Kerapan Sapi Bangkalan, 48 Pasangan Rebut Piala, Bupati Tekankan Sportivitas dan Pelestarian Tradisi

Redaksi
By Redaksi
3 Min Read
Kerapan Sapi Bangkalan, 48 Pasangan Rebut Piala, Bupati Tekankan Sportivitas dan Pelestarian Tradisi (Ilustrasi)
Kerapan Sapi Bangkalan, 48 Pasangan Rebut Piala, Bupati Tekankan Sportivitas dan Pelestarian Tradisi (Ilustrasi)
- Advertisement -

Jfid,BANGKALAN – Ribuan warga tumpah ruah di Stadion R.P. Moch Noer, Bangkalan, Minggu (21/9/2025).

Mereka datang untuk menyaksikan Kerapan Sapi Piala Bupati Bangkalan 2025 yang diikuti 48 pasang sapi pacu terbaik dari berbagai kecamatan.

Ajang bergengsi ini dibuka langsung oleh Bupati Bangkalan, Lukman Hakim, sebagai bagian dari rangkaian Hari Jadi Bangkalan ke-494.

Dalam sambutannya, Bupati Lukman menegaskan kerapan sapi bukan hanya sekadar tontonan rakyat, melainkan identitas budaya Madura yang harus diwariskan lintas generasi.

“Kerapan sapi ini adalah warisan leluhur yang tidak ternilai harganya. Tradisi ini bukan sekadar lomba adu cepat sapi, melainkan simbol kerja keras, kekompakan, dan kebanggaan masyarakat Madura,” ujarnya.

Lukman juga menyinggung pentingnya inovasi dalam pelaksanaan lomba, salah satunya melalui penerapan teknologi digital di garis start dan finish. Menurutnya, langkah ini sejalan dengan semangat Bangkalan Berbenah dan Berbudaya.

“Kita tidak boleh berhenti hanya pada melestarikan, tapi juga berbenah mengikuti perkembangan zaman. Dengan teknologi digital, lomba ini semakin fair, transparan, dan lebih menarik bagi generasi muda. Kita ingin anak-anak muda Bangkalan bangga pada budayanya sendiri,” tambahnya.

Lebih lanjut, Bupati berharap kerapan sapi dapat terus menjadi magnet wisata budaya dan penggerak ekonomi lokal. Ia mengajak semua pihak, mulai dari pemilik sapi, pelatih, hingga masyarakat, untuk menjaga sportivitas dan menjadikan kerapan sapi sebagai wadah kebersamaan.

“Kerapan sapi harus bisa membawa manfaat yang lebih luas, bukan hanya untuk hiburan, tapi juga mendorong ekonomi rakyat. Penjual makanan, pedagang, hingga UMKM bisa merasakan dampaknya. Jadi inilah pesta rakyat Bangkalan yang harus kita syukuri,” tuturnya.

Sorak penonton makin membahana saat satu per satu pasangan sapi pacu dilepas di lintasan. Debu beterbangan, cambuk berayun, dan teriakan penggembala menambah riuh suasana khas kerapan sapi yang selalu ditunggu masyarakat.

Menutup sambutannya, Bupati kembali mengingatkan agar budaya asli Madura tidak sampai diakui oleh daerah maupun bangsa lain.

“Kalau bukan kita yang menjaga, siapa lagi? Mari kita wariskan budaya kerapan sapi ini kepada anak cucu kita, supaya tetap hidup dan berkembang di tanah kelahirannya,” pungkasnya.

Penulis: Syahril

- Advertisement -
Share This Article