Profil Yusuf Martak, Dari Lapindo ke Ijtima Ulama

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
4 Min Read
Profil Yusuf Martak, Dari Lapindo Ke Ijtima Ulama
Profil Yusuf Martak, Dari Lapindo Ke Ijtima Ulama
- Advertisement -

jfid – Dia adalah sosok yang berada di balik suksesnya Anies-Sandi di Pilkada DKI 2017.

Dia juga adalah penggagas Ijtima Ulama yang mengusung Prabowo-Sandi di Pilpres 2019. Dia adalah Yusuf Muhammad Martak, ketua GNPF Ulama yang kini menjadi komando Rizieq Shihab di DKI.

Latar Belakang Bisnis dan Politik

Yusuf Martak lahir di Jakarta pada 1968. Dia menempuh pendidikan di Universitas Trisakti dan lulus sebagai sarjana ekonomi.

Dia kemudian terjun ke dunia bisnis, khususnya di bidang energi. Dia pernah menjabat sebagai Vice President PT Energi Mega Persada, pemilik saham terbesar PT Lapindo Brantas, perusahaan yang bertanggung jawab atas bencana lumpur Sidoarjo pada 2006. Yusuf Martak juga aktif di politik.

Dia pernah menjadi anggota DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN) periode 2009-2014. Dia juga pernah menjadi ketua DPP PAN bidang pemberdayaan masyarakat.

Gerakan 212 dan Pilkada DKI

Yusuf Martak mulai dikenal publik ketika dia terlibat dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) yang menentang Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang dianggap menistakan agama.

Yusuf Martak menjadi salah satu penggerak aksi 212 yang berlangsung pada 2 Desember 2016 dan mengumpulkan jutaan massa di Monas.

Dia juga menjadi salah satu pendukung pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang berhasil mengalahkan Ahok di Pilkada DKI 2017. Pada Oktober 2017, GNPF MUI berganti nama menjadi GNPF Ulama dan Yusuf Martak menjadi ketuanya.

Ijtima Ulama dan Pilpres 2019

Setelah Pilkada DKI, Yusuf Martak dan GNPF Ulama mengalihkan perhatian ke Pilpres 2019. Mereka menggelar Ijtima Ulama, yaitu pertemuan para ulama dan tokoh nasional untuk menentukan calon presiden dan wakil presiden yang sesuai dengan aspirasi umat Islam.

Ijtima Ulama pertama digelar pada Juli 2018 dan menghasilkan rekomendasi untuk Prabowo Subianto sebagai capres dan Salim Segaf Al-Jufri sebagai cawapres.

Namun, rekomendasi ini tidak diindahkan oleh Prabowo yang memilih Sandiaga Uno sebagai cawapresnya.

Ijtima Ulama kedua digelar pada September 2018 dan menghasilkan Pakta Integritas yang ditandatangani oleh Prabowo-Sandi sebagai syarat dukungan dari GNPF Ulama.

Salah satu poin Pakta Integritas adalah menjamin kepulangan dan rehabilitasi Habib Rizieq Shihab, imam besar Front Pembela Islam (FPI) yang menjadi buronan polisi di Arab Saudi.

Ijtima Ulama ketiga digelar pada Mei 2019, setelah hasil penghitungan suara KPU menunjukkan kemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin.

Dalam pertemuan ini, GNPF Ulama menuntut KPU dan Bawaslu untuk mendiskualifikasi paslon 01 karena diduga melakukan kecurangan dan pelanggaran.

Mereka juga mendeklarasikan Prabowo-Sandi sebagai presiden dan wakil presiden terpilih versi mereka.

Komando Rizieq di DKI

Pada November 2020, Habib Rizieq Shihab akhirnya kembali ke Indonesia setelah tiga tahun mengasingkan diri di Arab Saudi.

Kepulangannya disambut meriah oleh ribuan pendukungnya, termasuk Yusuf Martak dan GNPF Ulama.

Yusuf Martak kemudian menjadi salah satu komando Rizieq di DKI Jakarta, bersama dengan Anies Baswedan, Ahmad Dhani, dan Eggi Sudjana.

Mereka bertugas untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang melibatkan Rizieq, seperti reuni 212, pernikahan putrinya, dan tablig akbar.

Namun, kegiatan-kegiatan ini menimbulkan kerumunan massa yang melanggar protokol kesehatan di tengah pandemi COVID-19.

Akibatnya, Yusuf Martak dan komando lainnya harus berurusan dengan hukum. Yusuf Martak ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya atas dugaan pelanggaran UU Kekarantinaan Kesehatan dan UU Kesehatan.

- Advertisement -
Share This Article