jfid – Di tengah-tengah reruntuhan dan darah yang membanjiri Jalur Gaza, sekelompok anak-anak yang mencoba mencari kebahagiaan.
Mereka berlarian, tertawa, dan bersenda gurau di sebuah lahan tanah yang sudah digali cukup dalam dan panjang. Namun, lahan itu bukanlah taman bermain biasa.
Lahan itu adalah kuburan massal yang dipersiapkan bagi para korban yang syahid akibat dibombardir oleh Israel.
Anak-anak Gaza ini tak peduli dengan bahaya yang mengancam nyawa mereka setiap saat. Mereka sudah terbiasa dengan suara ledakan dan sirine yang mengiringi serangan Israel yang tak pandang bulu.
Mereka sudah kehilangan banyak hal: rumah, sekolah, keluarga, teman, dan masa depan. Yang tersisa hanyalah kuburan ini, tempat mereka bermain sekaligus menantikan kematian.
Salah satu anak laki-laki yang tengah bermain di kuburan massal itu mengatakan, “Hanya tinggal kuburan ini yang kami miliki… kami akan bermain di dalamnya dan kami akan terkubur di dalamnya”.
Ucapannya itu menunjukkan betapa muramnya nasib anak-anak Gaza yang tak punya harapan lagi. Mereka hidup dalam ketakutan, kesedihan, dan kemiskinan yang tak berkesudahan.
Menurut laporan PBB, lebih dari 2.000 orang telah tewas akibat serangan Israel ke Gaza sejak 10 Mei 2023. Sebagian besar korban adalah warga sipil, termasuk 540 anak-anak.
Selain itu, lebih dari 72.000 orang telah kehilangan tempat tinggal mereka akibat hancurnya bangunan-bangunan oleh rudal-rudal Israel. Banyak anak-anak yang mengalami trauma psikologis dan fisik akibat perang ini.
Sementara itu, upaya perdamaian antara Israel dan Palestina masih belum menemui titik temu. Meskipun ada gencatan senjata sementara yang disepakati pada 21 Mei 2023, ketegangan masih terus berlangsung.
Israel masih melakukan blokade ekonomi dan militer terhadap Gaza, membatasi akses bantuan kemanusiaan dan pembangunan infrastruktur. Palestina masih memperjuangkan hak-hak mereka atas tanah dan kemerdekaan mereka dari penjajahan Israel.
Di tengah-tengah konflik yang tak kunjung usai ini, anak-anak Gaza tetap berusaha bertahan hidup dengan cara mereka sendiri. Mereka mencari hiburan di tempat-tempat yang tak terduga, seperti kuburan massal.
Mereka menunjukkan kekuatan, ketabahan, dan keceriaan mereka meskipun menghadapi situasi yang mengerikan. Mereka adalah generasi penerus Palestina yang tak akan menyerah dalam mempertahankan tanah air mereka.