Ad image

Unilever dan Israel: Mengupas Hubungan Bisnis di Balik Boikot Ben & Jerry’s

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
3 Min Read
Unilever Pernah Menegaskan Penolakan Terhadap Gerakan Boikot Israel
Unilever Pernah Menegaskan Penolakan Terhadap Gerakan Boikot Israel
- Advertisement -

jfid – Unilever, perusahaan raksasa yang memproduksi berbagai produk kebutuhan sehari-hari, belakangan menjadi sorotan karena dituding mendukung penjajahan Israel atas Palestina.

Apakah benar demikian? Ataukah ada alasan lain di balik keputusan bisnis Unilever?

Unilever adalah perusahaan multinasional yang berdiri sejak 1929, hasil penggabungan antara produsen margarin Belanda, Margarine Unie, dan produsen sabun Inggris, Lever Brothers.

Unilever memiliki anak perusahaan dan operasi di berbagai negara, termasuk Israel.

Di Israel, Unilever menghasilkan dan mendistribusikan berbagai produk konsumen yang dikenal di seluruh dunia, seperti produk perawatan pribadi dan makanan.

Salah satu produk Unilever yang paling populer di Israel adalah es krim Ben & Jerry’s, yang diakuisisi oleh Unilever pada tahun 2000.

Ben & Jerry’s, yang telah membangun reputasi sebagai pendukung tujuan keadilan sosial, seperti gerakan Black Lives Matter dan kampanye hak LGBTQ+, pada tahun 2021 mengumumkan keputusan untuk menghentikan penjualan es krimnya di wilayah Palestina yang diduduki oleh Israel.

“Kami percaya bahwa penjualan es krim Ben & Jerry’s di Wilayah Pendudukan Palestina tidak sejalan dengan nilai-nilai kami,” kata Ben & Jerry’s dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan boikot tersebut.

Keputusan ini menimbulkan reaksi keras dari pemerintah Israel dan para pendukungnya, yang menyebutnya sebagai langkah anti-Israel dan anti-Semit. Perdana Menteri Israel Naftali Bennett memperingatkan Unilever tentang konsekuensi berat dari keputusan Ben & Jerry’s, dan mengancam akan mengambil tindakan hukum dan ekonomi.

Unilever, yang bermarkas di London, Inggris, berusaha menenangkan kemarahan Israel dengan menyatakan bahwa tetap berkomitmen penuh untuk bisnisnya di Israel.

Unilever mengklaim telah menginvestasikan 1 miliar shekel atau 306 juta dolar AS di Israel selama dekade terakhir dan mendukung budaya startup dan program sosialnya.

Unilever juga menjelaskan bahwa Ben & Jerry’s memiliki otonomi yang lebih besar daripada anak perusahaan lainnya, dan keputusan tersebut diambil oleh Ben & Jerry’s dan dewan independennya, tanpa konsultasi dengan Unilever.

Namun, pada tahun 2022, Unilever mengumumkan telah mencapai kesepakatan baru untuk Ben & Jerry’s di Israel, yang akan memastikan es krim tetap tersedia untuk semua konsumen.

Unilever telah menjual kepentingan bisnis Ben & Jerry’s di Israel kepada Avi Zinger, pemilik American Quality Products Ltd (AQP), yang merupakan pemegang lisensi saat ini.

Dengan demikian, Unilever tampaknya berusaha mengakomodasi kepentingan dan nilai-nilai yang berbeda dari Ben & Jerry’s, Israel, dan Palestina, tanpa harus mengorbankan salah satu pihak.

Apakah ini merupakan bentuk kisah cinta atau bisnis? Atau mungkin keduanya? Hanya Unilever yang tahu jawabannya.

- Advertisement -
Share This Article