Berburu Pemudik di Terminal Gawang

Herry Santoso
2 Min Read

jfID – MENTARI belum tinggi ketika penulis sampai di terminal Gawang, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar. Suanana masih lengang. Tidak seperti biasanya, menjelang lebaran terminal itu selalu dipadati pemudik yang akan ke kampung halaman masing-masing. Yang terbanyak adalah para buruh migran dari luar negeri laiknya Hingkong, Taiwan, dan Singapura.

     “Kalau Malaysia sekarang nggak masuk hitungan, Pak. ” turur Darsono (45) tukang ojek yang sudah lebih 25 tahun mangkal di terminal desa itu. Bahkan dua anaknya yang semua tamat sarjana juga dibiayai dari debu ojekan. 

     “Kenapa Malaysia tidak masuk hitungan ?” tanya Jurnalfaktual.id setengah menyelidik.

      ” Malaysia sekarang tidak lebih makmur dari kita. Bangkrut !” jelasnya. “Makanya, kalau mau ke luar negeri jangan ke Malaysia. Sebagai alternatif, Taiwan, Hongkong, atau Korea Selatan.” imbuhnya.

Covid 19 Efek

     Sepinya terminal Gawang  lantaran Covid 19 yang merajalela. Butuh banyak maklum jika tak satu pun para perantau mudik. Dulu, mulai H-7 terminal itu sudah ingar-bingar. Para pemudik (terutama) TKW meluber menunggu ojek untuk meneruskan perjalanan ke berbagai pelosok di kawasan selatan Kabupaten Blitar itu.

       ” Kalau tidak ada pageblug corona, hari ini puncaknya, Pak. Mereka biasanya meneruskan perjalanan ke Sidomulyo, Pasur, Tambakrejo, Gununggede, atau Tumpakoyot. Itu desa-desa gudangnya TKI. ” kata Winarto (50) pada penulis.

      Untuk itu, tidaklah heran jika desa-desa yang disebut itu sepi. Padahal desa-desa tersebut menjadi pusat asal-usul TKW-TKI terbesar di Blitar.

      Kehidupan masyarakatnya pun merangkak naik lebih sejahtera dibanding desa lainnya. Semua karena perjuangan “pahlawan devisa” pemburu dolar tersebut.

      “Dulu saya mantan TKW, Pak. Sekarang sudah pulkam fokus untuk mengantar pendidikan anak agar sukses, tidak seperti saya, ibunya, hehe…” ujar Win (32) pada penulis. Win yg single parent itu tidak banyak andai. Penting anak sukses.

      “Tidak ingin menikah lagi ?” ujar penulis. 

       “Pasrah pada yang di atas Pak.  Gusti Allah….” ucapnya tersipu mengakhiri perbincangan dengan penulis. ***

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article