jfid – Iron Dome, sistem pertahanan udara terkenal Israel, telah lama dipuji karena kemampuannya mencegat dan menghancurkan roket jarak pendek serta peluru artileri yang ditembakkan dari jarak 4 hingga 70 kilometer.
Namun, serangan terbaru oleh Hezbollah telah mengungkap beberapa kerentanan dan keterbatasan dalam mekanisme pertahanan ini.
Tinjauan Iron Dome
Sistem Iron Dome, yang dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems dan Israel Aerospace Industries, dirancang untuk melacak proyektil yang masuk dan mencegatnya sebelum menimbulkan kerusakan.
Setiap baterai Iron Dome mencakup sistem radar, pusat kontrol, dan beberapa peluncur rudal yang menembakkan rudal Tamir. Sejak pertama kali digunakan pada tahun 2011, sistem ini dikreditkan dengan mencegat ribuan roket, terutama dari Gaza.
Serangan Terbaru Hezbollah dan Performa Iron Dome
Pada 4 Juli 2024, Hezbollah meluncurkan serangan besar yang melibatkan lebih dari 200 roket dan 20 drone, menargetkan beberapa basis militer Israel di wilayah utara, termasuk basis kontrol lalu lintas udara Mount Meron. Serangan ini, salah satu yang terdalam ke wilayah Israel dalam beberapa tahun terakhir, menunjukkan beberapa keterbatasan dalam penempatan dan cakupan Iron Dome.
Keterbatasan Teknologi
Cakupan yang Tidak Merata
Sistem Iron Dome terutama ditempatkan untuk melindungi Israel bagian selatan dan tengah, di mana ancaman roket dari Gaza paling sering terjadi.
Wilayah utara, seperti yang ditargetkan oleh Hezbollah, memiliki lebih sedikit baterai Iron Dome, menyebabkan potensi celah dalam perlindungan.
Serangan Terkoordinasi
Strategi Hezbollah melibatkan peluncuran sejumlah besar roket dan drone secara bersamaan untuk membanjiri Iron Dome.
Taktik ini dapat melebihi kapasitas pencegahan sistem, menunjukkan keterbatasan signifikan.
Ancaman Drone
Drone menghadirkan tantangan unik dibandingkan roket. Mereka dapat terbang pada ketinggian rendah, memiliki jalur penerbangan yang bervariasi, dan sering memiliki tanda radar rendah, membuatnya lebih sulit dideteksi dan dicegat.
Iron Dome, meskipun efektif terhadap roket, menghadapi kesulitan dalam menangani ancaman UAV semacam itu.
Adaptasi dan Respon
Sebagai tanggapan terhadap tantangan ini, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) bekerja pada beberapa strategi untuk meningkatkan efektivitas Iron Dome:
Penempatan Tambahan
Upaya sedang dilakukan untuk menempatkan baterai Iron Dome tambahan di Israel bagian utara untuk menutupi lebih banyak area dan mengurangi celah dalam pertahanan.
Teknologi Canggih
Pengembangan dan integrasi teknologi baru, seperti sistem pertahanan laser dan kemampuan radar yang lebih baik, bertujuan untuk meningkatkan deteksi dan pencegatan ancaman yang beragam, termasuk drone.
Pertahanan Berlapis
Israel juga fokus pada strategi pertahanan berlapis yang mencakup sistem seperti David’s Sling dan Arrow, yang menargetkan ancaman jarak menengah hingga jauh, memberikan perlindungan menyeluruh terhadap berbagai jenis serangan.
Pendapat Para Ahli
Para ahli sepakat tentang perlunya peningkatan berkelanjutan dan penyesuaian penempatan strategis.
Uzi Rubin, mantan direktur Organisasi Pertahanan Rudal Israel, menekankan pentingnya kemajuan berkelanjutan untuk mempertahankan efektivitas sistem.
Michael Herzog, pensiunan Brigadir Jenderal IDF, mencatat perlunya pendekatan pertahanan multifaset untuk menghadapi ancaman yang berkembang.
Kesimpulan
Meskipun Iron Dome tetap menjadi komponen penting dari infrastruktur pertahanan Israel, serangan terbaru Hezbollah telah mengungkap keterbatasannya, terutama di wilayah utara.
Peningkatan dan penyesuaian penempatan strategis sangat penting untuk mengatasi kerentanan ini. Efektivitas sistem terhadap drone dan serangan besar-besaran menjadi perhatian khusus, yang memerlukan kemajuan teknologi dan adaptasi yang berkelanjutan.