Legislator Ini Sarankan Gedung BPWS Dijadikan RS Darurat Tangani Covid 19

Rasyiqi By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
3 Min Read
Terlihat: Mathur, Mahfud dan Anggota DPRD Jatim lainnya meninjau tempat karantina pasien Covid 19 di gedung BPWS, area Suramadu sisi Madura (Foto/Istimewa)
- Advertisement -

Jf.ID- Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur asal Daerah Pilihan (Dapil) Madura, Mathur Khusairi, Mahfud dan Aziz meninjau tempat karantina pasien Covid 19 di area BPWS, kawasan Suramadu sisi Madura.

Dalam kesempatan itu para Legislator Jatim itu ingin memastikan langsung kondisi tempat karantina, karena sebelumnya sempat menerima keluhan dari pasien terkait kondisi tempat karantina.

Salah satu anggota DPRD Jatim, Mathur Khusairi menuturkan, pada hari ini, Senin 21 Juni 2021, ada tambahan 21 orang pasien dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG) yang masuk tempat karantina BPWS.

Sementara itu, penghuni karantina di BPWS sudah mencapai 351 orang, dengan kapasitas bed 360. Mathur mengajukan usul agar gedung BPWS itu dijadikan rumah sakit (RS) darurat mengingat pasien Covid 19 dengan gejala berat terus bertambah, sedangkan RSUD Bangkalan penuh.

Ad image

“Harapan saya gedung BPWS ini selain untuk karantina juga bisa buat RS lapangan (darurat) karena pasien covid dengan gejala berat bertambah dan Kapasitas RSUD Bangkalan full,” ujar dia kepada Jurnalfaktual.id. Senin, 21 Juni 2021.

Selain itu, Mathur juga menyinggung soal penanganan Covid di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Kata dia, pasien yang sejak akhir Mei dinyatakan positif dengan gejala ringan atau berat, serta OTG, harus di treaching sesuai alamat di KTP.

“Lakukan swab atau pendampingan (edukasi isoman) bagi yg OTG. Berdasarkan data ini ada di PKM dan RSUD dibawah naungan Dinkes. Bisa dilakukan PPKM Mikro dan diperketat berbasis dusun/kampung atau Desa. Kebutuhan sembako ditanggung pemerintah selama isoman,” kata dia.

Terkait hasil swab di sisi madura dan Surabaya per hari ini, Jumat 21 Juni yang jumlahnya mencapai 530 ini, Mathur mengatakan sudah ditangani di gedung BPWS meski ada video protes dari warga karantina yang sempat viral.

“Mereka jug perlu ditreaching keluarganya sesuai alamat di KTP. Perlakukan sama dengan poin 1 (kasus Mei),” tegasnya.

Mathur mengatakan naiknya angka pasien positif dengan gejala berat di Bangkalan dan 3 kabupaten lainnya di Madura, lanjut dia, wajib diantisipasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Antisipasi itu kata dia, bisa dengan cara menyiapkan RS Darurat di BPWS.

“Malam jumat lalu 3 pasien dari bangkalan ditolak di semua RSU di Surabaya, akhirnya jam 3 dinihari balik lagi ke rumah nya di bangkalan, padahal pasien gejala berat, susah bernapas. Pendirian RS Lapangan mutlak didirikan di area akses suramadu, ini bisa menampung pasien dari bangkalan dan madura umumnya termasuk kab lain di jatim yg RSUnya juga penuh,” tutupnya.

Penulis: Syahril

- Advertisement -
Share This Article