jf
  • Arta
  • Siasat
  • Tahta
  • Sasana
  • Histori
  • Rupa-Rupa
  • Flash
  • Kolumnis
  • Warta
    • Advertorial
    • Birokrasi
    • Budaya
    • Hukum dan Kriminal
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Politik
    • Profil
    • Surat Publik
    • Wisata
No Result
View All Result
Nulis
jf.
  • Arta
  • Siasat
  • Tahta
  • Sasana
  • Histori
  • Rupa-Rupa
  • Flash
  • Kolumnis
  • Warta
    • Advertorial
    • Birokrasi
    • Budaya
    • Hukum dan Kriminal
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Politik
    • Profil
    • Surat Publik
    • Wisata
jf.
Menulis
  • Arta
  • Siasat
  • Tahta
  • Sasana
  • Histori
  • Rupa-Rupa
  • Flash
  • Kolumnis
  • Warta
Home Histori

76 Tahun Indonesia Merdeka dan Warisan-Warisan Kesilamannya 

by Heru Harjo Hutomo
08/20/2021
in Histori, Kolumnis
Reading Time: 5 mins read
2.2k
A A
0
"Gula Klapa," 29x37 cm, abu rokok di atas kertas, Heru Harjo Hutomo, 2019.

"Gula Klapa," 29x37 cm, abu rokok di atas kertas, Heru Harjo Hutomo, 2019.

Share on FacebookShare on Twitter

jfid – Masyarakat pada dasarnya, secara inheren, tumbuh dan berkembang berdasarkan konflik. Dalam perspektif Hegelio-Marxian, hal ini disebut sebagai hukum dialektika. Maka ketika konflik itu tak ada lagi dapat dikatakan bahwa masyarakat itu sendiri pun, dengan sendirinya, juga akan lenyap.

Angan biru tentang perdamaian, tersebab oleh hal itu, adalah sebuah angan yang ngayawara atau mengada-ada. Permasalahannya kemudian, seandainya konflik itu adalah serupa tiang penyangga kehidupan masyarakat, adalah tak terletak pada upaya-upaya untuk melenyapkan konflik, namun untuk mengolahnya. Di sinilah kemudian ilmu polemologi, suatu kajian tentang konflik dan perdamaian, lahir dengan tujuan agung untuk mengolah konflik-konflik yang terjadi di sebuah masyarakat.

Baca Juga

The safaty of health care workers during Pandemic

Kemerdekaan dan Kapitayan

Taruhlah konflik antara Islam moderat vs. Islam radikal, Islam kultural vs. Islam struktural, Islam nusantara vs. Islam berkemajuan atau Islam terpadu, dst. Perbedaan dan konflik-konflik seperti ini memang tak dapat dihindari. Jadi, angan tentang Islam abstrak, Islam biru, Islam tanpa tipologi, hanyalah bualan yang memiliki kepentingan tertentu, yang seringkali jauh dari substansi Islam itu sendiri. Ketika hal itu pun dapat terwujud, mengingat kemajemukan orang Indonesia, ukuran siapakah yang nantinya dipakai? Di sini pun orang tetap akan berkonflik untuk memenangkan posisi sebagai acuan. Bukankah dengan demikian konflik adalah suatu hal yang mendasar sifatnya atas denyut nadi sebuah masyarakat?

Hoaks, provokasi, agitasi dan radikalisme, tak pelak lagi merupakan permasalahan khas dunia kontemporer yang musykil untuk dihindari. Hidup di zaman disrupsi seperti ini memang membutuhkan ketangguhan baik sebagai pribadi maupun masyarakat. Tak jarang ketika konflik-konflik itu tak dapat diolah seseorang ataupun sebuah masyarakat akan dengan mudahnya dilanda kekacauan dan tumbang.

Ketangguhan, baik sebagai pribadi maupun masyarakat, sebenarnya sudah lama pula diwariskan sebagai kearifan-kearifan lokal bangsa nusantara. Berbagai tradisi yang selama ini diwariskan telah terbukti bahwa semuanya itu bermuara pada keberlangsungan kehidupan. Taruhlah masyarakat Baduy, yang dari berbagai data yang ada, sama sekali tak terkena wabah corona.

Advertisement. Scroll to continue reading.
Order Order Order

Saya sendiri, ketika meneliti bencana gempa dan tsunami, menemukan bahwa di Jawa bencana-bencana itu ternyata adalah sebuah siklus (Mahapralaya: Seputar Wayang,Gempa dan Tsunami, Heru Harjo Hutomo, https://www.idenera.com). Hal ini memang tak dapat dilepaskan dari pandangan waktu orang Jawa di masa lampau yang sirkular sifatnya (Berlalu di Zaman [yang Tak Benar-benar] Baru, Heru Harjo Hutomo, https://jurnalfaktual.id). Dalam khazanah budaya Jawa hal ini disebut sebagai “jangka.” Maka sama sekali tak mengherankan ketika banyak orang yang mengatakan bahwa keadaan di saat wabah corona ini seolah sudah pernah terjadi di masa lampau.

