jf
  • Arta
  • Siasat
  • Tahta
  • Sasana
  • Histori
  • Rupa-Rupa
  • Flash
  • Kolumnis
  • Warta
    • Advertorial
    • Birokrasi
    • Budaya
    • Hukum dan Kriminal
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Politik
    • Profil
    • Surat Publik
    • Wisata
No Result
View All Result
Nulis
jf.
  • Arta
  • Siasat
  • Tahta
  • Sasana
  • Histori
  • Rupa-Rupa
  • Flash
  • Kolumnis
  • Warta
    • Advertorial
    • Birokrasi
    • Budaya
    • Hukum dan Kriminal
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Politik
    • Profil
    • Surat Publik
    • Wisata
jf.
Menulis
  • Arta
  • Siasat
  • Tahta
  • Sasana
  • Histori
  • Rupa-Rupa
  • Flash
  • Kolumnis
  • Warta
Home Warta Budaya

Kain Lap dan Peradaban

by Heru Harjo Hutomo
07/17/2020
in Budaya, Kolumnis
Reading Time: 5 mins read
2.2k
A A
0
"Petaka Melankolia," 35x47 cm, goresan jari, abu rokok di atas kertas (Heru Harjo Hutomo, 2017)

"Petaka Melankolia," 35x47 cm, goresan jari, abu rokok di atas kertas (Heru Harjo Hutomo, 2017)

Share on FacebookShare on Twitter

jfID – Masih menyembul di kepala kita dagelan Srimulat yang popular di awal 90-an yang ditayangkan di televisi. Kebanyakan adegan pertama atau pembuka adalah seorang pembantu yang selalu saja memegang ataupun menyampirkan selembar kain lap di bahunya. Beberapa saat ia seperti umumnya dagelan ketoprak tradisional maupun ludruk, tampil sendiri bermonolog. Barangkali, di antara kita ada yang berpikir, kenapa pembantu rumah tangga pada dagelan Srimulat selalu saja membawa kain lap?


Secara sekilas pembantu rumah tangga terkait dengan pekerjaannya untuk bersih-bersih, seperti halnya petani dengan cangkulnya. Martin Heidegger mengistilahkan hal ini sebagai ready to hand (zuhanden), sebuah obyek yang terletak pada nilai fungsinya dimana ketika digunakan oleh manusia akan memunculkan makna. Dengan kata lain, makna hidup bagi Heidegger bukanlah sesuatu yang besar dan terletak di seberang kehidupan ini sebagaimana agama maupun spiritualitas mendongengkannya. Tapi ia hadir dalam dan di tengah interaksi manusia dengan konteks yang melingkupinya.

Baca Juga

The safaty of health care workers during Pandemic

Suluk Pembebasan


Dengan melihat seorang pembantu dan sehelai kain lap yang menggantung pada bahunya, maka makna manusia dengan pemandangan seperti itu tentu akan berbeda dengan seorang yang berjas, berdasi, dan menenteng sebuah tas kerja. Yang pertama adalah melayani sang majikan, sementara yang kedua adalah melayani rakyat. Meskipun sama-sama melayani, benarkah makna keduanya juga sama? Di sinilah pada akhirnya Heidegger, dalam Being and Time (1962), mengetengahkan pula apa yang ia sebut sebagai “Jemeinegkeit” (in each case mine). Pengalaman seorang pelayan majikan dan pelayan rakyat, karena itu, sungguh tak dapat disepadankan. Dengan kata lain, pengalaman mereka adalah pengalaman khas masing-masing.


Dalam konteks inilah pada dasarnya Heidegger tengah menggugat universalisme yang merupakan metanarasi modernisme, seumpamanya bahwa manusia adalah makhluk rasional. Tentu, dalam terang Heidegger, rasionalitas seorang pelayan majikan dan seorang pelayan rakyat sama sekali tak sama. Seorang pelayan majikan umumnya tak dapat protes atau berbau “orang penting” yang serasa memiliki bargaining position yang kuat. Ketika seorang pembantu itu dirasakan sang majikan sudah bekerja secara tak benar, maka dengan gampangnya sang majikan akan segera mencari penggantinya. Lantas bagaimana dengan seorang pelayan rakyat, tak mudah bukan untuk menentukannya?


