Barokah: Sebuah Ilusi yang Dibuat oleh Manusia untuk Menghibur Diri?

Rasyiqi
By Rasyiqi
10 Min Read

jfid – Barokah adalah salah satu kata yang sering digunakan oleh masyarakat kita, terutama dalam konteks agama. Barokah biasanya diartikan sebagai berkah, keberuntungan, atau kemudahan yang diberikan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya.

Namun, apakah barokah itu benar-benar ada? Apakah barokah itu bisa diukur, dibuktikan, atau dianalisis secara ilmiah? Apakah barokah itu hanya bisa didapatkan lewat perantara kyai, habib, atau tokoh-tokoh agama lainnya? Ataukah barokah itu hanyalah sebuah mitos yang dipercaya secara buta oleh orang-orang yang tidak berpikir rasional?

Barokah dari Sudut Pandang Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan adalah usaha manusia untuk memahami alam semesta dan fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya dengan menggunakan metode-metode yang sistematis, objektif, dan empiris.

Ilmu pengetahuan menghasilkan pengetahuan yang bersifat universal, rasional, dan dapat diuji kebenarannya. Ilmu pengetahuan juga mengandalkan bukti-bukti yang dapat diamati, diukur, dan direplikasi oleh orang lain.

Lalu, bagaimana dengan barokah? Apakah barokah itu termasuk dalam ranah ilmu pengetahuan? Apakah barokah itu memiliki bukti-bukti yang dapat diamati, diukur, dan direplikasi? Apakah barokah itu dapat diuji kebenarannya secara empiris? Jawabannya adalah tidak.

Barokah adalah sebuah konsep yang bersifat subjektif, abstrak, dan tidak dapat dioperasionalisasikan secara ilmiah. Barokah tidak memiliki definisi yang jelas dan konsisten.

Barokah tidak memiliki indikator atau parameter yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengukur tingkat atau intensitasnya. Barokah tidak memiliki kriteria atau standar yang dapat digunakan untuk menentukan apakah seseorang atau sesuatu itu berbarokah atau tidak.

Barokah juga tidak memiliki hubungan sebab-akibat yang logis dan kausal dengan fenomena-fenomena alam. Barokah tidak dapat menjelaskan mengapa sesuatu terjadi atau tidak terjadi. Barokah hanya merupakan sebuah interpretasi atau persepsi yang dibentuk oleh manusia berdasarkan keyakinan, harapan, atau emosi mereka. Barokah hanya merupakan sebuah label atau atribut yang diberikan oleh manusia kepada sesuatu yang mereka anggap baik, positif, atau menguntungkan bagi mereka.

Oleh karena itu, barokah tidak masuk dalam kategori ilmu pengetahuan. Barokah adalah sebuah konstruksi sosial yang dibuat oleh manusia untuk memberi makna kepada kehidupan mereka. Barokah adalah sebuah mitos yang dipercaya oleh manusia tanpa dasar ilmiah yang kuat.

Barokah dari Sudut Pandang Logika

Logika adalah cabang filsafat yang mempelajari prinsip-prinsip dan aturan-aturan berpikir secara benar. Logika bertujuan untuk menghindari kesalahan-kesalahan berpikir yang disebut sebagai fallacy atau sofisma. Logika menggunakan simbol-simbol dan notasi-notasi untuk merepresentasikan argumen-argumen dan mengevaluasi validitas dan kebenaran dari argumen-argumen tersebut.

Lalu, bagaimana dengan barokah? Apakah barokah itu sesuai dengan prinsip-prinsip dan aturan-aturan logika? Apakah barokah itu dapat dibentuk menjadi argumen-argumen yang valid dan benar? Apakah barokah itu bebas dari fallacy atau sofisma? Jawabannya adalah tidak. Barokah adalah sebuah konsep yang penuh dengan fallacy atau sofisma.

Berikut ini adalah beberapa contoh fallacy atau sofisma yang sering terkait dengan barokah:

Fallacy of affirming the consequent

Merupakan kesalahan berpikir yang menganggap bahwa jika suatu pernyataan bersyarat benar, maka konversinya juga benar. Contoh: Jika seseorang berbarokah, maka ia akan sukses. Seseorang itu sukses. Maka, ia berbarokah. (Tidak selalu benar, karena bisa jadi ia sukses karena faktor-faktor lain selain barokah).

Fallacy of denying the antecedent

Merupakan kesalahan berpikir yang menganggap bahwa jika suatu pernyataan bersyarat benar, maka inversinya juga benar. Contoh: Jika seseorang berbarokah, maka ia akan sukses. Seseorang itu tidak berbarokah. Maka, ia tidak akan sukses. (Tidak selalu benar, karena bisa jadi ia sukses karena faktor-faktor lain selain barokah).

Fallacy of post hoc ergo propter hoc

Merupakan kesalahan berpikir yang menganggap bahwa jika suatu peristiwa terjadi setelah peristiwa lain, maka peristiwa pertama adalah penyebab dari peristiwa kedua.

Contoh: Seseorang itu mengikuti pengajian di rumah kyai. Kemudian, ia mendapatkan pekerjaan yang bagus. Maka, ia mendapatkan pekerjaan yang bagus karena mengikuti pengajian di rumah kyai. (Tidak selalu benar, karena bisa jadi ia mendapatkan pekerjaan yang bagus karena faktor-faktor lain selain pengajian di rumah kyai).

