Seni Menipu dan Mempertahankan Diri ala Zionis

Rasyiqi
By Rasyiqi
4 Min Read
Kediaman Pm Israel Dikepung: Netanyahu Didesak Mundur Dan Dipenjara!
Kediaman Pm Israel Dikepung: Netanyahu Didesak Mundur Dan Dipenjara!

jfid – Israel adalah negara yang sering berlebihan dalam menghadapi lawan dan sekutunya. Israel menggunakan bahasa hiperbola untuk membesar-besarkan ancaman, menjustifikasi perang dan pendudukan, dan menuduh kritikusnya sebagai anti-Semit.

Israel juga pandai memanfaatkan hiperbola untuk mendapatkan dukungan dan bantuan dari negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat.

Salah satu contoh hiperbola Israel yang terbaru adalah penetapan enam kelompok hak asasi manusia Palestina sebagai organisasi teroris.

Keputusan ini dibuat oleh Benny Gantz, menteri pertahanan Israel yang dituduh melakukan kejahatan perang karena membunuh ribuan warga sipil Palestina di Jalur Gaza pada tahun 2014.

Penetapan ini tidak hanya tidak berdasar, tetapi juga mengalihkan perhatian dari teror dan pendudukan Israel sendiri.

Gantz tidak sendirian dalam menggunakan hiperbola. Dia mengikuti jejak para pemimpin Israel sebelumnya, seperti Naftali Bennett dan Benjamin Netanyahu.

Bennett, pemimpin pemukim ekstremis dan mantan menteri pendidikan, pernah menyebut Presiden Palestina Mahmoud Abbas sebagai teroris dan menolak berbicara dengannya.

Netanyahu, perdana menteri Israel yang paling lama menjabat, selama tiga dekade memimpin kampanye melawan Iran, menuduhnya mengembangkan senjata nuklir untuk menghancurkan Israel, dan mendorong sanksi atau perang melawan rezim Iran.

Israel tidak hanya berlebihan dalam menghadapi musuhnya, tetapi juga sekutunya. Israel pernah menuduh Amerika Serikat, negara yang paling pro-Israel, sebagai pengkhianat, pengecut, dan anti-Semit karena tidak sepenuhnya mendukung aksi-aksi Israel yang melanggar hukum internasional.

Israel juga pernah mengecam negara-negara Eropa yang mendukung kemerdekaan Palestina sebagai penghasut anti-Semitisme.

Hiperbola Israel telah menjadi strategi yang berhasil. Israel telah berhasil menggalang dukungan dan memeras para pemimpin Barat untuk diam atau membela Israel, menjadikan mereka bersikap lunak atau terlibat dalam perang, kejahatan, dan kejahatan perang Israel.

Namun, hiperbola Israel bukanlah alat untuk bertahan hidup, melainkan untuk berekspansi dan mendominasi. Israel sering menggunakan alasan keamanan nasional atau kelangsungan hidup untuk melancarkan invasi, pendudukan, penjara massal, pembunuhan, atau serangan preventif yang ilegal atau mengerikan.

Sebenarnya, hiperbola Israel adalah bagian dari histeria Timur Tengah. Tetapi, sementara ancaman histeris dari Iran, Palestina, dan pihak lain terhadap Israel menutupi ketidakamanan mereka, korban histeris Israel menyembunyikan sifat agresif mereka.

Lalu, apa tujuan Israel dengan hiperbolanya? Apakah Israel benar-benar merasa terancam oleh dunia luar, atau hanya mencari alasan untuk mempertahankan kepentingannya? Apakah Israel sadar akan dampak negatif hiperbolanya terhadap perdamaian dan keadilan di kawasan? Apakah Israel peduli dengan penderitaan rakyat Palestina yang menjadi korban hiperbolanya?

Jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini mungkin sulit ditemukan, tetapi yang pasti, hiperbola Israel tidak akan berhenti begitu saja. Israel akan terus berusaha mempengaruhi opini publik, media, dan politik dengan hiperbolanya, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Israel akan terus mengabaikan resolusi-resolusi PBB, hukum internasional, dan hak asasi manusia dengan hiperbolanya. Israel akan terus menantang dunia dengan hiperbolanya.

Tetapi, hiperbola Israel juga tidak akan selamanya berhasil. Israel akan menghadapi tantangan dan kritik dari berbagai pihak yang tidak terpengaruh oleh hiperbolanya.

Israel akan menghadapi konsekuensi dan tanggung jawab atas tindakan-tindakannya yang didasari oleh hiperbolanya. Israel akan menghadapi kenyataan dan kebenaran yang tidak bisa ditutupi oleh hiperbolanya.

Hiperbola Israel adalah seni menipu dan mempertahankan diri, tetapi juga seni yang berbahaya dan merugikan. Hiperbola Israel adalah seni yang harus diakhiri, bukan diteruskan. Hiperbola Israel adalah seni yang harus dikritik, bukan dipuji.

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email faktual2015@gmail.com

TAGGED:
Share This Article