jfid – Di tengah-tengah situasi global yang semakin kompleks, peran obat-obatan dalam menjaga kesehatan masyarakat menjadi semakin penting.
Salah satu negara yang dikenal sebagai produsen obat-obatan dunia adalah Israel. Namun, produk-produk ini menjadi subjek kontroversi dan boikot di beberapa negara, termasuk Indonesia.
Produk Farmasi Israel di Indonesia
Beberapa perusahaan farmasi Israel memiliki produk yang beredar di Indonesia. Salah satunya adalah Teva Pharmaceutical Industries, perusahaan farmasi yang berpusat di Tel Aviv, Israel¹. Teva dikenal sebagai produsen obat-obatan generik dan memiliki berbagai produk, antara lain:
- Acitretin Capsules, USP: Obat ini merupakan retinoid sintetis yang digunakan untuk mengobati psoriasis parah.
- Acyclovir Cream 5%: Krim ini digunakan untuk mengobati infeksi virus herpes.
- Albuterol Sulfate HFA Inhalation Aerosol: Obat ini digunakan untuk mengobati atau mencegah bronkospasme pada orang dengan penyakit paru-paru obstruktif reversibel.
- Allopurinol Tablets, USP: Obat ini digunakan untuk mengobati gout dan batu ginjal yang disebabkan oleh kadar asam urat yang tinggi dalam darah.
- Amantadine Hydrochloride Tablets: Obat ini digunakan untuk mengobati gejala penyakit Parkinson dan efek samping obat-obatan tertentu, serta untuk mencegah dan mengobati flu.
Selain Teva, ada juga perusahaan farmasi lainnya seperti Taro Pharmaceutical Industries Ltd, UroGen Pharma Ltd, Kamada Pharmaceuticals, dan MediWound Ltd.
Konteks Boikot Produk Israel
Baru-baru ini, terjadi gerakan boikot terhadap produk-produk Israel di Indonesia. Gerakan ini dipicu oleh konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung lama dan semakin memanas.
Masyarakat Indonesia, yang mayoritas beragama Islam, merasa terpanggil untuk menunjukkan solidaritas mereka terhadap rakyat Palestina.
Gerakan boikot ini tidak hanya menargetkan produk farmasi, tetapi juga berbagai produk dan jasa lainnya yang memiliki hubungan dengan Israel.
Meski begitu, tidak semua masyarakat Indonesia mendukung gerakan boikot ini. Ada juga yang berpendapat bahwa boikot semacam ini bisa berdampak negatif terhadap ekonomi dan hubungan internasional Indonesia.
Kesimpulan
Produk farmasi Israel memang beredar di Indonesia dan menjadi bagian dari pilihan konsumen dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya.
Namun, di tengah konflik Israel-Palestina yang semakin memanas, produk-produk ini menjadi subjek boikot di beberapa kalangan masyarakat.
Situasi ini menunjukkan betapa kompleksnya isu global dan bagaimana dampaknya bisa merambah ke berbagai aspek kehidupan, termasuk kesehatan dan pilihan obat-obatan.