Dalam logika modernisme tentu segala hal akan diukur berdasarkan prinsip universalitas, misalnya, pada kasus pelayan majikan dan pelayan rakyat, adalah pada konsep melayani. Maka segala teori, dan barangkali juga kebijakan, akan lahir dengan sifat seragam dan menyeragamkan sehingga keunikan yang dapat membuat seorang manusia berkata, “Jemeinegkeit,” akan menjadi hilang atau tercerabut. Ia pun pada akhirnya hanya akan menjadi manusia kerumunan atau manusia abstrak (Dasman) yang tak punya otentisitas. Pada titik inilah pada dasarnya modernisme dengan segala anak kandungnya—liberalisme-kapitalisme, komunisme-sosialisme, dst.—dengan sendirinya akan bersifat totaliter. Dan faktor itu pula yang dalam bidang sosiologi menjadi salah satu pemicu terjadinya krisis modernitas yang kemudian melahirkan postmodernitas dimana manusia dan kehidupannya mengalami dispersitas atau keterpecahan. Dari mulai fenomena politik identitas, gugatan-gugatan pada konsep negara-bangsa, adalah beberapa bukti bahwa modernisme dan modernitas telah sampai pada titik-nadirnya.

Advertisement. Scroll to continue reading.
Order Order Order


Dengan demikian, hidup di masa transisi adalah sebentuk kehidupan yang sama sekali tak gampang, serupa interregnum dalam kacamata Gramsci dan Bauman (Berlalu di Zaman [yang Tak Benar-Benar] Baru, Heru Harjo Hutomo, https://jurnalfaktual.id), dimana pada akhirnya kita selaiknya kain lap yang berfungsi untuk membersihkan kotoran yang mau tak mau mesti ikut kotor pula.


(Heru Harjo Hutomo/ penulis kolom, peneliti lepas, menggambar dan bermain musik)        

Share3664Tweet2290Pin825

Dapatkan pembaruan langsung di perangkat Anda, berlangganan sekarang.

Unsubscribe

Pos Terkait

Eksploitasi dan Perdagangan Manusia

2 hari ago
10.1k

jfid - "Lika liku peradaban masyarakat Arab memunculkan kajian, riset sekaligus pemicu regulasi seluruh dunia...

Sri Cicik Handayani, Mahasiswi Institut Seni Indonesia Surakarta (foto: jurnalfaktual.id)

Para Seniman Muda Bicara Keseriusan Disbudporapar Sumenep

1 bulan ago
10.1k

jfid - Para Seniman muda bersuara soal keseriusan Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Parawisata (Disbudporapar)...

Perang Rusia-Ukraina (foto: istimewa)

Menyoal Kecongkaan dan Hegemoni Barat atas Invasi Rusia terhadap Ukraina

3 bulan ago
10.1k

jfid - PERANG Rusia-Ukraina meletus (Kamis, 24/2/22). Dunia terkejut dan kalang kabut. Betapa tidak, dua...

Warga Desa Wadas/Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

Masih Tentang Wadas

3 bulan ago
10.1k

jfid - Wadas mengusik nurani banyak orang. Mulai mahasiswa, aktivis, ilmuwan, akademisi sampai para pemuka...

Load More
Next Post
Ketua DPW PKB NTB H Lalu Hadrian Irfani

PKB Terus Matangkan Persiapan Hadapi Pilkada Serentak

Leave Comment
ADVERTISEMENT

Recommended

Stay At Home, Ikhtiar Pencegahan yang  Rasulullah Ajarkan

Stay At Home, Ikhtiar Pencegahan yang Rasulullah Ajarkan

03/17/2020
10.5k
Foto : Suasana pengamanan yang dilakukan oleh Polres Lombok Tengah terhadap pelaku pencurian kotak Amal Masjid di Peringgarata.

Pelaku Pencurian Kotak Amal Masjid di Peringgarata Ketangkap Warga

12/08/2021
10k

Popular Story

  • Eksploitasi dan Perdagangan Manusia

    9216 shares
    Share 3686 Tweet 2304
  • Apakabar Bupati Fauzi? Kemana Wabup Eva?

    9639 shares
    Share 3856 Tweet 2410
  • Bersama MGPM IPA Sumenep, Prodi IPA UTM Madura Tingkatkan Kompetensi Mengajar Melalui Pendekatan STEM

    9109 shares
    Share 3644 Tweet 2277
  • Dibalik Lirik Lagu Tahun 2000 Grup Kosidah Nasidaria, Lihat Faktanya Saat Ini

    9613 shares
    Share 3845 Tweet 2403
  • New Historicism Sebagai Sebuah Kajian Sastra

    9341 shares
    Share 3736 Tweet 2335
Jurnal Faktual

© 2022

Informasi

  • Pedoman
  • Redaksi
  • Periklanan
  • Privacy Policy
  • Tentang
  • Saran Translate

Terhubung

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Arta
  • Siasat
  • Tahta
  • Sasana
  • Histori
  • Rupa-Rupa
  • Flash
  • Kolumnis
  • Warta
    • Advertorial
    • Birokrasi
    • Budaya
    • Hukum dan Kriminal
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Politik
    • Profil
    • Surat Publik
    • Wisata

Welcome Back!

Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.