bahwa Amerika Serikat juga memiliki agenda sendiri yang tidak selalu sejalan dengan Indonesia.
Sebagai contoh, Amerika Serikat saat ini sedang gencar melakukan kampanye anti-China di berbagai bidang, seperti perdagangan, teknologi, hak asasi manusia, dan Laut China Selatan. Amerika Serikat ingin menggalang dukungan dari negara-negara sekutunya, termasuk Indonesia, untuk mengisolasi China.
Namun, apakah hal ini sesuai dengan kepentingan Indonesia? Tentu tidak. China adalah negara tetangga yang memiliki hubungan sejarah, budaya, dan ekonomi yang erat dengan Indonesia. China juga merupakan pasar besar bagi produk-produk Indonesia.
Selain itu, Laut China Selatan adalah wilayah yang penting bagi kedaulatan dan keamanan maritim Indonesia. Indonesia memiliki klaim sendiri atas sebagian wilayah tersebut, yang berbeda dengan klaim China maupun Amerika Serikat. Indonesia juga ingin menyelesaikan sengketa tersebut melalui diplomasi dan hukum internasional, bukan melalui konfrontasi militer.
Jika Indonesia terlalu pro Amerika dan mengabaikan skema politik luar negeri RI bebas-aktif, maka Indonesia akan kehilangan kesempatan untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan China. Indonesia juga akan terlibat dalam konflik yang tidak perlu dan berisiko merusak stabilitas kawasan.
Oleh karena itu, rakyat Indonesia harus cerdas dan kritis dalam memilih calon presiden. Jangan mudah terpengaruh oleh janji-janji manis atau propaganda yang disampaikan oleh calon presiden yang pro Amerika dan mengabaikan skema politik luar negeri RI bebas-aktif.
Rakyat Indonesia harus memilih calon presiden yang memiliki visi dan misi yang jelas dan realistis tentang politik luar negeri Indonesia. Calon presiden yang mampu menjaga prinsip bebas-aktif dan memperkuat posisi Indonesia di kawasan dan dunia.
Calon presiden yang tidak hanya bersahabat dengan Amerika Serikat, tetapi juga dengan China dan negara-negara lain. Calon presiden yang dapat membawa Indonesia menjadi negara yang berdaulat, mandiri, dan beradab.