By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Jurnal FaktualJurnal FaktualJurnal Faktual
  • News Opinion
    • Internasional
    • Nasional
    • Regional
    • Siasat
    • Sosial
    • Tahta
  • #Pilpres 2024
Search
  • Arta
  • Fakta vs. Mitos
  • Raga
  • Rupa-Rupa
  • Sains
  • Sasana
  • Tech
  • Wellness
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kerjasama
  • Pedoman
  • Privacy Policy
Reading: Perang Dingin ‘di Tubuh NU’ Menjelang Pilpres 2024
Notification Show More
Font ResizerAa
Jurnal FaktualJurnal Faktual
Font ResizerAa
  • Beranda
  • Terbaru
  • Terpopuler
  • History
  • Your Feed
  • Your Interests
  • Your Saves
Search
  • News Opinion
    • Internasional
    • Nasional
    • Regional
    • Siasat
    • Sosial
    • Tahta
  • Arta
    • Energi
    • Fiskal
    • Makro
    • Moneter
    • Money
    • Startup
    • UMKM
  • Kolom
  • Plesir
    • Destinasi
    • Ekspedisi
  • Raga
    • Bola
    • Golf
  • Rupa-Rupa
    • Hiburan
    • Kisah
    • Sosmed-an
  • Sains
    • Alam Semesta
    • Discovery
    • Riset
  • Sasana
    • Histori
    • Karir
    • Pendidikan
    • Self-Dev
  • Tech
    • Cyber Security
    • Gedget
    • Innovatech
    • Life Tech
    • Softtech
  • Wellness
    • Fisik
    • Mental
    • Ramuan
  • Fakta vs. Mitos

Top Stories

Explore the latest updated news!

Mau Skin Epic Gratis? Cek Kode Redeem ML Terbaru 3 Desember 2023, di Sini!

2

8 Rekomendasi Baju Tunik Untuk Tampil Kekinian

Bocoran Kode Redeem ML Terbaru 4 Desember 2023, Dapetin Skin dan Diamond Gratis Sekarang Juga!

1
Yandex Browser Jepang: Kebebasan Maksimal Untuk Menonton Video Online

Browser Yandex Jepang: Jurus Ampuh untuk Nonton Video

Dari Mcdonald’s Hingga Starbucks, Begini Nasib Bisnis Yang Mendukung Israel Di Tengah Konflik Gaza

Mengapa Anda Harus Menggunakan Bdnaash.com Sebelum Boikot produk pro Israel

Mau Diamond dan Skin Legend Gratis? Cek Bocoran Kode Redeem ML Terbaru 5 Desember 2023!

1

Jangan Kaget Segini Harga Koin Pi Network di China, Auto Sultan

Have an existing account? Sign In
Follow US
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kerjasama
  • Pedoman
  • Privacy Policy
Copyright © 2023 JurnalFaktual. All Rights Reserved
News Opinion

Perang Dingin ‘di Tubuh NU’ Menjelang Pilpres 2024

Rasyiqi
Last updated: 2023/10/06 at 7:14 PM
By Rasyiqi
Share
10 Min Read
SHARE

jfid – Sebuah pernyataan yang seharusnya menjadi nasihat bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang baik, ternyata menjadi bumerang bagi Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Pada akhir September 2023, Gus Yaqut – sapaan akrabnya – mengajak masyarakat untuk tidak memilih pemimpin yang hanya pandai berbicara dan bermulut manis, serta yang memakai agama untuk kepentingan politik.

Pernyataan itu menuai reaksi keras dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), partai politik yang juga berasal dari ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU). PKB menilai pernyataan Gus Yaqut menimbulkan spekulasi dan bingung di masyarakat. PKB juga berencana memberikan sanksi kepada Gus Yaqut sebagai kader partai.

Namun, Gus Yaqut tidak tinggal diam. Ia membela diri dengan mengatakan bahwa pernyataannya tidak ada yang salah dan tidak bermaksud menyerang siapa pun. Ia juga mengaku tidak takut dengan ancaman sanksi dari PKB. Bahkan, ia sempat menyindir Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai buzzer, yaitu orang yang dibayar untuk menyebarkan opini tertentu di media sosial.

