• Arta
  • Siasat
  • Tahta
  • Sasana
  • Histori
  • Rupa-Rupa
  • Flash
  • Kolumnis
  • Warta
    • Advertorial
    • Birokrasi
    • Budaya
    • Hukum dan Kriminal
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Politik
    • Profil
    • Surat Publik
    • Wisata
Menu
  • Arta
  • Siasat
  • Tahta
  • Sasana
  • Histori
  • Rupa-Rupa
  • Flash
  • Kolumnis
  • Warta
    • Advertorial
    • Birokrasi
    • Budaya
    • Hukum dan Kriminal
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Politik
    • Profil
    • Surat Publik
    • Wisata
Search
Close
Search
Close
  • Arta
  • Siasat
  • Tahta
  • Sasana
  • Histori
  • Rupa-Rupa
  • Flash
  • Kolumnis
  • Warta
    • Advertorial
    • Birokrasi
    • Budaya
    • Hukum dan Kriminal
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Politik
    • Profil
    • Surat Publik
    • Wisata
Menu
  • Arta
  • Siasat
  • Tahta
  • Sasana
  • Histori
  • Rupa-Rupa
  • Flash
  • Kolumnis
  • Warta
    • Advertorial
    • Birokrasi
    • Budaya
    • Hukum dan Kriminal
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Politik
    • Profil
    • Surat Publik
    • Wisata
Home»Kolumnis
2 Mins Read

Perlukah Potong Gaji Seluruh Pegawai?

By bramadappMei 31, 2020
Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email Telegram WhatsApp

jfID – Defisit sudah diperlebar. Utang sudah dan akan terus diperluas. Realokasi anggaran juga sudah dilakukan. Tapi masih ada kepala daerah yang mewacanakan untuk memotong gaji seluruh ASN. Menurut saya ini agak kelewatan. Wacana itu bukanlah sebuah tindakan heroik, namun justru menunjukkan ketidakbecusan pemerintah dalam menyusun anggaran.

Kalau pemerintah mempertahankan defisit dan tingkat utang, barulah wacana pemotongan gaji untuk semua golongan mungkin bisa diterima. Itu bisa disebut gotong royong nasional, dan bukan sedang mengorbankan pegawai negeri secara nasional.

Sebagai catatan, meski dalam situasi krisis, dan sudah dilakukan realokasi, anggaran publik kita pada kenyataannya tetap saja busuk. Saya dapat cerita dari seorang kawan bagaimana wajah busuk realokasi anggaran di daerah. Karena seluruh kegiatan pertemuan ditiadakan, misalnya, sebagai bagian dari social distancing, ada organisasi perempuan yang mendapat suntikan APBD kemudian mengalihkan anggarannya untuk pembagian masker, pembelian bilik sterilisasi, dan pembuatan wastafel atau tempat cuci tangan.

Sekilas, realokasi anggaran tadi seolah senafas dengan gerakan penanggulangan Covid-19. Tapi, nanti dulu. Untuk siapa pembagian masker dan tetek bengek tadi? Ternyata bukan untuk publik, tapi untuk dibagikan kepada para anggotanya, yang notabene para isteri pejabat daerah. Anda bisa bayangkan, anggaran publik kita dialokasikan untuk pembelian masker bagi para isteri pejabat. Hal-hal busuk semacam itu masih terjadi dalam penyusunan anggaran di tengah pandemi ini.

Kepala daerah, terutama para bupati atau walikota, yang berurusan dengan anggaran yang lebih mini, seharusnya bisa lebih awas dalam memeriksa berbagai mata anggaran yang dikelolanya. Jika mata anggaran-mata anggaran busuk semacam tadi bisa disisir dari semua kantor, dinas, serta berbagai level pemerintahan di bawahnya, di mana jumlahnya pastilah banyak, anggaran publik kita seharusnya mencukupi untuk melakukan tanggap darurat.

Tapi, sudahkah itu dilakukan? Saya kira belum.

Jadi, kalau kepala daerah mau heroik, potong saja gaji mereka sendiri, bukan gaji anak buahnya.

Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram WhatsApp

Baca Juga

Jacob Ereste, penulis produktif di usia yang tak lagi muda (foto: dok. Redaksi jurnal faktual.id)

Menulis untuk Menjaga Akal Tetap Sehat

5 Mins Read

Eksploitasi dan Perdagangan Manusia

6 Mins Read
Perang Rusia-Ukraina (foto: istimewa)

Menyoal Kecongkaan dan Hegemoni Barat atas Invasi Rusia terhadap Ukraina

4 Mins Read
Warga Desa Wadas/Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

Masih Tentang Wadas

3 Mins Read
Dr. Sirikit Syah, seorang Pengajar dan Pengamat Media

Tantangan Pers Indonesia Sekarang

4 Mins Read
Ilustrasi wawancara

Wawancara dengan Wakil Komite Nobel & Akademi Sastra

5 Mins Read
Add A Comment

Leave A Reply Cancel Reply

Anda harus masuk untuk berkomentar.

  • Tentang
  • Redaksi
  • Privacy Policy
  • Periklanan
Menu
  • Tentang
  • Redaksi
  • Privacy Policy
  • Periklanan
Facebook Twitter Youtube Instagram

Copyright © 2022 Jurrnalfaktual.id. All Rights Reserved

  • Tentang
  • Redaksi
  • Privacy Policy
  • Periklanan
Menu
  • Tentang
  • Redaksi
  • Privacy Policy
  • Periklanan

Copyright © 2022 BeramalBaik. All Rights Reserved

Home

Indeks

Nulis

Login

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

  • Arta
  • Flash
  • Headline
  • Histori
  • Kolumnis
  • Rupa-Rupa
  • Sasana
  • Siasat
  • Tahta
Menu
  • Arta
  • Flash
  • Headline
  • Histori
  • Kolumnis
  • Rupa-Rupa
  • Sasana
  • Siasat
  • Tahta

Berlangganan Pembaruan

Dapatkan artikel-artikel berita kreatif dari jf.id

Facebook Twitter Pinterest YouTube WhatsApp TikTok Telegram Discord RSS