FKPP Pamekasan Soroti Kontroversi Short Movie “Guru Tugas 2”

ZAJ
By ZAJ
3 Min Read
FKPP Pamekasan Soroti Kontroversi Short Movie "Guru Tugas 2"
FKPP Pamekasan Soroti Kontroversi Short Movie "Guru Tugas 2"

jfid – Sebuah film pendek berjudul “Guru Tugas 2” yang diproduksi oleh Akeloy Production telah menimbulkan kontroversi di masyarakat pesantren.

Film ini mendapat sorotan tajam dari Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Pamekasan.

Ketua FKPP Pamekasan, KH Taufiqurrahman, menyatakan kekecewaannya terhadap film tersebut. Namun, Akeloy Production menegaskan bahwa cerita film tersebut belum selesai.

Kontroversi dan Kritik

Film “Guru Tugas 2” mendapat banyak kritik di media sosial. FKPP Pamekasan mengecam isi video tersebut.

Menurut Taufiqurrahman, film tersebut sangat mencederai pondok pesantren yang melahirkan guru tugas untuk disebar di berbagai daerah di Indonesia.

Taufiqurrahman menjelaskan bahwa guru tugas membawa misi suci dari pesantren. Mereka adalah santri pilihan yang dikirim pesantren ke sejumlah lembaga untuk membantu mengajar dan mendidik masyarakat.

Film “Guru Tugas 2” seakan menafikan kebaikan dan kemaslahatan dari program yang dijalankan pesantren-pesantren besar tersebut.

Sudut Pandang FKPP Pamekasan

Taufiqurrahman, yang akrab disapa Kiai Apik, menilai bahwa akun YouTube tersebut tidak suka terhadap program yang dicanangkan pondok pesantren.

Menurut dia, guru tugas dari pesantren punya jasa dalam perjuangan mencetak generasi bangsa yang andal.

“Kita ketahui bersama, mayoritas pesantren-pesantren besar dan terkenal memberangkatkan guru tugas untuk mengabdikan diri ke beberapa lembaga di suatu daerah,” ungkapnya.

Tuntutan FKPP Pamekasan

Kiai Apik dan anggota FKPP Pamekasan sangat mengecam dan memohon Akeloy Production segera menarik short movie “Guru Tugas 2” tersebut.

Mereka merasa bahwa film tersebut telah merusak citra dan reputasi pondok pesantren dan guru tugas yang telah berjasa dalam mencetak generasi bangsa.

Kesimpulan

Kontroversi film “Guru Tugas 2” menunjukkan betapa pentingnya memahami konteks dan sensitivitas masyarakat sebelum membuat dan mempublikasikan karya seni.

Meski Akeloy Production berhak untuk berekspresi melalui film mereka, mereka juga harus mempertimbangkan dampak dari karya mereka terhadap masyarakat luas.

Dalam kasus ini, FKPP Pamekasan merasa bahwa film tersebut telah merusak citra pondok pesantren dan guru tugas. Mereka berharap Akeloy Production dapat lebih bijaksana dalam membuat karya seni di masa depan.

Sementara itu, kita semua menunggu respons dan langkah selanjutnya dari Akeloy Production. Apakah mereka akan menarik film tersebut atau melanjutkan cerita yang mereka klaim belum selesai? Hanya waktu yang akan menjawab.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article