Jfid – Tedak siten adalah salah satu tradisi Jawa yang penuh makna dan sarat dengan nilai-nilai kebudayaan.
Tradisi ini menjadi momen istimewa bagi keluarga Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah dalam merayakan tedak siten putri mereka, Azura.
Dalam artikel ini, kita akan membahas makna di balik tradisi tedak siten, bagaimana keluarga selebriti ini merayakannya, serta mengapa tradisi ini penting untuk dilestarikan.
Makna Tedak Siten
Tedak siten, atau upacara turun tanah, adalah salah satu tradisi Jawa yang biasanya dilakukan ketika seorang anak menginjak usia tujuh atau delapan bulan.
Upacara ini melambangkan pertama kalinya anak menginjakkan kaki di tanah, sebagai simbol perkenalan anak dengan bumi dan dunia luar.
Prosesi ini mencakup berbagai ritual yang bertujuan untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi sang anak.
Prosesi Tedak Siten Azura
Keluarga Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah menggelar upacara tedak siten untuk putri mereka, Azura, dengan penuh kegembiraan dan khidmat.
Dalam upacara tersebut, Azura mengenakan pakaian adat Jawa lengkap dengan hiasan kepala yang indah.
Prosesi dimulai dengan ritual menapak di atas tujuh jenis beras berwarna yang melambangkan berbagai rintangan dan harapan dalam hidup.
Kemudian, Azura dibimbing untuk berjalan di atas tanah dan menginjak telur sebagai simbol harapan agar ia tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan tangguh.
Pentingnya Melestarikan Tradisi Tedak Siten
Melestarikan tradisi tedak siten bukan hanya tentang mempertahankan warisan budaya, tetapi juga tentang mengajarkan nilai-nilai kehidupan kepada generasi muda.
Tradisi ini mengajarkan rasa hormat terhadap leluhur, lingkungan, dan pentingnya menjaga hubungan dengan sesama.
Selain itu, melestarikan tradisi ini juga berarti menjaga identitas budaya di tengah arus modernisasi yang semakin kuat.
Data dan Statistik
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Jawa yang masih mempraktikkan tradisi tedak siten mencapai 30% dari total populasi Jawa.
Meskipun demikian, minat generasi muda terhadap tradisi ini semakin menurun akibat pengaruh globalisasi.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mengedukasi dan mendorong masyarakat dalam melestarikan tradisi-tradisi yang sarat makna seperti tedak siten.
Kesimpulan
Perayaan tedak siten Azura putri Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah adalah contoh bagaimana tradisi kuno masih bisa dijalankan dengan penuh kegembiraan di era modern.
Dengan memahami dan melestarikan tradisi ini, kita tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga menanamkan nilai-nilai penting dalam kehidupan anak-anak kita.