Kendali Dunia

Rasyiqi
By Rasyiqi
8 Min Read
Gambar Ilustrasi: Mardigu Wowiek
Gambar Ilustrasi: Mardigu Wowiek

jfID – “Control Oil control country” pernyataan yang sangat dalam dari seorang Henry Kisingger karena itu diartikan penantang hegemoni Amerika bagi yang tidak taat pada mereka. Suriah, Libya, Irak, Afganistan semua luluh lantak bukan atas nama demokrasi, tetapi semua atas nama hegemoni kendali minyak.

Lalu ada satu pernyataan lagi sehubungan dengan Kentucky dan Okinawa. Control gold you control the world.

Gold adalah underlying percetakan uang adalah sebuah kaharusan. Namun dunia saat ini di kendalikan oleh dolar tanpa underlying emas sebagai jaminan.

Sejak Agustus 1971 Amerika melepas diri dari emas lalu banyak kejadian seperti subprime mortgage di tahun 2008 membayangi dolar. Bahwa tanpa “underlaying” currency dolar ringkih. Peristiwa 2008 krisis keuangan karena permainan yang tidak berbasis jaminan tersebut, Amerika rugi 19 triliun dolar atau sama dengan 5 perang besar yang Amerika biayai dalam 40 tahun terakhir!

Biaya Amerika sebagai Negara mendominasi besar sekali, biaya perang dan biaya kerugian bermain keuangan tanpa dasar underlying nya yang ini akan dibuatkan strateginya oleh Kentucky.

Kita lompat sebentar tentang “wolrd domination”. Sebagai mana kita ketahui ada 5 cara untuk mendominasi dunia, dan sebagian besar masih dominasinya di kendalikan Amerika. 3 sudah di buka ya, hal itu adalah : Currency domination, trade domination, military domination sisanya bagi mereka yang butuh saja.

Dari 3 hal tersebut, China mengambil satu yaitu trade domination. 2 lagi peluang bagi Indonesia kalau pada ngerti ngelola negaranya. Wis tak simpe wae lah. kagak perduli juga pade pade.

Kita bicara tentang currency domination lebih dalam lagi sekarang. Semua masih ingat 1997/98 itu adalah “serangan economic hitman” kepada pemerintahan Suharto. Menyerang rupiah dari 2.700 ke 15.000 dalam waktu 6 bulan, Indonesia rontok. Krisis moneter lalu krisis politik.

Inilah hal yang dilakukan di Kentucky. Amerika sedang melakukan simulasi. Simulasi mengantisipasi supaya dolar tidak menjadi seperti subprime mortgage dan bagaimana dalam saat bersamaan bisa menyerang sebuah negara. Nama simulasinya currency warfare simulation. Anda akan tegang bagaimana simulasi yang mereka lakukan. Semua dengan perhitungan matematik yang sangat rinci, detail njlimet.

Mereka melakukan yang namanya “dollar reset value”.

Reset value ini bisa di naikan, bisa di turunkan.

Jadi misalnya dalam ruangan tersebut ada 200 monitor lebih dimana setiap monitor ada nama negara, peta dan nilai kurs terhadap dolar saat itu.

Lalu mesin kalkulasi di nyalakan. Naik 20% nilai dolar. Apa yang terjadi pada Amerika, apa yang terjadi pada negara Tiongkok. Apa yang terjadi pada Indonesia?

Lalu keluar warna, hijau artinya aman, kuning bahaya 1, orange bahaya 2, merah bahaya 3, hitam fail atau collaps negara tersebut.

Sekali lagi, dolar di cetak dan beredar 70% uang kartal dolar tersebut beredar di luar “homeland” Amerika. Saat ini dollar di cetak dengan tanpa underlaying. Karena kalau berdasar deposito emas yang mereka miliki, maka nilai dolar yang di cetak sudah kelebihan 100 kali pada saat ini. Jadi dolar adalah currency over value.

Jadi “dollar reset value” adalah suatu hal yang pasti di lakukan. Simulasinya banyak ragam dimana ketika saya hadir yang mereka simulasikan adalah, mereka menerbitkan dollar baru. Dolar jenis baru. Dan dolar lama nilainya hanya 50%. di potong 50%.

