Ad image

Unilever Dibully Israel Gara-Gara Ben & Jerry’s, Begini Nasibnya Sekarang

Noer Huda By Noer Huda - Content Creator
5 Min Read
Unilever Dibully Israel Gara Gara Ben & Jerry’s, Begini Nasibnya Sekarang
Unilever Dibully Israel Gara Gara Ben & Jerry’s, Begini Nasibnya Sekarang
- Advertisement -

jfid – Unilever, perusahaan multinasional yang menyediakan berbagai produk rumah tangga, makanan, dan minuman, tengah berada di tengah-tengah kontroversi yang melibatkan Israel dan Palestina.

Sejak tahun lalu, Unilever mendapat sorotan dan kritik dari berbagai pihak karena keputusannya untuk menjual divisi Israel dari Ben & Jerry’s, merek es krim yang dimilikinya sejak 2000.

Ben & Jerry’s sendiri merupakan merek es krim yang dikenal sebagai aktivis sosial dan lingkungan.

Pada Juli 2020, Ben & Jerry’s mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan penjualan es krim mereka di wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel, dengan alasan bahwa hal itu bertentangan dengan nilai-nilai mereka.

Keputusan ini memicu kemarahan dari pemerintah Israel, yang menuduh Ben & Jerry’s melakukan diskriminasi dan antisemitisme.

Pemerintah Israel juga mengancam akan mengambil tindakan hukum dan ekonomi terhadap Unilever.

Unilever, sebagai induk perusahaan Ben & Jerry’s, menghadapi dilema antara menghormati otonomi dan misi sosial Ben & Jerry’s, atau mempertahankan hubungan bisnis dan politik dengan Israel.

Unilever berusaha untuk menenangkan kedua belah pihak dengan mengatakan bahwa mereka tetap berkomitmen untuk beroperasi di Israel, tetapi juga menghargai hak Ben & Jerry’s untuk membuat keputusan sendiri. Namun, sikap Unilever ini tidak memuaskan kedua belah pihak.

Di satu sisi, Ben & Jerry’s merasa bahwa Unilever telah mengkhianati mereka dengan menjual bisnis es krim mereka di Israel dan Tepi Barat kepada lisensi lokal, Avi Zinger, pada Juni 2021.

Ben & Jerry’s menggugat Unilever untuk mencoba menghentikan penjualan tersebut, dengan alasan bahwa hal itu melanggar perjanjian yang dibuat saat Unilever mengakuisisi Ben & Jerry’s pada 2000.

Perjanjian tersebut menyatakan bahwa Ben & Jerry’s akan tetap memiliki otoritas atas merek, kebijakan sosial, dan praktik bisnis mereka. Ben & Jerry’s juga menuduh Unilever telah menggunakan merek mereka tanpa izin untuk mempromosikan produk lain, seperti Magnum dan Cornetto.

Di sisi lain, Israel dan para pendukungnya merasa bahwa Unilever tidak cukup tegas untuk menentang keputusan Ben & Jerry’s. Mereka menuntut Unilever untuk membatalkan keputusan Ben & Jerry’s dan mengembalikan penjualan es krim mereka di wilayah yang dipersengketakan.

Mereka juga mengajak masyarakat untuk memboikot produk-produk Unilever, seperti Pepsodent, Sunsilk, Royco, Bango, dan lain-lain. Mereka menganggap Unilever sebagai perusahaan yang pro-Israel, dan mengklaim bahwa boikot tersebut akan berdampak negatif bagi ekonomi dan reputasi Unilever.

Kontroversi ini menunjukkan betapa rumitnya posisi Unilever sebagai perusahaan global yang beroperasi di berbagai negara dan budaya.

Unilever harus berhati-hati dalam mengelola merek-mereknya yang memiliki identitas dan nilai yang berbeda-beda, serta menjaga keseimbangan antara kepentingan bisnis dan tanggung jawab sosial.

Unilever juga harus menghadapi tantangan dari dinamika politik dan konflik yang terjadi di dunia, terutama di Timur Tengah.

Pada Desember 2021, Unilever akhirnya berhasil menyelesaikan sengketa dengan Ben & Jerry’s dengan mencapai kesepakatan damai.

Unilever setuju untuk mengembalikan hak kepemilikan merek Ben & Jerry’s di Israel dan Tepi Barat kepada Ben & Jerry’s, serta membayar kompensasi kepada Avi Zinger.

Unilever juga setuju untuk tidak menggunakan merek Ben & Jerry’s untuk produk lain tanpa izin. Ben & Jerry’s, di sisi lain, setuju untuk menghentikan gugatannya terhadap Unilever, serta mengakui bahwa Unilever tetap berkomitmen untuk beroperasi di Israel.

Kesepakatan ini diharapkan dapat mengakhiri kontroversi yang telah berlangsung selama lebih dari setahun, dan memulihkan hubungan antara Unilever dan Ben & Jerry’s, serta antara Unilever dan Israel.

Namun, masih ada pertanyaan yang belum terjawab, seperti bagaimana nasib penjualan es krim Ben & Jerry’s di wilayah yang dipersengketakan, dan bagaimana reaksi masyarakat yang telah memboikot produk-produk Unilever.

Apakah kesepakatan ini akan membawa damai dan harmoni, atau justru menimbulkan masalah baru? Hanya waktu yang akan menjawabnya.

- Advertisement -
Share This Article