jf
  • Arta
  • Siasat
  • Tahta
  • Sasana
  • Histori
  • Rupa-Rupa
  • Flash
  • Kolumnis
  • Warta
    • Advertorial
    • Birokrasi
    • Budaya
    • Hukum dan Kriminal
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Politik
    • Profil
    • Surat Publik
    • Wisata
No Result
View All Result
Nulis
jf.
  • Arta
  • Siasat
  • Tahta
  • Sasana
  • Histori
  • Rupa-Rupa
  • Flash
  • Kolumnis
  • Warta
    • Advertorial
    • Birokrasi
    • Budaya
    • Hukum dan Kriminal
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Politik
    • Profil
    • Surat Publik
    • Wisata
jf.
Menulis
  • Arta
  • Siasat
  • Tahta
  • Sasana
  • Histori
  • Rupa-Rupa
  • Flash
  • Kolumnis
  • Warta
Home Kolumnis

Pemahaman Agama yang tak Seirama Menghadapi Covid 19

by M. Rizwan
04/12/2020
in Kolumnis, Pendidikan
Reading Time: 5 mins read
2.2k
A A
0
Share on FacebookShare on Twitter

jfID – Menghadapi pandemi global Covid 19 memuculkan sentilan sentilun, takut dan tidak takut, ikhtiar dan pasrah, sehingga mengaburkan perbedaan antara fakta dan rekayasa keyakinan.

Kalimat “aku tak takut covid 19, aku hanya takut kepada tuhan”. Secara keyakinan, kalimat ini ada betulnya juga, akan tetapi sering dilupakan bahwa dibalik kata tersebut ada hal yang dilupakan yakni ikhtiar “Tuhan tidak akan merubah nasip suatu kaum, jika tidak merubahnya dengan sendirinya”.

Baca Juga

No Content Available

Memang, pada dasarnya hidup dan mati hanya Tuhan yang mengatur. Kalimat tersebut, jika disandingkan persis seperti faham penganut jabariah dalam berakidah, serta terlalu sombong dalam beragama (beragama over dosis).

Sebagai antitesa, Nabi Muhammad SAW juga pernah bersabda bahwasanya “larilah engkau dari penyakit lepra, sebagaimana larinya engkau dari kejaran singa” (H.R. Bukhari). Artinya bahwa jika terdapat suatu wabah yang berbahaya, dianjurkan untuk menjauhinya sebagai ikhtiar sebelum diserahkan semuanya kepada ketentuan dan ketetapan Tuhan.

Dal hadist lain disebutkan bahwa “janganlah kalian mencampurkan antara yang sakit dengan yang sehat”, (HR. Bukhori), dengan hadist ini, tak mengherankan jika pemerintah memberlakukan sistem karantina, untuk memisahkan antara yang sakit dengan yang sehat, mengingat Virus Covid 19 menurut para ahli virus, bahwa Covid 19 sifatnya sangat mudah tersebar dan mempunyai masa inkubasi yang panjang yakni selama 14 hari.

Advertisement. Scroll to continue reading.
Order Order Order

Fenomena perbedaan faham dalam menghadapi pandemi global Covid 19 dengan kalimat seperti diatas merupakan bentuk padangan yang mendegradasi otoritas keilmuan yang tidak lagi dihargai, baik ilmu agama dan ilmu sains, akan tetapi ironisnya, menghadapi Virus Covid 19 masih dilakukan dengan bungkusan “agama”. Padahal Tuhan sendiri telah berfirman dalam Al-Qur’an ” tanyakanlah kepada ahli ilmu jika engkau tidak mengetahui”.

Selain itu, ulama tidak mungkin berfatwa untuk menghentikan sementara kegiatan agama yang mengundang keramaian tanpa pemahaman yang kuat, seperti fatwa tentang shalat jum’at dan lainnya.

Mereka (para ulama) berfatwa dengan dalil Al-Qur’an, hafalan ratusan bahkan ribuan hadist, faham hukum agama (fiqih dan unsurnya). Sebagai panduan, Nabi bersabda ” jika suatu perkara diserahkan kepada ahlinya, nantikanlah kebinasaan yang akan datang (Shohih Bukhori)”.

Sehingga, merasa aman dengan ancaman pandemi global Covid 19 karena merasa dekat dengan tuhan, menurut saya adalah pemahaman agama yang keliru, sebab, Nabi SAW sendiri yang paling dekat dengan sang pencipta bersembunyi di gua Tsur dari kejaran kafir quraisy, bukan karena beliau takut terhadap mereka, melainkan risalah agama yang disembannya harus sampai ke generasi kita (maslahat murshalat).