Skenarionya, dollar baru  tidak terlalu jauh “over value nya” hanya 20 kali dan bisa dengan cepat di naikan dengan gold depositorynya di tingkatkan cadangannya.

Jadi kalau kita Indonesia memiliki cadangan devisa 120 bilion dolar. “in one night” nilainya tinggal 60 bilion dolar.

Menariknya, ketika di hajar (di cut) dengan 50% nilai dolar baru. China, tidak rubuh. Cadangan devisa mereka walau ada dolar namun gold China kuat.

Dunia akan kacau selama 9 bulan sampai keseimbangan ekonomi baru tercipta. Ada beberapa wilayah dunia yang akan tumpah darah berperang. Namun bisa di ukur.

Simulasi kedua dolar baru di ciptakan dengan nilai dolar lama adalah NOL. Amerika nilai dolarnya sama dengan nilai cadangan emas Amerika. Efeknya, dunia akan perang selama 5 tahun. Kekacauan sistemik dimana-mana. China collapse\ atau bahasa lemhanasnya fail state.

Simulasi berikutnya yaitu dollar di cut 80% alias tinggal 20%. Ternyata china lumpuh (Negara paria).

Menariknya, rupiah di level turun 20% (dolar naik) sudah lampu kuning, di level 30-40%  orange, di 50% fail state merah. Kalau rupiah di kuatkan atau dolar di lemahkan, 50% dolar  di tebas, indonesia lampu orange. Jadi indonesia lebih rentan jika dolar di kuatkan dari pada di lemahkan.

Jangankan di terbitkan dolar nilai baru. Dengan dolar lama, di bawa ke harga 19.000 sudah goyang orange pemerintahan Indonesia. Sekedar mengingatkan, yang goyang pemerintahnya bukan negaranya loh ya. Itulah salah satu di antara banyak informasi di Kentucky.

Saya berfikir hebat. Ratusan gambaran sekelat kelat melintas di pikiran. Semuanya gambaran prasangka buruk.

Kepala saya terbayang galian tambang dalam sejauh minus 4000meter kebawah tanah di pedalaman Papua di tambang Grasberg. Saya terbayang Freeport. Kenapa freeport masih di kontrol minoritas.

Karena penting rupanya bagi Amerika. Dan bagi Indonesia yang penting dapat JENENG, dapat nama. JENANG FULUS masih Amerika. Salah satu simulasi nya adalah karena cadangan emas tidak bisa bertambah cepat, nilai harga emas di naikkan dari nilai saat ini ke  nilai 50 kali atau minimum naik 20 kali dari nilai sekarang agar underlying jaminan gold depository bisa menjadi “batas aman”.

Ini semua, kita tahu bahwa dollar sudah melepas ikatannya dengan emas. Dolar kalau mau cetak ya cetak saja. Tetapi Amerika tahu, dolar tidak punya “pondasi”.

Amerika saat ini mendapatkan tantangan dalam “currency domination”.

Inilah yang Tiongkok negara komunis yang ingin menjadi negera super power dengan menantang Amerika. Tiongkok  akan lakukan terhadap Amerika dalam strategi “COLDER WAR”. Serangan terhadap dolar dengan transaksi di banyak negara bilateral menerima YUAN CHINA.. Penguasaan Amerika dalam PETROL dan dolar yang di sebut juga petrodollar di ancam Tiongkok.

Trump terjepit waktunya. Pentagon belum di tangan, covid masih merajalela di Amerika.

Mungkin cara terbaik pertama, bukan dolar rest value tetapi naikan cadangan emas Amerika. US bullion depository di kentucky dan di Okinawa harus naik.

Eitt sebentar. Okinawa bullion depositiry itu bukan-nya materialnya dari copper concentrate Freeport ya? Cadangan Grasberg 20  tahun kedepan masih 3.000 ton ya. Kenapa kita ngak minta bagi hasil emasnya, ya kok malah copper tembaganya? Concentrate lagi. Asudalah!!!  #Peace

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article