jfid – Chat-GPT, chatbot kecerdasan buatan (AI) yang mampu menciptakan konten berupa teks, gambar, video, dan suara, kini terancam ditutup setelah mendapat gugatan dari sejumlah penulis terkenal.
Mereka menuduh ChatGPT melanggar hak cipta dengan menggunakan karya-karya mereka tanpa izin untuk melatih AI-nya.
Salah satu penulis yang menggugat ChatGPT adalah George R.R. Martin, pencipta seri fantasi “A Song of Ice and Fire” yang kemudian diadaptasi menjadi serial televisi populer “Game of Thrones”.
Martin bersama dengan 17 penulis lainnya, termasuk John Grisham, George Saunders, dan Jodi Picoult, mengajukan gugatan terhadap OpenAI, perusahaan induk dari ChatGPT, di pengadilan federal Amerika Serikat pada Selasa (19/9) lalu.
Dalam gugatan tersebut, para penulis menuduh OpenAI telah menyalin “seluruh hasil karya” mereka tanpa izin dan menggunakan karya-karya tersebut, yang dilindungi oleh hak cipta, dalam model bahasa besar (Large Language Model/LMM) yang dimiliki oleh ChatGPT.
Kemudian, ChatGPT menggunakan LMM untuk menciptakan teks sebagai respons terhadap pertanyaan dan perintah pengguna.
Para penulis menganggap tindakan OpenAI sebagai “pencurian sistematis dalam skala massal” dan menuntut ganti rugi sebesar $150 juta per karya yang digunakan.
Mereka juga meminta pengadilan untuk menghentikan penggunaan karya-karya mereka oleh ChatGPT dan menghapus semua salinan yang ada di server OpenAI.
Menanggapi gugatan ini, juru bicara OpenAI mengatakan bahwa mereka sangat menghormati hak-hak penulis dan mendukung penulis mendapat manfaat dari kecerdasan buatan (AI). “Mereka harus mendapat manfaat dari teknologi AI,” kata juru bicara OpenAI.
Ia juga menambahkan bahwa OpenAI akan terus melakukan diskusi dengan penulis dan pekerja kreatif di seluruh dunia guna memahami dan mendiskusikan keprihatinan para penulis tentang AI. “Kami optimis untuk terus menemukan cara yang saling menguntungkan dalam bekerja sama,” tambahnya.
Namun, Patrick Gold, seorang ahli hukum dari City University London, berpendapat bahwa gugatan ini menjadi simbol keprihatinan akan beberapa industri yang mengabaikan karya manusia.
Ia memberikan simpatinya pada para penulis dan berharap para penulis dapat memberikan bukti bahwa ChatGPT telah menyalin dan menggandakan karya penulis sebagai langkah awal.
Ia juga mengatakan bahwa kekhawatiran tentang AI dari para penulis dan pekerja kreatif adalah kekhawatiran akan hilangnya pekerjaan. “Mereka sebenarnya tidak benar-benar khawatir tentang hak cipta, yang mereka khawatirkan adalah potensi AI untuk menghilangkan pekerjaan mereka,” kata Gold.
Gugatan ini adalah salah satu dari serangkaian tindakan hukum yang ditujukan kepada perangkat AI generatif. Pada Juli 2023, dua penulis juga menggugat OpenAI karena buku-buku mereka digunakan untuk melatih ChatGPT tanpa izin.
Selain itu, Getty Images, penyedia foto dan video terkemuka, juga mengajukan gugatan terhadap Stability AI. Mereka menuduh bahwa Stability AI telah menyalin 12 juta gambar milik Getty untuk melatih AI mereka.