Jfid – Desa Pengeleyan, Kecamatan Tanah Merah, pada Minggu (24/8/2025) berubah menjadi lautan kebersamaan.
Ribuan warga tumpah ruah mengikuti perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia yang digelar Pemerintah Desa (Pemdes) bersama masyarakat.
Dari lomba-lomba tradisional, senam massal, hingga jalan sehat berhadiah ratusan doorprize, seluruh rangkaian acara berlangsung meriah.
Namun, di balik keriuhan itu, Kepala Desa Pengeleyan Zaikulhak Alfarisi menekankan bahwa kemerdekaan bukan hanya soal pesta dan sorak-sorai.
“Hakikat dari kegiatan ini adalah mengenang jasa para pahlawan yang telah merebut kemerdekaan.
Kita harus menumbuhkan semangat untuk mengisi kemerdekaan dengan karya, peran, dan kebersamaan,” tegas Zaikulhak, dengan suara lantang yang disambut tepuk tangan warga.
Panitia momentum Agustusan di Desa Pangeleyan menyiapkan 110 hadiah bagi pemenang lomba . Sebanyak 10 hadiah utama, mulai dari kulkas, televisi, kompor gas, hingga kipas angin—menjadi rebutan, ditambah 100 hadiah hiburan seperti blender, dan perlengkapan rumah tangga.
“Bukan hanya lombanya yang seru, tapi doorprizenya juga bikin warga makin semangat. Semoga tahun depan lebih meriah lagi,” kata Dwi, salah satu panitia sekaligus koordinator pendaftaran peserta.
Ketua Panitia, Ahmad Faruk, menyebut keberhasilan acara ini berkat gotong royong seluruh elemen desa. Ia menegaskan, semangat kebersamaan yang tumbuh di Pengeleyan adalah cermin dari jiwa kemerdekaan.
“Alhamdulillah semua berjalan lancar. Dari anak-anak hingga orang tua, semua bergembira. Inilah wujud nyata kemerdekaan—dirayakan dengan persatuan dan gotong royong. Semoga tradisi ini terus hidup di desa kita,” ungkapnya penuh semangat.
Dalam kegiatan itu, Sejak pagi, warga sudah memadati lokasi acara. Anak-anak berlari dengan wajah penuh tawa saat mengikuti lomba, sementara para orang tua ikut bersemangat memberi dukungan.
Senam bersama yang digelar di lapangan desa bahkan dipenuhi peserta hingga ke tepian jalan. Bagi Zaikulhak, suasana ini lebih dari sekadar pesta.
“Inilah bukti bahwa semangat kemerdekaan masih hidup di tengah masyarakat. Bukan hanya dinyanyikan dalam lagu, tapi dirasakan dalam kebersamaan dan perjuangan sehari-hari,” ujarnya.


