Kampanye Trump Dituduh Menjadi Target Peretasan Iran

ZAJ By ZAJ - SEO Expert | AI Enthusiast
3 Min Read
Trump Menciptakan Optimisme Ekonomi dalam Debat Presiden Pertama (Ilustrasi)
Kampanye Trump Dituduh Menjadi Target Peretasan Iran (Ilustrasi)

jfid – Dalam perkembangan terbaru menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat 2024, kampanye Donald Trump diduga menjadi target peretasan oleh kelompok yang dikaitkan dengan Iran.

Insiden ini menambah daftar panjang ketegangan geopolitik dan ancaman siber yang dihadapi oleh negara tersebut.

Upaya Peretasan Terhadap Kampanye Trump

Peretas yang diduga berasal dari Iran berhasil mengakses akun email pribadi Roger Stone, seorang tokoh penting di kalangan Republik dan pendukung setia Trump.

Melalui akses ini, mereka mencoba membobol akun pejabat senior dalam kampanye Trump sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk menyusup ke jaringan kampanye.

Ad image

Microsoft mengidentifikasi adanya serangan phishing yang menargetkan “seorang pejabat tinggi pada kampanye presiden,” yang diyakini bagian dari serangkaian upaya peretasan.

Respons dari Kampanye dan Pihak Berwenang

Setelah deteksi insiden ini pada bulan Juni 2024, kampanye Trump, FBI, dan Microsoft bergerak cepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Microsoft melaporkan bahwa empat kelompok peretas yang terhubung dengan Iran menggunakan teknik dan prosedur berbeda untuk mempengaruhi opini publik dan menyerang kampanye-kampanye tertentu.

Kampanye Trump mengakui adanya pelanggaran keamanan ini setelah sejumlah dokumen internal bocor ke media. Dokumen tersebut termasuk file penelitian tentang calon wakil presiden JD Vance, yang dikonfirmasi keasliannya oleh beberapa sumber.

Penyelidikan dan Tanggapan Resmi

FBI telah membuka penyelidikan atas dugaan peretasan ini, namun hingga saat ini belum memberikan pernyataan resmi.

Iran sendiri membantah tuduhan terlibat dalam peretasan ini, meskipun teknik yang digunakan sesuai dengan yang terkait dengan peretas asal Iran sebelumnya.

Aktivitas Terkait dan Dampaknya

Selain peretasan langsung, terdapat indikasi bahwa Iran terlibat dalam upaya mempengaruhi pemilih AS melalui kampanye media sosial.

Aktivitas ini meliputi pembuatan situs berita palsu yang menargetkan pemilih dari berbagai spektrum politik, bertujuan untuk menciptakan ketidakpercayaan dan kekacauan menjelang pemilihan.

Peretasan ini menambah ketegangan di tengah situasi politik yang sudah panas menjelang pemilihan presiden. Pejabat intelijen AS telah memperingatkan bahwa Iran berusaha mempengaruhi hasil pemilihan dengan cara yang lebih agresif dibandingkan Rusia.

Kesimpulan

Ancaman keamanan siber ini menyoroti pentingnya pengawasan dan respons cepat terhadap ancaman asing dalam konteks politik domestik Amerika Serikat.

Dengan pemilihan presiden yang semakin dekat, langkah-langkah untuk menjaga integritas proses demokrasi menjadi semakin krusial. Kampanye Trump dan otoritas AS akan terus bekerja sama untuk memitigasi risiko yang dihadapi.

Share This Article