jf
  • Arta
  • Siasat
  • Tahta
  • Sasana
  • Histori
  • Rupa-Rupa
  • Flash
  • Kolumnis
  • Warta
    • Advertorial
    • Birokrasi
    • Budaya
    • Hukum dan Kriminal
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Politik
    • Profil
    • Surat Publik
    • Wisata
No Result
View All Result
Nulis
jf.
  • Arta
  • Siasat
  • Tahta
  • Sasana
  • Histori
  • Rupa-Rupa
  • Flash
  • Kolumnis
  • Warta
    • Advertorial
    • Birokrasi
    • Budaya
    • Hukum dan Kriminal
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Politik
    • Profil
    • Surat Publik
    • Wisata
jf.
Menulis
  • Arta
  • Siasat
  • Tahta
  • Sasana
  • Histori
  • Rupa-Rupa
  • Flash
  • Kolumnis
  • Warta
Home Kolumnis

NU dan Pilkada Pasti Bisa

by Redaksi JF.id
06/28/2020
in Kolumnis, Politik
Reading Time: 7 mins read
2.2k
A A
0
Foto: Ilustrasi

Foto: Ilustrasi

Share on FacebookShare on Twitter

jfID – Kita tidak boleh lari dari fakta politik, apalagi itu pesta demokrasi yang momentunya memilih pemimpin daerah. Siapa yang lemah dan tidak mengambil ruang itu, pasti akan ditinggal lima tahun kedepan. Dan tidak ada yang salah dari kesekian banyak cara untuk melibatkan kekuatan besar yang bernama Nahdlatul Ulama (NU), jika itu pada koridor yang dibenarkan secara berjamaah (kolektif) untuk sebuah cita-cita bersama dengan tujuan bersama membangun keumatan dan membangun NU secara internal.

Sebab, kekuatan NU sebagai organisasi yang memegang janji para ulama, yakni kembali ke khittah, tentu pada prinsipnya adalah menjaga marwah organisasi dan tidak pada politik praktis. Apa yang menjadi peta jalan bagi generasi NU adalah membangun jami’yah dengan prinsip dan ciri, yaitu tetap melestarikan cara ibadah (amaliyah), penguatan gerakan kelembagaan (harokah), membangun cara berpikir (fiqroh) serta tetap dalam satu semangat dan nafas (ghiroh) menjaga tradisi kebesaran dan membesarkan NU. Panduan dasar bagi generasi NU sudah jelas untuk bergerak. Bukan lagi berbicara pada tataran, siapa yang memperalat NU dan menjadikan NU sebagai alat politik.

Baca Juga

The safaty of health care workers during Pandemic

76 Tahun Indonesia Merdeka dan Warisan-Warisan Kesilamannya 

Sudah saatnya, qhiroh an-nahdiyah sejatinya dimanifestasikan pada spektrum yang lebih praktis. Dan inilah saatnya, ruang itu dipraktikkan pada pesta demokrasi lokal (pilkada), yang dilaksanakan pada 9 Desember 2020 di 7 kabupaten Kota di Nusa Tenggara Barat (NTB). Suatu kebanggan juga, kesempatan bisa tampil berkontestasi bagi kader-kader terbaik NU di 7 kabupaten dan kota di pilkada nanti.

Pilkada ini adalah cermin dari kemampuan dan kesiapan infrastruktur politik kader dan organisasi yang membesarkan mereka, sebut saja di Kabupaten Sumbawa Barat ada calon petahana H. Musyafiri, begitu juga di Kabupaten Sumbawa ada Wakil Bupati (H. Mahmud Abdullah), Kabupaten Dompu ada H. Syaifurahman, dan di Lombok Tengah ada Wakil Bupati Bajang Hul (H. L. Pathul Bahri-Nursiah) serta paket Masrun-Aksar yang semuanya ini adalah kader terbaik NU. Kita doakan yang terbaik untuk kader-kader NU NTB, yang maju di kontestasi politik nanti.

Apa yang kita lihat hari ini dengan munculnya para kader terbaik NU untuk ikut menjadi khodamnya rakyat di 7 kabupten dan kota di NTB. Bukan ujuk-ujuk atas keinginan pribadi atau keluarga. Melainkan dari kuatnya kapasitas personal, dan kita tidak ragukan lagi. Ia sudah teruji diberbagai medan dan diyakini bisa menjadi pilihan terbaik bagi rakyat serta lebih khusus lagi warga NU di NTB.

Advertisement. Scroll to continue reading.
Order Order Order

Dan inilah sesungguhnya, apa yang biasa disebut oleh para ulama yakni “Tasaruful al imam al raiyah manuntum bil maslah” adalah berpijak dari prilaku kepemimpinan apa yang sudah dan akan dilakukan semuanya bertujuan untuk kemaslahatan umat. Siapa diantara para kader NU itu? Tentu yang sedang dan sudah berbuat yang terbaik untuk umat dan warga NU.

Disinilah para kader-kader NU berproses dan diuji kematangan bersikap dalam mengambil sebuah pilihan yang terbaik dari yang terbaik. Mengapa mesti memilih yang terbaik dari yang baik dan itulah yang biasanya diambil dari sebuah keputasan dalam berjamaah ala an -nahdiyah. Dan harus diakui dalam berjamaah tidak ada otoritas tunggal yang bisa memutuskan suatu sikap politik atau sikap ke-umatan.

