jfid – Dalam sebuah pernyataan resmi yang baru saja dikeluarkan, Abu Ubaida, juru bicara Brigade Al-Qassam yang merupakan sayap militer Hamas, dengan tegas menyatakan bahwa mereka sedang terlibat dalam sebuah konflik bersenjata yang tidak setara.
Meskipun situasi sulit, Abu Ubaida yakin bahwa apa yang terjadi saat ini akan menjadi pelajaran berharga bagi dunia dan meninggalkan warisan sejarah yang mendalam.
Salah satu catatan penting dari pertempuran ini adalah keberhasilan para pejuang Hamas dalam menghancurkan 24 kendaraan militer Israel.
Mereka terlibat dalam pertempuran jarak dekat dengan pasukan musuh di barat laut dan selatan Kota Gaza serta Beit Hanoun.
Dalam menghadapi pasukan Israel, Brigade Al-Qassam menggunakan rudal anti-tank dan peluru Al-Yassin sebagai senjata utama mereka.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Galant, mengakui bahwa tentara Israel saat ini tengah menghadapi pertempuran sengit dan sulit di wilayah Gaza.
Galant juga mengumumkan perluasan invasi darat Israel. Dia menegaskan bahwa meskipun Israel tidak berniat berperang dengan Hizbullah, namun jika pemimpin Hizbullah, Nasrallah, melakukan kesalahan serupa dengan pemimpin Hamas, Sinwar, konsekuensinya akan sangat buruk bagi Lebanon.
Galant menambahkan bahwa Israel memiliki ambisi besar untuk mengakhiri keberadaan Hamas di Gaza. Dalam pidatonya, dia dengan tegas menyatakan, “Tidak akan ada lagi Hamas di Gaza pada akhir perang ini. Kami memiliki kesepakatan dengan Amerika Serikat mengenai hal itu.”
Perkembangan ini menunjukkan eskalasi konflik yang signifikan antara Hamas dan Israel. Kedua belah pihak terus menunjukkan peningkatan agresi dan ambisi militer mereka.
Dalam menghadapi situasi yang semakin tegang ini, mata dunia tertuju pada bagaimana konflik ini akan berkembang dan dampaknya terhadap stabilitas regional yang sudah rapuh. Tetaplah mengikuti berita terkini untuk memahami perkembangan terbaru dari konflik ini.