Demikian pula fenomena mengecambahnya radikalisme yang bersifat transnasional yang ternyata beberapa kali sudah pernah terjadi pula, setidaknya sejak zaman Sultan Trenggono di Demak (Islam Radikal dalam Filsafat Perwayangan dan Serat Wedhatama, Heru Harjo Hutomo, https://etnis.id). Para nenek-moyang, lewat berbagai tamsil dan praktik-praktik kebudayaan, ternyata tak pula meninggalkan permasalah yang terus berulang semata, dengan variannya yang ada, namun juga menyajikan solusi atau penyikapannya. 

Pada HUT Indonesia yang ke-76 ini, kiranya perlu dilakukan reinterpretasi-reinterpretasi atas warisan-warisan budaya yang ada. Masyarakat Adat Baduy, di masa wabah corona ini, terbukti seperti tak ditemukan satu kasus pun dimana warganya terinfeksi. Demikian pula, terkait dengan permasalahan kontemporer lainnya seperti maraknya hoaks, provokasi, agitasi dan radikalisme, berbagai warisan praktik-praktik kebudayaan, taruhlah tasawuf dan kapitayan, seolah sama sekali tak terjang itu semua. Seumpamanya, Paguyuban Sumarah dimana salah satu sesanggeman atau kesanggupan sebagai warganya, adalah untuk untuk tak fanatik. Ini semua adalah nilai-nilai serta sikap yang sangat positif dan konstruktif ketika ditumbuh-kembangkan dalam kehidupan kontemporer, apalagi di zaman disrupsi seperti ini. Ketangguhan sebagai pribadi adalah satu hal yang memang menjadi garapan berbagai komunitas kapitayan dan tarekat-tarekat sufi. Dunia boleh fana, tetapi batin manusia mestilah baka.         

Heru Harjo Hutomo: penulis, perupa dan pemusik, pemerhati radikalisme dan terorisme.

Share3640Tweet2275Pin821

Dapatkan pembaruan langsung di perangkat Anda, berlangganan sekarang.

Unsubscribe

Pos Terkait

Perang Rusia-Ukraina (foto: istimewa)

Menyoal Kecongkaan dan Hegemoni Barat atas Invasi Rusia terhadap Ukraina

3 bulan ago
10.1k

jfid - PERANG Rusia-Ukraina meletus (Kamis, 24/2/22). Dunia terkejut dan kalang kabut. Betapa tidak, dua...

Warga Desa Wadas/Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

Masih Tentang Wadas

3 bulan ago
10.1k

jfid - Wadas mengusik nurani banyak orang. Mulai mahasiswa, aktivis, ilmuwan, akademisi sampai para pemuka...

Dr. Sirikit Syah, seorang Pengajar dan Pengamat Media

Tantangan Pers Indonesia Sekarang

4 bulan ago
10k

Oleh: Dr. Sirikit Syah (Pengamat Media) jfid - Dua puluh satu tahun Reformasi, pers Indonesia...

Ilustrasi wawancara

Wawancara dengan Wakil Komite Nobel & Akademi Sastra

4 bulan ago
10k

Bisa Anda beri tahu kami siapa Anda? Saya Ellen Mattson. Saya seorang penulis. Seorang novelis....

Load More
Next Post
Suasana pagi Urang Kanekes atau Suku Badui pada pagi hari di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Sabtu (foto: Alkhaledi Kurnialam)

Melongok Sakralitas Adat dan Cantiknya Kampung Badui Dalam

Leave Comment
ADVERTISEMENT

Recommended

Hj. Niken Apresiasi Pelaksanaan Kemah Dakwah Immawati

10/24/2020
10.1k
Minyak goreng subsidi pemerintah yang dijual dengan syarat minimal belanja di swalayan El Malik. Sabtu (19/2/2022)

Di Sumenep, Beberapa Swalayan Menjual Minyak Goreng dengan Syarat Belanja Minimal

02/19/2022
10.3k

Popular Story

  • Deklarasi Humairoh Perjuangan di kecamatan Blega

    Humairoh Perjuangan Kini Hadir di Kecamatan Blega, Begini Harapan Mahfud

    9124 shares
    Share 3650 Tweet 2281
  • Dibalik Lirik Lagu Tahun 2000 Grup Kosidah Nasidaria, Lihat Faktanya Saat Ini

    9597 shares
    Share 3839 Tweet 2399
  • Media Sosial dan Ancaman Disintegrasi Bangsa

    9535 shares
    Share 3814 Tweet 2384
  • Servomechanism

    9246 shares
    Share 3698 Tweet 2312
  • Beda Perbup, Perda dan Instruksi Bupati dalam Perspektif Hukum

    10866 shares
    Share 4346 Tweet 2717
Jurnal Faktual

© 2022

Informasi

  • Pedoman
  • Redaksi
  • Periklanan
  • Privacy Policy
  • Tentang
  • Saran Translate

Terhubung

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Arta
  • Siasat
  • Tahta
  • Sasana
  • Histori
  • Rupa-Rupa
  • Flash
  • Kolumnis
  • Warta
    • Advertorial
    • Birokrasi
    • Budaya
    • Hukum dan Kriminal
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Peristiwa
    • Politik
    • Profil
    • Surat Publik
    • Wisata

Welcome Back!

Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.