Nabi Musa A.s, adalah salah satu Nabi dan Rasul ulul azmi, menghindari kejaran Fir’aun laknatullah dengan membelah laut merah, bukan karena beliau pengecut, akan tetapi memang agama mengajarkan ummatnya untuk tidak “mati konyol”.

Nabi Ibrahim A.s, pernah berlari dari kejaran raja Namrudz, karena mengalah untuk menang memberantas kekufuran.

Khalifah Umar R.A pernah menghindari kampung yang terkena wabah “tha’un” karena pendapat beliau bahwa berlarilah dari takdir buruk ke takdir yang baik.

Ketahuilah, kita bukan nabi, bukan rasul, bukan para sahabat, kita hanya ummat maka, kita perlu berkaca dari kejadian para anbiya’ dan sahabat Nabi SAW dalam menyikapi sesuatu yang sekiranya membahayakan diri kita.

Jangan sesekali menentang wabah, dengan berkata “saya tidak takut dengan Covid 19, saya hanya takut kepada tuhan”. Catat! Jangan kita semua sombong dan jahil terhadap diri dan ilmu yang dimiliki. Ambillah mana perbuatan yang besar manfaatnya daripada mudhoratnya.

Share3765Tweet2353Pin847

Dapatkan pembaruan langsung di perangkat Anda, berlangganan sekarang.

Unsubscribe

Pos Terkait

Perang Rusia-Ukraina (foto: istimewa)

Menyoal Kecongkaan dan Hegemoni Barat atas Invasi Rusia terhadap Ukraina

3 bulan ago
10.1k

jfid - PERANG Rusia-Ukraina meletus (Kamis, 24/2/22). Dunia terkejut dan kalang kabut. Betapa tidak, dua...

Warga Desa Wadas/Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

Masih Tentang Wadas

3 bulan ago
10.1k

jfid - Wadas mengusik nurani banyak orang. Mulai mahasiswa, aktivis, ilmuwan, akademisi sampai para pemuka...

Dr. Sirikit Syah, seorang Pengajar dan Pengamat Media

Tantangan Pers Indonesia Sekarang

4 bulan ago
10k

Oleh: Dr. Sirikit Syah (Pengamat Media) jfid - Dua puluh satu tahun Reformasi, pers Indonesia...

Ilustrasi wawancara

Wawancara dengan Wakil Komite Nobel & Akademi Sastra

4 bulan ago
10k

Bisa Anda beri tahu kami siapa Anda? Saya Ellen Mattson. Saya seorang penulis. Seorang novelis....

Load More
Next Post
Pulang Dari Gowa Sulawesi, Tim Satgas Covid 19 Pratim Jemput Jamaah Tabligh

Pulang Dari Gowa Sulawesi, Tim Satgas Covid 19 Pratim Jemput Jamaah Tabligh

Leave Comment
ADVERTISEMENT

Recommended

Perayaan Natal Keluarga Besar Lubis, Perumnas Simalingkar Penuh Suka Cita Dari Allah

Perayaan Natal Keluarga Besar Lubis, Perumnas Simalingkar Penuh Suka Cita Dari Allah

12/01/2019
10.1k
Siapa Paling Layak Menjadi Calon Bupati Sumenep Menurut Kamu?

Hasil Polling Rendah, Ra Mamak: Saya Tidak Ikut Polling

12/31/2019
11.3k

Popular Story

  • Deklarasi Humairoh Perjuangan di kecamatan Blega

    Humairoh Perjuangan Kini Hadir di Kecamatan Blega, Begini Harapan Mahfud

    9124 shares
    Share 3650 Tweet 2281
  • Dibalik Lirik Lagu Tahun 2000 Grup Kosidah Nasidaria, Lihat Faktanya Saat Ini

    9597 shares
    Share 3839 Tweet 2399
  • Media Sosial dan Ancaman Disintegrasi Bangsa

    9535 shares
    Share 3814 Tweet 2384
  • Servomechanism

    9246 shares
    Share 3698 Tweet 2312
  • Beda Perbup, Perda dan Instruksi Bupati dalam Perspektif Hukum

    10866 shares
    Share 4346 Tweet 2717
Jurnal Faktual

© 2022

Informasi

  • Pedoman
  • Redaksi
  • Periklanan
  • Privacy Policy
  • Tentang
  • Saran Translate

Terhubung

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Arta
  • Siasat
  • Tahta
  • Sasana
  • Histori
  • Rupa-Rupa
  • Flash
  • Kolumnis
  • Warta
    • Advertorial
    • Birokrasi
    • Budaya
    • Hukum dan Kriminal
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Politik
    • Profil
    • Surat Publik
    • Wisata

Welcome Back!

Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.