jf
  • Arta
  • Siasat
  • Tahta
  • Sasana
  • Histori
  • Rupa-Rupa
  • Flash
  • Kolumnis
  • Warta
    • Advertorial
    • Birokrasi
    • Budaya
    • Hukum dan Kriminal
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Politik
    • Profil
    • Surat Publik
    • Wisata
No Result
View All Result
Nulis
jf.
  • Arta
  • Siasat
  • Tahta
  • Sasana
  • Histori
  • Rupa-Rupa
  • Flash
  • Kolumnis
  • Warta
    • Advertorial
    • Birokrasi
    • Budaya
    • Hukum dan Kriminal
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Politik
    • Profil
    • Surat Publik
    • Wisata
jf.
Menulis
  • Arta
  • Siasat
  • Tahta
  • Sasana
  • Histori
  • Rupa-Rupa
  • Flash
  • Kolumnis
  • Warta
Home Kolumnis

Hikayat Putih

by Heru Harjo Hutomo
11/05/2020
in Kolumnis
Reading Time: 5 mins read
2.3k
A A
0
Heru Harjo Hutomo, Peneliti, Pelukis dan Pemusik (foto: Dok. Redaksi)

Heru Harjo Hutomo, Peneliti, Pelukis dan Pemusik (foto: Dok. Redaksi)

Share on FacebookShare on Twitter

Wayang iku

Wewayangan kang satuhu

Baca Juga

No Content Available

Lelakoning janma ing alam janaloka

Titenana wong cidra mangsa langgenga

Wayang itu

Advertisement. Scroll to continue reading.
Order Order Order

Adalah kacabenggala

Kehidupan manusia di dunia

Yang ingkar janji tak akan lama

jfid – Dalam kisah pewayangan Jawa ada satu karakter yang dinamakan Seta. Ia merupakan putra sulung Prabu Matswapati di Wiratha, kakak dari Wiratsangka, Utara dan Utari, isteri kedua Abimanyu. Konon, karakternya keras dan getapan atau mudah marah laiknya Baladewa.

Dalam lakon Aji Narantaka, Seta—yang mesti selibat seperti Bhisma karena menjadi seorang rsi—dikisahkan merupakan guru dari Gatotkaca. Secara harfiah, Seta bermakna “putih” yang juga seperti halnya Baladewa yang acap dipanggil Bima sebagai “Bule” karena kulitnya memang putih.

“Putih” memang selama ini lekat dengan citra kesucian ataupun kelurusan. Dan memang, baik Rsi Seta maupun Baladewa seperti hidup tanpa dosa yang berarti dimana ketika mati mereka meninggalkan dunia dengan penuh pujian dan penghormatan: Rsi Seta menjadi seorang martir pertama dalam perang besar Bharatayudha dan Baladewa mati bersama raganya dengan dijemput oleh sebuah kereta. Kedua ksatria pinandhita itu dikenal tak pernah berbohong, ngomong apa adanya, dan berusaha selalu lurus meskipun terkadang hidup tak melulu soal kelurusan.

Tapi kisah pewayangan Jawa tak sesederhana penilaian para remaja. Ternyata, Seta yang berarti “putih” tak selamanya merujuk pada kesucian maupun kelurusan. Pada karakter Setatama ternyata Seta di sini mengacu pada hewan menjijikkan yang dikenal sebagai set (sejenis belatung yang membikin busuk daging, baik daging orang maupun buah-buahan). Dan memang Setatama merupakan anak pujan atau jadi-jadian dari set yang berkerumun pada borok si Lara Amis atau Dewi Durgandini, adik dari Prabu Matswapati.

Lara Amis inilah yang kelak menjadi isteri Prabu Santanu dengan syarat bahwa anak-anaknyalah yang menjadi pewaris tahta Hastinapura, yang karenanya Bhisma kelak bersumpah untuk berselibat dan tak hendak meminta haknya atas tahta kerajaan besar itu. Lara Amis sendiri saat itu adalah bekas isteri Parasara, ayah Abiyasa, eyang Pandawa dan Kurawa. Tak jelas benar soal perceraian antara Parasara dan Lara Amis. Tapi biasanya kisah pewayangan Jawa adalah sebuah pasemon atas peristiwa sejarah tertentu yang memerlukan sebuah penelitian khusus tentang apa yang sebenar-benarnya terjadi (Rumor dan Hoaks dalam Pewayangan Jawa, Heru Harjo Hutomo, https://alif.id).

