jfid – Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah targetkan empat capaian yang harus dikerjakan terkait permasalahan anak dan perempuan, dimana DP3AP2KB NTB sebagai leading sektor, diantaranya menghadirikan kota layak anak, menurunkan angka perkawinan anak dan menurunkan perdagangan orang dan menurunkan kekerasan terhadap perempuan.
Ummi Rohmi sapaan akrabnya, berharap posyandu keluarga dapat dimaksimalkan keberadaannya dalam menyelesaikan berbagai permasalahan anak dan perempuan. Keberadaan posyandu keluarga sebagai sarana pelayanan Kesehatan dari bayi hingga lansia, sehingga seluruh segmen usia mapun genre dapat ditangani.
“Kalau dulu layanan posyandu kita hanya melayani bayi dan ibu hamil saja, kedepannya di Provinsi NTB tidak boleh melayani ibu dan bayi saja tetapi posyandu yang komplit melayani dari bayi hingga lansia,” tutur Ummi Rohmi saat memimpin rapat bersama DP3AP2KB yang berlangsung di Ruang Rapat Utama (RRU) Kantor Gubernur NTB, Kamis (27/05).
Posyandu Keluarga yang diharapkan Ummi Rohmi, dapat memenuhi empat elemen posyandu, yakni posyandu KIA, Posbindu, Posyandu Keluarga dan Posyandu Lansia.
“Keberadaan Posyandu Keluarga diharapkan mampu menopang 4 elemen posyandu yang nantinya diaktifkan seluruh dusun dan lingkungan yang ada di NTB,” tuturnya.
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Bencana (DP3AP2KB) Provinsi NTB terus berikhtiar mewujudkan kesejahteraan perempuan dan anak di NTB, melalui koordinasi yang dilakukan bersama Wagub NTB.
Selain itu, di NTB Kota Layak Anak sebanyak empat lokasi yang berada di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Dompu dan Kabupaten Bima. Kepala Dinas DP3AP2KB Ir. Husnanidiaty Nurdin, MM mengharapkan agar tahun ini NTB dapat menambah dua kota layak anak.
“Menargetkan setiap tahun ada dua kota layak anak yang diberikan penilaian oleh pusat, sampai saat ini NTB memiliki empat kota layak anak, dan diharapkan tahun ini bisa dapat dua lagi dan sekarang masih dalam proses penilaian dari pusat,” ungkapnya.
Eny sapaan akrabnya, terus berupaya meningkatkan kualitas perempuan, baik itu dari segi pendidikan dan keterampilan, melalui sekolah maupun berbagai pelatihan.
“Kalau di pemberdayaan perempuan kami berupaya bagaiamana meningkatkan kualitas perempuan melalui sekolah perempuan, hal ini sudah dilakukan oleh NGO, sehingga kami merepleksikan kegiatan ini,” tutupnya.