Dan patut dijadikan referensi apa yang dilakukan oleh almarhum KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Saat beliau bersafari kepada kyai-kyai khos dan meminta restu kyai langitan terkait dengan penyelamatan bangsa dan siapa pemimpin negara ini. Disitulah makna dan hakikat sejati dari musyawarah. Para kiyai langitan yang memberikan isyarat bahwa Gus Dur bisa menjadi Presiden Republik Indonesia. Dan bukti sejarah itu, tertulis dalam riwat hidup para kyai dan juga tertulis dalam lembar sejarah ke-negaraan bahwa Gus Dur adalah Presiden RI keempat di negeri ini.

Dalam konteks pilkada hari ini, jamiyah Nadlatul Ulama harus ambil bagian itu dan memenangkan pilihan secara berjamaah. Ini merupakan bagian dari aktivitas politik berjamaah untuk kepentingan yang lebih besar. Dan belajar dari cara terbaik, apa yang dilakukan oleh mendiang Gus Dur adalah bagian dari pilihan politik ke-umatan yang berlandaskan pada kaidah dan norma dalam organisasi yang disebutkan dalam bahasa hukum, Lex specialis derogat legi generali. Artinya asas penafsiran hukum yang menyatakan bahwa hukum yang bersifat khusus mengesampingkan hukum yang bersifat umum.

Mungkin saja bisa, bila kita tarik diruang politik. Bahwa NU hadir sebagai jawaban atas kebiasaan yang tidak biasa mendukung secara organisasi, akan tetapi, politik kehadiran yang disebut dengan berjamaah itulah menjadi khusus. Dan pemikiran ini, bisa saja salah dalam penempatannya. Sebagai sebuah solusi dengan harapan menyelamatkan keadaan dan kader NU dalam berkontestasi.

Tidak ada benda mati yang tidak bisa digerakkan oleh sebuah kekuatan yang terorganisasi dengan baik, begitu juga dengan suara dan pilihan yang terorganisir dengan baik akan menghasilkan pemimpin dan organisasi pemerintah yang baik pula. Semoga momentum pesta demokrasi yang dipahami oleh masyarakat umum sebagai pesta demokrasi lima tahun sekali ini sebagai uji kekuatan yang terorganisir dengan baik dan bersama untuk sebuah kemenangan jamiyah NU di 7 kabupaten Kota. Penulis mendoakan, agar kader-kader terbaik NU NTB, yang nantinya maju dalam kontestasi politik pemilihan kepala daerah di awal Desember 2020 nanti diberikan keafiatan dan tentu juga kemenangan sebagai pemimpin (kepala daerah). Wassalam.

Penulis: Sueb Qury (Ketua LTN-NU NTB)

Share3700Tweet2313Pin833

Dapatkan pembaruan langsung di perangkat Anda, berlangganan sekarang.

Unsubscribe

Pos Terkait

Perang Rusia-Ukraina (foto: istimewa)

Menyoal Kecongkaan dan Hegemoni Barat atas Invasi Rusia terhadap Ukraina

3 bulan ago
10.1k

jfid - PERANG Rusia-Ukraina meletus (Kamis, 24/2/22). Dunia terkejut dan kalang kabut. Betapa tidak, dua...

Warga Desa Wadas/Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

Masih Tentang Wadas

3 bulan ago
10.1k

jfid - Wadas mengusik nurani banyak orang. Mulai mahasiswa, aktivis, ilmuwan, akademisi sampai para pemuka...

Dr. Sirikit Syah, seorang Pengajar dan Pengamat Media

Tantangan Pers Indonesia Sekarang

3 bulan ago
10k

Oleh: Dr. Sirikit Syah (Pengamat Media) jfid - Dua puluh satu tahun Reformasi, pers Indonesia...

Ilustrasi wawancara

Wawancara dengan Wakil Komite Nobel & Akademi Sastra

4 bulan ago
10k

Bisa Anda beri tahu kami siapa Anda? Saya Ellen Mattson. Saya seorang penulis. Seorang novelis....

Load More
Next Post
Gambar Ilustrasi: Mardigu Wowiek

Diplomasi Mineral Kelas Dunia

Leave Comment
ADVERTISEMENT

Recommended

Foto : Gubernur NTB bersama PT. AMNT pada acara Evaluasi Progres Rencana Pembangunan Kawasan Industri Sumbawa Barat yakni Smelter dan Industri turunanya di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur NTB.

Pemprov NTB Dukung Realisasi Smelter PT. AMNT, 2023 Ditargetkan Rampung

04/10/2021
10k
Virus Pilkada Tanpa Uang

Mencari Pemimpin Melawan Narkoba

01/20/2020
10.2k

Popular Story

  • Deklarasi Humairoh Perjuangan di kecamatan Blega

    Humairoh Perjuangan Kini Hadir di Kecamatan Blega, Begini Harapan Mahfud

    9122 shares
    Share 3649 Tweet 2281
  • Dibalik Lirik Lagu Tahun 2000 Grup Kosidah Nasidaria, Lihat Faktanya Saat Ini

    9597 shares
    Share 3839 Tweet 2399
  • Media Sosial dan Ancaman Disintegrasi Bangsa

    9532 shares
    Share 3813 Tweet 2383
  • Servomechanism

    9246 shares
    Share 3698 Tweet 2312
  • Pulau Sulawesi Sebagai Asal Usul Pertama Orang Bajau

    9108 shares
    Share 3643 Tweet 2277
Jurnal Faktual

© 2022

Informasi

  • Pedoman
  • Redaksi
  • Periklanan
  • Privacy Policy
  • Tentang
  • Saran Translate

Terhubung

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Arta
  • Siasat
  • Tahta
  • Sasana
  • Histori
  • Rupa-Rupa
  • Flash
  • Kolumnis
  • Warta
    • Advertorial
    • Birokrasi
    • Budaya
    • Hukum dan Kriminal
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Politik
    • Profil
    • Surat Publik
    • Wisata

Welcome Back!

Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.