Bhisma, sebagai seorang ksatria-pinandhita yang terkenal berjiwa besar, kerap memanggil ibu tirinya itu, Lara Amis, sebagai “Daseyi” yang berarti orang yang berasal dari kaum dasa atau budak. Keamisan Dewi Durgandini, yang karenanya ia dinamakan Lara Amis, merupakan pembawaan yang, setelah bertemu dengan Parasara, disembuhkan dan akhirnya menjadi seorang perempuan rupawan tapi penuh tuntutan. Penyakit amis yang gawan atau pembawaan itu ternyata disebabkan oleh set-set yang menggerogoti tubuh Durgandini. Dan atas kesaktian Parasara akhirnya set-set itu dijadikan seorang anak yang bernama Setatama. Kelak Setatama ini, atas keikutsertaannya dalam upaya pemberontakan saudaranya Kencaka dan Kencakarupa melawan Prabu Matswapati di Wiratha, dibantai oleh Jagal Abilawa, nama samaran Bima, yang tak lain adalah buyut dari Parasara sendiri. Demikianlah “putih” dalam khazanah pewayangan Jawa yang ternyata tak senantiasa suci, lurus, maupun setia sebagaimana yang diangankan kebanyakan orang yang berani wirang.

(Heru Harjo Hutomo: penulis kolom, peneliti lepas, menggambar dan bermain musik)  

Share3657Tweet2286Pin825

Dapatkan pembaruan langsung di perangkat Anda, berlangganan sekarang.

Unsubscribe

Pos Terkait

Eksploitasi dan Perdagangan Manusia

2 hari ago
10.1k

jfid - "Lika liku peradaban masyarakat Arab memunculkan kajian, riset sekaligus pemicu regulasi seluruh dunia...

Perang Rusia-Ukraina (foto: istimewa)

Menyoal Kecongkaan dan Hegemoni Barat atas Invasi Rusia terhadap Ukraina

3 bulan ago
10.1k

jfid - PERANG Rusia-Ukraina meletus (Kamis, 24/2/22). Dunia terkejut dan kalang kabut. Betapa tidak, dua...

Warga Desa Wadas/Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

Masih Tentang Wadas

3 bulan ago
10.1k

jfid - Wadas mengusik nurani banyak orang. Mulai mahasiswa, aktivis, ilmuwan, akademisi sampai para pemuka...

Dr. Sirikit Syah, seorang Pengajar dan Pengamat Media

Tantangan Pers Indonesia Sekarang

4 bulan ago
10k

Oleh: Dr. Sirikit Syah (Pengamat Media) jfid - Dua puluh satu tahun Reformasi, pers Indonesia...

Load More
Next Post

Pendidikan Sebagai Pencarian Ilmu atau Pengejaran Popularitas (?)

Leave Comment
ADVERTISEMENT

Recommended

HUT RI Ke-75, Tim Penggerak PKK Kecamatan Ganding Gelar Lomba Penilaian Administrasi Desa

08/13/2020
10.1k

Wagub NTB Apresiasi Program Merdeka Belajar Jarak Jauh dari PT Telkomsel

09/10/2020
10.1k

Popular Story

  • Lukisan wajah Bupati Sumenep Achmad Fauzi (foto: jurnalfaktual.id)

    Apakabar Bupati Fauzi? Kemana Wabup Eva?

    9659 shares
    Share 3864 Tweet 2415
  • Eksploitasi dan Perdagangan Manusia

    9219 shares
    Share 3688 Tweet 2305
  • Bersama MGPM IPA Sumenep, Prodi IPA UTM Madura Tingkatkan Kompetensi Mengajar Melalui Pendekatan STEM

    9109 shares
    Share 3644 Tweet 2277
  • New Historicism Sebagai Sebuah Kajian Sastra

    9342 shares
    Share 3737 Tweet 2336
  • Nomenklatur Kemenangan, 2024 Ganti Bupati Sumenep

    9306 shares
    Share 3722 Tweet 2327
Jurnal Faktual

© 2022

Informasi

  • Pedoman
  • Redaksi
  • Periklanan
  • Privacy Policy
  • Tentang
  • Saran Translate

Terhubung

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Arta
  • Siasat
  • Tahta
  • Sasana
  • Histori
  • Rupa-Rupa
  • Flash
  • Kolumnis
  • Warta
    • Advertorial
    • Birokrasi
    • Budaya
    • Hukum dan Kriminal
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Politik
    • Profil
    • Surat Publik
    • Wisata

Welcome Back!

Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.