Cak Imin pun tidak mau kalah. Ia merespons sindiran Gus Yaqut dengan mengatakan bahwa ia tidak perlu menanggapi pernyataan yang tidak punya substansi. Ia juga mengejek Gus Yaqut sebagai orang yang suka berkelakar tapi tidak lucu. Ia bahkan menuding Gus Yaqut sebagai orang yang mengaku-ngaku sebagai kader NU, padahal tidak pernah aktif di organisasi tersebut.

- Advertisement -

Perseteruan antara Cak Imin dan Gus Yaqut ini bukanlah hal baru. Keduanya sudah lama dikenal sebagai dua kubu yang berbeda dalam tubuh NU. Cak Imin adalah keturunan dari pendiri NU KH Bisri Syansuri, sedangkan Gus Yaqut adalah adik dari Sekretaris Jenderal PBNU KH Yahya Cholil Staquf. Kedua keluarga ini memiliki sejarah panjang persaingan politik di NU, terutama terkait dengan hubungan mereka dengan mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Baca Juga

Ilustrasi debat pasangan capres cawapres Pilpres 2024 (foto: Denny Putra/detik.com)
Ribut-Ribut Debat Capres-Cawapres 2024
Pose Amin Di Surat Suara Kpu Jadi Sorotan 
Skenario Debat Capres Cawapres Pilpres 2024
Data Kpu Bocor: Ancaman Serius Bagi Privasi Warga Indonesia
KPU Tetapkan Tema dan Jadwal Debat Capres-Cawapres, Ini Alasan Perubahan Formatnya
Format Baru Debat Pilpres 2024, Lebih Dinamis atau Monoton
Kampanye Perdana Pilpres 2024, Anies Muhaimin Pilih Jawa, Ganjar Mahfud Pilih Papua Aceh, Prabowo Gibran Pilih Diam
Kampanye Perdana Pilpres 2024, Anies-Muhaimin Pilih Jawa, Ganjar-Mahfud Pilih Papua-Aceh, Prabowo-Gibran Pilih Diam
Ijtima Ulama ‘jatuh Hati’ Sama Anies Dan Cak Imin?
Ijtima Ulama ‘Jatuh Hati’ Sama Anies dan Cak Imin?

Cak Imin dikenal sebagai salah satu tokoh yang berseberangan dengan Gus Dur saat ia masih menjadi Ketua Umum PBNU pada tahun 1999-2000. Cak Imin bersama beberapa tokoh lainnya melakukan mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Gus Dur karena dianggap tidak transparan dan otoriter. Akibatnya, Cak Imin dikeluarkan dari kepengurusan PBNU oleh Gus Dur.

Sementara itu, Gus Yaqut adalah salah satu tokoh yang setia kepada Gus Dur dan keluarganya. Ia pernah menjadi ajudan pribadi Gus Dur saat ia menjadi Presiden RI pada tahun 1999-2001. Ia juga menjadi pengurus GP Ansor, sayap pemuda NU yang dipimpin oleh putra sulung Gus Dur, Alissa Wahid. Saat ini, ia menjadi Menteri Agama atas usulan kakaknya, Yahya Cholil Staquf, yang merupakan Sekjen PBNU sekaligus penasihat Presiden Joko Widodo.

Perseteruan antara Cak Imin dan Gus Yaqut semakin memanas menjelang Pemilu 2024. Cak Imin telah menyatakan diri sebagai calon wakil presiden mendampingi Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta yang dipersepsikan sebagai sosok yang berseberangan dengan NU. Sedangkan Gus Yaqut diduga mendukung calon lain yang lebih sesuai dengan visi dan misi NU.

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, mengatakan bahwa perseteruan ini merupakan titik kulminasi dari hubungan tidak harmonis antara dua kubu NU. Ia menilai bahwa Gus Yaqut kerap mengeluarkan pernyataan yang bernada bercanda tapi sangat mengandung unsur politik yang dikaitkan dengan kritiknya kepada kubu Anies-Muhaimin.

- Advertisement -

“Ketegangan PKB dan Gus Menteri ini titik kulminasi dari hubungan tak harmonis dari kubu yang berbeda,” kata Adi kepada BBC News Indonesia.

Adi menambahkan bahwa perseteruan ini akan berdampak pada pemilih NU di akar rumput. Ia mengatakan bahwa pemilih NU akan terpecah antara yang mendukung Cak Imin dan yang mendukung Gus Yaqut. Ia juga mengatakan bahwa perseteruan ini akan merugikan PKB sebagai partai politik yang mengusung Cak Imin.

