Kematian Pertama Akibat Virus Oropouche di Brasil, Waspadai Potensi Penyebarannya di Tropis

Rasyiqi
By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
2 Min Read
coronavirus, virus, blood
Photo by geralt on Pixabay
- Advertisement -

jfid – Virus Oropouche, yang dikenal sebagai Oropouche orthobunyavirus (OROV), kini menjadi perhatian serius setelah dilaporkannya kematian pertama akibat virus ini di Brasil.

Pakar epidemiologi, Dicky Budiman, mengingatkan potensi penyebaran virus ini di negara-negara tropis, termasuk Indonesia, meskipun hingga kini belum ada penularan antar manusia, yang mengurangi risiko pandemi.

Potensi Wabah Virus Oropouche

Sejak pertama kali diidentifikasi pada tahun 1955, Virus Oropouche telah menyebabkan lebih dari 30 epidemi di Amerika Latin. Virus ini menyebar melalui gigitan nyamuk, terutama spesies Aedes dan Culex.

Ad imageAd image

Gejala infeksi mirip dengan demam berdarah dengue, seperti demam, nyeri otot, dan sakit kepala, namun juga dapat menyebabkan komplikasi serius seperti meningitis dan risiko keguguran pada ibu hamil.

Gejala dan Dampak Kesehatan

Gejala infeksi virus Oropouche biasanya muncul dalam empat hingga delapan hari setelah terpapar dan dapat berlangsung selama tiga hingga enam hari. Beberapa gejala umum meliputi:

  • Demam
  • Nyeri otot
  • Sendi kaku
  • Sakit kepala
  • Muntah
  • Mual
  • Menggigil
  • Sensitif terhadap cahaya

Kasus parah dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, sehingga pengawasan dan kontrol kesehatan masyarakat sangat penting.

Risiko Menjadi Pandemi

Meskipun ada potensi penyebaran di negara-negara tropis, Dicky Budiman menegaskan bahwa risiko pandemi saat ini relatif kecil. Hal ini disebabkan oleh virus yang tidak menular antar manusia, melainkan melalui gigitan nyamuk.

Namun, peningkatan kasus di Brasil dan negara-negara lain di Amerika Latin menandakan perlunya pengawasan ketat dan tindakan pencegahan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

Rekomendasi untuk Pengawasan Kesehatan

Pakar kesehatan merekomendasikan agar pemerintah memperketat surveilans dan pemantauan di pintu masuk negara, terutama bagi individu yang menunjukkan gejala demam. Ini penting untuk mendeteksi dan mengendalikan potensi wabah sebelum menjadi masalah yang lebih besar.

Meskipun virus Oropouche menunjukkan potensi penyebaran, belum ada bukti penularan antar manusia yang signifikan, sehingga risiko pandemi tetap rendah.

Namun, pengawasan dan tindakan pencegahan yang tepat sangat diperlukan untuk melindungi kesehatan masyarakat.

- Advertisement -
Share This Article