jfid – Ismail Haniyeh adalah seorang tokoh politik Palestina yang dikenal sebagai pemimpin senior dari organisasi militan Hamas.
Berikut adalah profil lengkapnya, termasuk latar belakang, pendidikan, karier politik, aktivitas politik, kematian, dampak pembunuhan, hubungan dengan Iran, kematian keluarga, dan peran dalam Hamas.
Latar Belakang dan Pendidikan
Ismail Haniyeh lahir pada 29 Januari 1963 di kamp pengungsi Al-Shati di Jalur Gaza yang diduduki Mesir. Ia tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan konflik dan ketidakpastian, yang kemudian mempengaruhi visi dan misinya dalam perjuangan Palestina.
Haniyeh menerima pendidikan sarjana di bidang Sastra Arab dari Universitas Islam Gaza pada tahun 1987. Pendidikan ini memberinya dasar yang kuat dalam bahasa Arab dan sejarah, yang kemudian digunakan dalam peranannya sebagai pemimpin politik.
Karier Politik
Pemimpin Hamas
Haniyeh menjadi salah satu pemimpin senior Hamas, berkedudukan di Qatar sejak tahun 2017.
Ia juga pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Otoritas Nasional Palestina dari tahun 2006 hingga 2014, meskipun hanya memerintah Jalur Gaza setelah konflik dengan Fatah pada tahun 2007.
Jabatan ini menunjukkan peran pentingnya dalam strategi dan kebijakan organisasi.
Kepala Biro Politik Hamas
Pada tahun 2017, Haniyeh menggantikan Khaled Mashal sebagai Kepala Biro Politik Hamas. Jabatan ini menunjukkan kepercayaan dan kekuatan yang dimiliki oleh Haniyeh dalam strategi dan kebijakan organisasi.
Sebagai Kepala Biro Politik, Haniyeh berperan dalam mengarahkan kebijakan internasional dan domestik Hamas, serta memimpin delegasi Hamas dalam negosiasi damai dengan Israel.
Aktivitas Politik
Pemilihan Umum Legislatif Palestina 2006
Haniyeh menjadi kepala kandidat Hamas yang memenangkan pemilihan umum legislatif Palestina pada tahun 2006. Kemenangan ini membuka jalan bagi Hamas untuk berperan lebih besar dalam politik Palestina.
Dalam pemilihan tersebut, Hamas berhasil memenangkan mayoritas kursi di Majelis Legislatif Palestina, yang kemudian memungkinkan mereka untuk membentuk pemerintahan.
Negosiasi Damai
Haniyeh berperan sebagai negosiator utama dalam negosiasi damai antara Hamas dan Israel. Ia berusaha untuk mencapai perdamaian yang stabil di wilayah tersebut melalui diplomasi dan dialog.
Meskipun perjuangan politik yang berat, Haniyeh tetap optimis tentang kemungkinan mencapai perdamaian yang adil bagi kedua belah pihak.
Kematian
Pada tanggal 31 Juli 2024, Ismail Haniyeh dibunuh di Teheran, Iran. Upacara pemakamannya dimulai di Teheran dengan shalat jenazah dan doa dipimpin oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Ia akan dimakamkan di Doha, Qatar. Pembunuhan ini menimbulkan reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk masyarakat internasional yang berusaha untuk menjaga perdamaian di wilayah tersebut.
Dampak Pembunuhan
Pembunuhan Haniyeh dianggap akan memupuskan negosiasi damai dalam perang Gaza dan meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.
Kematian ini menambahkan kesedihan dan kekecewaan atas kehilangan seorang pemimpin yang berdedikasi tinggi dalam perjuangan Palestina.
Reaksi internasional terhadap pembunuhan ini menunjukkan kekhawatiran tentang dampaknya pada situasi politik dan keamanan di wilayah tersebut.
Hubungan dengan Iran
Iran memberikan bantuan keuangan, senjata, dan pelatihan kepada Hamas.
Hubungan ini sangat penting bagi Hamas dalam mempertahankan kekuatan militernya dan melanjutkan perjuangan politik mereka.
Bantuan dari Iran membantu Hamas dalam menghadapi tantangan dari Israel dan masyarakat internasional.
Kematian Keluarga
Tiga putra Haniyeh, Hazem, Amir, dan Mohammad, dibunuh dalam serangan udara Israel pada April 2024.
Kematian keluarga ini menambahkan kesedihan dan kekecewaan atas kehilangan seorang pemimpin yang berdedikasi tinggi dalam perjuangan Palestina.
Reaksi internasional terhadap kematian keluarga ini menunjukkan kekhawatiran tentang dampaknya pada situasi politik dan keamanan di wilayah tersebut.
Peran dalam Hamas
Haniyeh menggantikan Yahya Sinwar sebagai Kepala Hamas di Jalur Gaza pada tahun 2014. Ia juga menggantikan Khaled Meshaal sebagai Kepala Biro Politik Hamas pada tahun 2017.
Peran ini menunjukkan kepercayaan dan kekuatan yang dimiliki oleh Haniyeh dalam strategi dan kebijakan organisasi.
Sebagai Kepala Biro Politik, Haniyeh berperan dalam mengarahkan kebijakan internasional dan domestik Hamas serta memimpin delegasi Hamas dalam negosiasi damai dengan Israel.
Haniyeh dikenal sebagai pemimpin Hamas yang lebih moderat dan dekat dengan pemimpin spiritual Hamas, Sheikh Ahmad Yassin. Ia memainkan peran penting dalam negosiasi damai dan perang di wilayah Palestina.
Kematian Haniyeh akan meninggalkan kesunyian yang besar dalam perjuangan politik Palestina dan akan diingat sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah konflik di wilayah tersebut.