“PKB akan kehilangan suara dari pemilih NU yang lebih loyal kepada PBNU dan Gus Dur. PKB juga akan kehilangan suara dari pemilih NU yang tidak suka dengan Anies Baswedan,” kata Adi.

- Advertisement -

Peneliti dari Indikator Politik Indonesia, Adam Kamil, juga mengatakan bahwa perseteruan ini akan memecah suara NU pada Pilpres 2024. Ia mengatakan bahwa langkah Anies meminang Cak Imin bertujuan untuk menggaet suara NU yang kantong suaranya terbesar ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Namun, survei terbaru Indikator Politik Indonesia menunjukkan bahwa langkah itu ternyata belum berdampak pada elektabilitas Anies di Jawa Timur yang lebih rendah dibandingkan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Adam juga mengatakan bahwa besarnya basis massa NU membuat tokoh-tokohnya dilirik oleh kubu Ganjar dan kubu Prabowo. Pada titik ini, Adam mengatakan sikap politik para tokoh dan kyai NU akan memengaruhi pilihan pemilihnya di akar rumput.

“NU adalah ormas Islam terbesar di Indonesia dengan jutaan anggota dan simpatisan. NU juga memiliki banyak tokoh dan kyai yang berpengaruh di masyarakat. Oleh karena itu, sikap politik mereka akan sangat menentukan arah dukungan pemilih NU pada Pilpres 2024,” kata Adam.

Perseteruan antara Cak Imin dan Gus Yaqut ini menunjukkan betapa kompleksnya dinamika politik di tubuh NU. Dua kubu yang berbeda ini memiliki visi, misi, dan strategi yang berbeda pula dalam memajukan NU dan Islam di Indonesia. Namun, di balik perseteruan ini, ada juga harapan agar kedua kubu dapat bersatu demi kepentingan bersama.

Salah satu harapan itu datang dari Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj. Ia mengatakan bahwa ia tidak ingin ada perpecahan di tubuh NU karena perseteruan politik. Ia juga mengatakan bahwa ia tidak ingin ada intervensi dari pihak luar terhadap NU. Ia berharap agar semua pihak dapat menjaga persatuan dan kesatuan NU sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia.

“NU itu bukan milik siapa-siapa. NU itu milik Allah SWT. Jadi jangan ada yang merasa punya hak untuk mengintervensi NU. Jangan ada yang merasa punya hak untuk memecah belah NU. Jangan ada yang merasa punya hak untuk menentukan sikap politik NU,” kata Said Aqil dalam sebuah video yang diunggah di akun Instagram resminya pada 3 Oktober 2023.

Said Aqil juga mengajak semua pihak untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan pendapat dalam NU. Ia mengatakan bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dan sehat dalam sebuah organisasi besar seperti NU. Ia juga mengatakan bahwa perbedaan pendapat tidak boleh menjadi alasan untuk saling bermusuhan dan bercerai berai.

“NU itu besar karena perbedaan pendapat. NU itu kuat karena perbedaan pendapat. NU itu maju karena perbedaan pendapat. Tapi perbedaan pendapat itu harus dilandasi oleh rasa saling cinta dan persaudaraan. Jangan sampai perbedaan pendapat itu menjadi alasan untuk saling mencaci, saling menghina, saling menuduh, apalagi saling mengkafirkan,” kata Said Aqil.

Said Aqil juga menegaskan bahwa NU tidak akan memihak kepada salah satu calon presiden pada Pilpres 2024. Ia mengatakan bahwa NU akan tetap netral dan independen dalam menyikapi dinamika politik di Indonesia. Ia juga mengatakan bahwa NU akan menghormati hak setiap warga negara untuk memilih pemimpin sesuai dengan hati nuraninya.

“NU tidak akan mendukung siapa pun calon presiden. NU tidak akan terlibat dalam politik praktis. NU tidak akan menjadi alat bagi kepentingan politik siapa pun. NU hanya akan memberikan panduan dan arahan kepada masyarakat untuk memilih pemimpin yang amanah, adil, dan berpihak kepada rakyat,” kata Said Aqil.

