jfid – Upin & Ipin, dua karakter kartun yang menjadi fenomena di Malaysia dan Indonesia, kembali menjadi sorotan usai disebut sebagai “propaganda” oleh seorang pejabat di Indonesia.
Kartun yang mengisahkan petualangan duo saudara kembar ini berhasil menyentuh hati penonton dengan cerita-cerita ringan dan menggemaskan.
Meskipun tujuan utamanya adalah menghibur anak-anak, pernyataan kontroversial tentang “propaganda positif” yang dilontarkan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Agung Suprio, telah memicu berbagai tanggapan dari publik.
Pihak produksi Upin & Ipin dengan tegas membantah tudingan tersebut, menegaskan bahwa kartun ini hanyalah hiburan semata tanpa mengandung pesan politik atau ideologi.
Dosen Hubungan Internasional, Dudy Heryadi, menambahkan pandangan bahwa Upin & Ipin seharusnya diapresiasi sebagai bagian dari industri kreatif Malaysia yang berhasil menembus pasar internasional dengan cara yang positif.
Meskipun kontroversi tentang statusnya sebagai propaganda terus berlanjut, tidak dapat dipungkiri bahwa Upin & Ipin telah berhasil menghadirkan hiburan yang menyatukan kedua negara tetangga, mengajarkan bahwa kesenangan tidak mengenal batas geografis.