Fallacy of ad verecundiam: Merupakan kesalahan berpikir yang menganggap bahwa suatu pernyataan atau pendapat adalah benar hanya karena disampaikan oleh seseorang yang dianggap sebagai otoritas atau ahli.

Contoh: Kyai itu mengatakan bahwa barokah itu hanya bisa didapatkan lewat perantara beliau. Maka, barokah itu hanya bisa didapatkan lewat perantara beliau. (Tidak selalu benar, karena bisa jadi kyai itu salah atau tidak jujur).

Oleh karena itu, barokah tidak sesuai dengan logika. Barokah adalah sebuah konsep yang tidak dapat dibuktikan secara rasional dan logis. Barokah adalah sebuah ilusi yang dibuat oleh manusia untuk menipu diri mereka sendiri.

Barokah dari Sudut Pandang Filsafat

Filsafat adalah cabang ilmu yang mempelajari hakikat, asal-usul, dan tujuan dari segala sesuatu. Filsafat mencoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang keberadaan, pengetahuan, nilai, etika, estetika, dan logika. Filsafat menggunakan metode-metode seperti analisis konseptual, argumentasi kritis, dan dialog dialektis untuk mencari kebenaran dan kebijaksanaan.

Lalu, bagaimana dengan barokah? Apakah barokah itu memiliki hakikat, asal-usul, dan tujuan yang jelas? Apakah barokah itu dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang keberadaan, pengetahuan, nilai, etika, estetika, dan logika? Apakah barokah itu dapat dianalisis secara konseptual, dikritisi secara argumentatif, dan didialogkan secara dialektis? Jawabannya adalah tidak.

Barokah adalah sebuah konsep yang ambigu, arbitrer, dan relatif. Barokah tidak memiliki hakikat yang tetap dan objektif. Barokah tidak memiliki asal-usul yang jelas dan transparan. Barokah tidak memiliki tujuan yang konkret dan bermanfaat.

Barokah juga tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang keberadaan, pengetahuan, nilai, etika, estetika, dan logika. Barokah tidak dapat memberikan alasan atau justifikasi yang kuat dan meyakinkan untuk mempertahankan eksistensinya.

Barokah tidak dapat memberikan kriteria atau standar yang objektif dan universal untuk menilai kualitasnya. Barokah tidak dapat memberikan pedoman atau norma yang etis dan estetis untuk mengatur perilaku dan keindahan manusia.

Barokah juga tidak dapat dianalisis secara konseptual, dikritisi secara argumentatif, dan didialogkan secara dialektis. Barokah tidak memiliki konsep yang jelas dan konsisten yang dapat diuraikan dan dijelaskan secara logis.

Barokah tidak memiliki argumen yang valid dan benar yang dapat dibantah dan dibela secara rasional. Barokah tidak memiliki dialog yang produktif dan kreatif yang dapat menghasilkan sintesis dan solusi secara kolaboratif.

Oleh karena itu, barokah tidak masuk dalam kategori filsafat. Barokah adalah sebuah konstruksi budaya yang dibuat oleh manusia untuk menghibur diri mereka. Barokah adalah sebuah fantasi yang dipercaya oleh manusia tanpa dasar filsafat yang mendalam.

Kesimpulan

Dari sudut pandang ilmu pengetahuan, logika, dan filsafat, barokah adalah sebuah konsep yang tidak memiliki dasar yang kuat dan meyakinkan. Barokah adalah sebuah mitos, ilusi, atau fantasi yang dipercaya oleh manusia tanpa bukti, alasan, atau tujuan yang jelas.

Barokah adalah sebuah konstruksi sosial, budaya, atau agama yang dibuat oleh manusia untuk memberi makna, hiburan, atau penghiburan kepada kehidupan mereka.

Barokah bukanlah sesuatu yang bisa didapatkan lewat perantara kyai, habib, atau tokoh-tokoh agama lainnya. Barokah bukanlah sesuatu yang bisa diatur oleh manusia dengan cara apapun. Barokah bukanlah sesuatu yang bisa dijadikan sebagai ukuran atau standar untuk menilai keberhasilan atau kebahagiaan manusia.

Barokah hanyalah sebuah kata yang digunakan oleh manusia untuk menyebut sesuatu yang mereka anggap baik bagi diri mereka sendiri. Namun, sesuatu yang baik bagi seseorang belum tentu baik bagi orang lain.

Sesuatu yang baik bagi seseorang pada saat tertentu belum tentu baik bagi dirinya sendiri pada saat lain. Sesuatu yang baik bagi seseorang dalam konteks tertentu belum tentu baik bagi masyarakat atau lingkungan sekitarnya.

Oleh karena itu, sebaiknya kita tidak terlalu terpaku pada barokah. Sebaiknya kita berpikir secara ilmiah, logis, dan filsafat tentang segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita.

Sebaiknya kita berusaha untuk mencari pengetahuan, kebenaran, dan kebijaksanaan yang sejati. Sebaiknya kita berperilaku secara etis, estetis, dan humanis terhadap sesama manusia dan alam semesta.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article