Said Aqil berharap agar perseteruan antara Cak Imin dan Gus Yaqut dapat segera diselesaikan dengan cara yang baik dan elegan. Ia juga berharap agar kedua kubu dapat bersikap dewasa dan bijaksana dalam menyampaikan pendapatnya. Ia juga berharap agar kedua kubu dapat kembali bersatu dan bahu-membahu dalam menjaga keutuhan dan kemajuan NU.

“NU itu rumah kita bersama. NU itu keluarga kita bersama. NU itu warisan kita bersama. Jangan sampai kita merusak rumah kita sendiri. Jangan sampai kita memecah belah keluarga kita sendiri. Jangan sampai kita menyia-nyiakan warisan kita sendiri,” kata Said Aqil.

Perseteruan ini menunjukkan betapa pentingnya peran NU dalam peta politik Indonesia. Perseteruan ini juga menunjukkan betapa beragamnya pandangan dan sikap politik di tubuh NU. Perseteruan ini juga menunjukkan betapa besar tantangan dan harapan yang dihadapi oleh NU sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia.

*Ikuti jfid di Google News disini.
*
Kami sangat mungkin salah, Jika mendapatkan data atau informasi yang keliru atau salah, langsung komen saja. Kami akan update segera!
*
Punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

TAGGED: Gus Yaqut, Nahdatul Ulama, NU, Pilpres 2024, PKB
Rasyiqi 06/10/2023 06/10/2023
Share This Article
Facebook Twitter Pinterest Whatsapp Whatsapp LinkedIn Telegram Copy Link Print
Apa Reaksimu?
Love0
Sad0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Dead0
Wink0
Previous Article Jangan Golput! Ini Alasan Mengapa Generasi Muda Harus Berpartisipasi dalam Pemilu 2024!
Next Article Kejagung Geledah Kemendag, Zulhas: Saya Dukung Penuh. Apa Maksudnya?
Leave a comment Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Anda juga akan membaca..

Ilustrasi debat pasangan capres cawapres Pilpres 2024 (foto: Denny Putra/detik.com)
Headline

Ribut-Ribut Debat Capres-Cawapres 2024

3 hari lalu
Pose Amin Di Surat Suara Kpu Jadi Sorotan 
News Opinion

Skenario Debat Capres Cawapres Pilpres 2024

3 hari lalu
Data Kpu Bocor: Ancaman Serius Bagi Privasi Warga Indonesia
Nasional

KPU Tetapkan Tema dan Jadwal Debat Capres-Cawapres, Ini Alasan Perubahan Formatnya

3 hari lalu
Nasional

Format Baru Debat Pilpres 2024, Lebih Dinamis atau Monoton

3 hari lalu
Kampanye Perdana Pilpres 2024, Anies Muhaimin Pilih Jawa, Ganjar Mahfud Pilih Papua Aceh, Prabowo Gibran Pilih Diam
News Opinion

Kampanye Perdana Pilpres 2024, Anies-Muhaimin Pilih Jawa, Ganjar-Mahfud Pilih Papua-Aceh, Prabowo-Gibran Pilih Diam

1 minggu lalu
Ijtima Ulama ‘jatuh Hati’ Sama Anies Dan Cak Imin?
Nasional

Ijtima Ulama ‘Jatuh Hati’ Sama Anies dan Cak Imin?

2 minggu lalu
Bobby Nasution Dukung Prabowo Gibran, Auto Ditendang Pdip Dan Disambut Golkar
News Opinion

Bobby Nasution Dukung Prabowo-Gibran, Auto Ditendang PDIP dan Disambut Golkar

4 minggu lalu
Jokowi Sebut Pilpres 2024 Seperti Drakor Dan Sinetron
Internasional

Jokowi Sebut Pilpres 2024 Seperti Drakor dan Sinetron

4 minggu lalu
Show More
Jurnal FaktualJurnal Faktual
Follow US
Copyright © 2023 jfid. All Rights Reserved
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kerjasama
  • Pedoman
  • Privacy Policy
adbanner
AdBlock Terdeteksi
Situs kami adalah situs yang didukung iklan. Kami paham anda tak suka iklan, tapi inilah caranya agar anda bisa menikmati layanan gratis.
Okay, I'll Whitelist
Welcome Back!

Sign in to your account

Register Lost your password?