Iran – Israel, Apakah Ketegangan ini Ujung dari Diplomasi Barat?

jailangkung By jailangkung
4 Min Read
Iran - Israel, Apakah Ketegangan ini Ujung dari Diplomasi Barat? (Ilustrasi)
Iran - Israel, Apakah Ketegangan ini Ujung dari Diplomasi Barat? (Ilustrasi)
- Advertisement -

jfid – Ketegangan antara Iran dan Israel mencapai titik didih baru dengan laporan yang menyebutkan rencana serangan Iran terhadap Israel pada hari peringatan Tisha B’Av.

Situasi ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai efektivitas diplomasi Barat dalam mengelola konflik yang semakin kompleks di Timur Tengah.

Latar Belakang Konflik

Hubungan antara Iran dan Israel telah lama diwarnai oleh permusuhan dan ketidakpercayaan.

Konflik ini diperparah oleh serangkaian insiden termasuk serangan udara, sabotase, dan aksi balas dendam antara kedua negara dan sekutu-sekutunya.

Ad image

Iran seringkali menggunakan kelompok proxy seperti Hezbollah di Lebanon dan Houthi di Yaman untuk melancarkan aksi terhadap kepentingan Israel.

Baru-baru ini, laporan dari berbagai sumber intelijen Barat menunjukkan bahwa Iran merencanakan serangan terhadap Israel pada tanggal 12 dan 13 Agustus 2024, bertepatan dengan Tisha B’Av.

Hari ini dikenal sebagai hari berkabung penting dalam sejarah Yahudi, memperingati kehancuran Kuil Pertama dan Kedua di Yerusalem.

Faktor Simbolis dan Strategis

Pilihan tanggal serangan yang bertepatan dengan Tisha B’Av dianggap sebagai langkah simbolis yang dimaksudkan untuk memberikan dampak psikologis yang mendalam terhadap masyarakat Israel.

Menurut sumber yang berbicara kepada Sky News Arabia, serangan ini juga akan menjadi respons terhadap pembunuhan Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas, yang terjadi di Teheran dan diduga melibatkan Israel.

Iran diperkirakan akan berkoordinasi dengan Hezbollah dalam melancarkan serangan ini. Kerjasama antara Iran dan Hezbollah bukanlah hal baru, mengingat dukungan militer dan finansial Iran terhadap kelompok tersebut selama bertahun-tahun.

Tantangan Diplomasi Barat

Di tengah memanasnya situasi, diplomasi Barat menghadapi tantangan serius. Kebijakan Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya di kawasan seringkali dianggap berpihak, mendukung Israel dalam berbagai konflik yang melibatkan Iran.

Sikap ini menimbulkan kritik dari berbagai pihak, yang menilai bahwa pendekatan tersebut dapat memperburuk konflik alih-alih menyelesaikannya.

Ryan Costello, Direktur Kebijakan di National Iranian American Council, menyebutkan bahwa kebijakan AS mungkin justru memperburuk konflik dengan memberikan dukungan tak bersyarat kepada Israel.

Sementara itu, Vali Nasr, profesor hubungan internasional, menyoroti bahwa meskipun AS ingin menghindari perang langsung dengan Iran, kebijakan mereka sering kali mendorong ketegangan regional.

Respon Internasional dan Dampak

Dengan semakin dekatnya tanggal yang diduga menjadi rencana serangan, Israel dan sekutunya meningkatkan kewaspadaan.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa negara siap menghadapi segala kemungkinan.

Sementara itu, masyarakat internasional menyerukan agar kedua belah pihak menahan diri dan mencari solusi diplomatik untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.

Namun, dengan situasi yang sudah sangat tegang, banyak yang meragukan kemampuan diplomasi internasional untuk benar-benar mengubah dinamika konflik ini.

Krisis ini menyoroti perlunya pendekatan baru yang lebih seimbang dan konstruktif untuk mencegah perang skala besar di Timur Tengah.

Ketegangan antara Iran dan Israel bukan hanya tantangan bagi kedua negara, tetapi juga ujian besar bagi diplomasi Barat dalam menghadapi konflik yang semakin kompleks dan berbahaya di Timur Tengah.

Dengan ancaman serangan yang membayangi, diplomasi internasional berada di persimpangan kritis dalam upaya menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan ini.

- Advertisement -
Share This Article