Jfid – Dalam suasana senja yang mendung, Chandrika Chika duduk sendirian di tepi pantai.
Air laut berkejaran dengan pasir, menciptakan harmoni yang seolah menggambarkan perasaannya.
Ia menatap cakrawala, mata berkaca-kaca.
Chandrika, seorang wanita berusia 28 tahun, telah mengalami banyak hal dalam hidupnya.
Namun, ada satu momen yang tak pernah bisa ia lupakan: ketika ia tidak bisa menjaga diri dan akhirnya menangis.
Kisahnya dimulai dua tahun lalu, ketika ia masih bekerja sebagai guru di sebuah sekolah dasar.
Ia adalah sosok yang penuh semangat, selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi murid-muridnya.
Namun, pada suatu hari, kejadian tragis mengubah segalanya.
Seorang muridnya, Rama, mengalami kecelakaan saat bermain di luar sekolah.
Chandrika merasa bersalah karena tidak mengawasi anak-anak dengan baik.
Rama mengalami luka serius dan harus dirawat di rumah sakit.
Chandrika menangis di kamar mandi, merasa bahwa ia telah gagal menjaga anak-anaknya.
Sejak saat itu, Chandrika merasa terbebani oleh rasa bersalah.
Ia tidak bisa tidur nyenyak, dan setiap kali melihat wajah Rama, ia merasa seperti ada sesuatu yang mengganjal di dadanya.
Ia berusaha untuk lebih berhati-hati, tetapi ketakutan dan kecemasan selalu menghantuinya.
Pada suatu malam, Chandrika duduk di tepi pantai, memandangi ombak yang datang dan pergi.
Ia merenung tentang arti kehidupan dan bagaimana ia bisa lebih baik lagi.
Air mata mengalir di pipinya, dan ia merasa lega.Menangis adalah cara Chandrika melepaskan beban perasaannya.
Namun, bukan hanya rasa bersalah yang membuatnya menangis.Ia juga menyesal karena tidak bisa menjaga diri.
Ia merasa telah kehilangan kendali atas hidupnya sendiri.Ia ingin menjadi sosok yang lebih kuat, yang bisa melindungi orang-orang yang dicintainya.
Menurut penelitian, 85% orang dewasa merasa menyesal setidaknya sekali dalam hidup mereka, terutama karena kesalahan atau kegagalan dalam menjaga diri atau orang lain.
Hal ini menunjukkan betapa umum perasaan seperti yang dialami Chandrika.
Chandrika berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan belajar dari kesalahannya.
Ia akan menjadi lebih bijaksana, lebih berhati-hati, dan lebih peka terhadap orang-orang di sekitarnya.Ia tidak ingin lagi menangis karena merasa gagal.
Kini, setiap kali matahari terbenam, Chandrika duduk di tepi pantai.Ia merenung, membiarkan air mata mengalir.
Namun, kali ini, ia tidak lagi merasa sendirian.Ia tahu bahwa ada banyak orang di luar sana yang juga pernah menangis dan menyesal.
Dan mungkin, dengan berbagi cerita, mereka bisa saling menguatkan.
Penelitian juga menunjukkan bahwa berbagi cerita dan pengalaman pribadi dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional.
Ini memberikan harapan bahwa Chandrika dan orang-orang seperti dirinya bisa menemukan kekuatan dalam kebersamaan.