jfid – Amerika Serikat (AS) mengeluarkan ancaman keras kepada Korea Utara (Korut) terkait rencana kunjungan pemimpin Korut Kim Jong Un ke Rusia untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin.
AS menuding Korut akan memasok senjata ke Rusia untuk digunakan dalam konflik Ukraina, dan mengancam akan ada konsekuensi besar bagi Pyongyang jika hal itu terjadi.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan bahwa memberikan senjata kepada Rusia tidak akan berdampak baik bagi Korut dan mereka akan menanggung konsekuensinya di komunitas internasional.
Sullivan mengklaim bahwa perundingan senjata antara Rusia dan Korut secara aktif mengalami kemajuan, termasuk di tingkat pemimpin dan bahkan mungkin secara langsung.
“Kami terus menekan basis industri pertahanan Rusia, dan Moskow kini mencari sumber apa pun yang bisa mereka temukan untuk barang-barang seperti amunisi,” kata Sullivan, seperti dikutip Reuters.
“Kami akan terus menyerukan Korea Utara untuk mematuhi komitmen publiknya untuk tidak memasok senjata ke Rusia yang pada akhirnya akan membunuh warga Ukraina,” tambahnya.
Sementara itu, Kremlin enggan mengomentari pernyataan para pejabat AS terkait rencana kunjungan Kim ke Rusia bulan ini. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak berkomentar ketika ditanya apakah ia dapat mengkonfirmasi pembicaraan tersebut.
“Tidak, saya tidak bisa. Tidak ada yang perlu dikatakan,” ujarnya, seperti dikutip AFP.
Menurut laporan New York Times¹, Kim berencana melakukan perjalanan ke Rusia paling cepat minggu depan untuk bertemu Putin.
Di sana, kedua pemimpin akan membahas kemungkinan pasokan senjata Korut untuk perang di Ukraina, sebagai imbalan atas teknologi canggih satelit dan kapal selam bertenaga nuklir dari Moskow.
Hubungan militer antara Rusia dan Korut semakin meningkat di tengah ketegangan antara Moskow dan Barat terkait Ukraina. Rusia telah mengumpulkan pasukan dan persenjataan di perbatasan Ukraina, menimbulkan kekhawatiran akan serangan besar-besaran.
AS dan sekutu-sekutunya telah memberikan dukungan politik dan militer kepada Ukraina, serta memberlakukan sanksi-sanksi kepada Rusia.
Korut sendiri belum memberikan komentar resmi mengenai situasi Ukraina dan Rusia saat ini. Namun, Kementerian Luar Negeri Korut sebelumnya menyalahkan “kebijakan hegemoni AS dan Barat” atas krisis Ukraina, dan mendukung hak Rusia untuk melindungi kepentingannya.