jfid – Video kontroversial yang menggambarkan praktik aliran sesat yang memperbolehkan tukar pasangan, yang dipimpin oleh seorang yang dikenal sebagai Gus Samsudin, telah menciptakan gelombang kehebohan di masyarakat.
Dalam video tersebut, Samsudin dan sejumlah orang lain, yang berpakaian serupa dengan para kyai, terlihat memberikan fatwa yang kontroversial di hadapan para jamaahnya.
Rahasia di balik pembuatan video tersebut terungkap, bahwa Gus Samsudin sebenarnya menyewa rumah milik seorang warga setempat untuk keperluan syuting.
Rumah tersebut konon dimiliki oleh Lahuri, yang terletak di Dusun Karanganom, Desa Jatilengger, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Menurut keterangan Lahuri, dia menerima pembayaran sebesar Rp200 ribu sebagai biaya sewa rumah untuk lokasi syuting aliran sesat tersebut.
Proses syuting dilakukan selama tiga hari berturut-turut, pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu minggu lalu, dengan melibatkan sekitar sepuluh orang.
Dalam video yang dihasilkan dari proses syuting tersebut, terlihat jelas Gus Samsudin dan orang-orang lain yang mengenakan busana serupa kyai memberikan fatwa yang kontroversial kepada jamaahnya, yang mengizinkan bertukar pasangan dan berhubungan intim.
Selain konten video itu sendiri, sebuah banner raksasa yang diunggah oleh akun YouTube pribadi milik Samsudin juga menjadi perhatian. Banner tersebut kini telah disita oleh pihak kepolisian sebagai barang bukti.
Lahuri, pemilik rumah yang disewa untuk keperluan syuting, mengaku tidak mengetahui tentang banner tersebut. “Kalau banner-nya saya tidak tahu. Ternyata sama istri saya disimpan di samping rumah dan kemarin malam sudah diambil sama Polres,” ungkap Lahuri.
Dampak dari konten kontroversial yang diproduksi di rumah Lahuri tersebut adalah penangkapan Gus Samsudin oleh pihak kepolisian.
Saat ini, Samsudin ditahan di rumah tahanan Polda Jatim dan resmi dijadikan tersangka atas kasus tersebut.
