Jakarta, 26 Juli 2024 – Hemodialisis, prosedur medis yang semakin sering terdengar di kalangan masyarakat, khususnya para orang tua dan keluarga pasien.
Apa itu hemodialisis sebenarnya? Mengapa banyak anak di Jakarta yang harus menjalani terapi ini? Yuk, kita selami lebih dalam topik ini.
Pengertian Hemodialisis
Hemodialisis adalah sebuah perawatan medis yang digunakan untuk membersihkan darah bagi mereka yang mengalami gagal ginjal kronis.
Dalam terapi ini, mesin khusus digunakan untuk mengeluarkan limbah metabolisme, cairan berlebih, dan natrium dari darah, karena ginjal pasien tidak dapat melakukannya dengan efisien.
Mesin ini bekerja sebagai ginjal buatan, mengedarkan darah di luar tubuh, memilah zat-zat sampah, dan menyeimbangkan elektrolit serta mineral penting seperti kalsium dan kalium.
Mengapa Harus Melakukan Hemodialisis?
Ginjal memiliki fungsi krusial dalam tubuh manusia, termasuk menyaring kotoran dari darah dan menjaga keseimbangan cairan serta elektrolit. Ketika fungsi ginjal menurun drastis, tubuh membutuhkan terapi cuci darah.
Dokter akan merekomendasikan hemodialisis jika fungsi ginjal hanya beroperasi sekitar 15% atau jika pasien menunjukkan gejala serius akibat gagal ginjal, seperti sesak napas atau kram otot.
Tes laboratorium kemudian menentukan sejauh mana fungsi ginjal pasien dan seberapa besar limbah berpotensi racun dalam darah mereka.
Prosedur Hemodialisis
Prosedur hemodialisis diawali dengan pemeriksaan kondisi kesehatan pasien, termasuk tekanan darah, suhu tubuh, dan berat badan. Petugas kemudian memasukkan dua jarum ke dalam pembuluh darah pasien di lengan.
Jarum pertama terhubung dengan selang steril yang membawa darah ke mesin pencuci darah, sementara jarum kedua mengembalikan darah yang sudah bersih kembali ke dalam tubuh.
Mesin ini akan menyaring kelebihan cairan dan limbah metabolisme melalui membran khusus. Setelah selesai, jarum dicabut dan luka bekas jarum ditutup dengan kasa steril dan plester.
Fenomena di Jakarta
Saat ini, sekitar 60 anak menjalani dialisis secara rutin di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta, dengan 30 di antaranya menjalani hemodialisis atau cuci darah. Dr.
Eka Laksmi Hidayati, spesialis anak konsultan nefrologi di RSCM, menyatakan bahwa banyaknya anak yang menjalani dialisis di RSCM disebabkan rumah sakit ini menjadi rujukan bagi pasien dari luar Pulau Jawa.
Kementerian Kesehatan sedang berupaya memperluas pelayanan ginjal anak agar tersedia di lebih banyak rumah sakit.
Hemodialisis bukan hanya sekadar prosedur medis, tetapi juga cerminan tantangan dan perjuangan para pasien serta keluarga mereka.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang hemodialisis, kita dapat memberikan dukungan yang lebih besar bagi mereka yang menghadapi kondisi ini.