jfid – Gibran Rakabuming Raka, calon wakil presiden nomor urut 2 yang berpasangan dengan Prabowo Subianto, baru-baru ini membuat blunder yang menimbulkan kontroversi. Dalam salah satu kampanyenya, Gibran menyebut asam sulfat sebagai salah satu obat yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin (Hb) pada ibu hamil.
Padahal, asam sulfat adalah zat kimia yang bersifat korosif dan berbahaya jika dikonsumsi oleh manusia, apalagi oleh ibu hamil. Asam sulfat dapat menyebabkan luka bakar pada kulit, mata, dan saluran pencernaan. Jika tertelan, asam sulfat dapat merusak lambung, usus, dan ginjal. Jika terhirup, asam sulfat dapat menyebabkan iritasi pada paru-paru dan saluran pernapasan.
Gibran kemudian meminta maaf atas kesalahannya dan mengklarifikasi bahwa yang dimaksudnya adalah asam folat, bukan asam sulfat. Asam folat adalah vitamin B9 yang penting untuk pembentukan sel darah merah dan perkembangan janin. Asam folat dapat membantu mencegah anemia dan cacat lahir pada bayi.
Namun, permintaan maaf Gibran tidak cukup untuk meredam kritik dan cibiran dari publik, terutama dari kubu lawan politiknya. Anies Baswedan, calon presiden nomor urut 1 yang berpasangan dengan Muhaimin, mengecam Gibran sebagai sosok yang tidak kompeten dan tidak berwawasan.
“Bagaimana mungkin seorang calon tidak tahu perbedaan antara asam sulfat dan asam folat? Ini menunjukkan betapa rendahnya pengetahuan dan kualitasnya. Apakah kita mau dipimpin oleh orang yang tidak peduli dengan kesejahteraan rakyat, terutama ibu hamil dan anak-anak?” ujar Anies.
Selain Anies, tokoh-tokoh lain yang turut menyerang Gibran adalah Cak Imin, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Cak Imin menyebut Gibran sebagai “calon wakil presiden blunder” yang tidak layak dipilih oleh rakyat.
Sementara itu, Gibran mendapat dukungan dari kubu pendukungnya, yaitu Partai Gerindra, Partai Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN). Mereka menilai bahwa blunder Gibran adalah hal yang wajar dan manusiawi, dan tidak mengurangi kredibilitasnya sebagai calon wakil presiden. Mereka juga menyoroti bahwa Anies juga pernah membuat blunder saat menjadi gubernur DKI Jakarta, seperti salah sebut nama ibu kota negara-negara ASEAN dan salah sebut nama pahlawan nasional.
Salah satu tokoh yang memberikan dukungan kepada Gibran adalah Muzani, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra. Muzani mengatakan bahwa Gibran adalah sosok yang visioner dan berintegritas, yang memiliki komitmen untuk membangun Indonesia menjadi negara yang adil dan makmur. Muzani juga mengapresiasi program-program Gibran yang pro-rakyat, seperti dana abadi pesantren, bantuan modal usaha, dan beasiswa pendidikan.
“Gibran adalah calon wakil presiden yang memiliki hati nurani dan kepedulian terhadap rakyat. Dia bukan seperti Anies yang hanya pandai beretorika dan berjanji-janji kosong. Gibran memiliki track record yang baik sebagai pengusaha dan wali kota Solo. Dia juga memiliki visi yang jelas untuk membawa Indonesia menjadi negara maju dan berdaulat,” kata Muzani.
Efek blunder Gibran salah sebut asam sulfat untuk ibu hamil tidak hanya berdampak pada ranah politik, tetapi juga pada ranah kesehatan. Beberapa dokter dan ahli kesehatan mengkhawatirkan bahwa blunder Gibran dapat menimbulkan kebingungan dan kesalahpahaman di kalangan masyarakat, terutama ibu hamil. Mereka mengimbau agar masyarakat tidak mudah percaya dengan informasi yang tidak valid dan tidak ilmiah, dan selalu memeriksakan kesehatan mereka ke fasilitas kesehatan yang terpercaya.
Salah satu dokter yang memberikan imbauan tersebut adalah dr. Rizky, spesialis kandungan dan kebidanan. dr. Rizky mengatakan bahwa ibu hamil membutuhkan asupan nutrisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan mereka dan janin mereka. Ia juga menjelaskan bahwa ibu hamil memerlukan suplemen tertentu, seperti asam folat, zat besi, kalsium, dan vitamin, yang dapat membantu perkembangan janin dan mencegah komplikasi kehamilan.
“Untuk ibu hamil, jangan sembarangan mengonsumsi obat-obatan atau suplemen yang tidak diresepkan oleh dokter. Apalagi obat-obatan yang berbahaya seperti asam sulfat. Asam sulfat tidak ada manfaatnya sama sekali untuk ibu hamil, malah bisa membahayakan ibu dan janin. Jika ibu hamil mengalami masalah kesehatan, seperti anemia, infeksi, atau hipertensi, segera konsultasikan dengan dokter kandungan Anda,” ujar dr. Rizky.
dr. Rizky juga menyarankan agar ibu hamil rutin melakukan pemeriksaan kehamilan, minimal empat kali selama masa kehamilan. Pemeriksaan kehamilan dapat membantu mendeteksi adanya kelainan atau gangguan pada ibu atau janin, dan memberikan penanganan yang tepat. Pemeriksaan kehamilan juga dapat memberikan informasi tentang perkembangan janin, posisi janin, dan persiapan persalinan.
“Kesehatan ibu hamil adalah kesehatan bangsa. Ibu hamil adalah calon ibu yang akan melahirkan dan membesarkan generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, ibu hamil harus mendapatkan perhatian dan perlindungan yang maksimal dari semua pihak, termasuk pemerintah, keluarga, dan masyarakat. Jangan sampai ada ibu hamil yang terancam kesehatannya karena informasi yang salah atau kelalaian yang fatal,” tutup dr. Rizky.