Indonesia Mencekam, Water Canon dan Suara Tembakan di Langit Jakarta

Syahril Abdillah
4 Min Read

Jurnalfaktual.id, – Yang pertama, Bukan Suara tembakan di Langit Jakarta. Tapi, Kerusuhan di kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua. Korban terus bertambah dan berjumlah 28 orang. Seperti sumber yang diberitakan jurnalfaktual.id sebelumnya.

https://jurnalfaktual.id/webdev/wamena-rusuh-kantor-bupati-jayawijaya-di-bakar/ dan https://jurnalfaktual.id/webdev/tragedi-wamena-jayawijaya-papua-1-tni-gugur-berikut-daftar-para-korban/.

Data dari Polda Papua, tercatat ada 28 korban meninggal (tercatat hingga Rabu 25 September dini hari). Dan Polisi tetapkan 7 tersangka sebagai provokator. Lalu siapa yang menangkap pembunuh 28 korban manusia tersebut?

Tito Karnavian dalam pembelaannya mengatakan: “ada upaya setting dari pihak tertentu agar di Papua dan Indonesia, ada perhatian Dunia dan media Internasional. Untuk membrending adanya pelanggaran HAM, menjelang sidang umum PBB,” terang Kapolri. Selasa (24/9/2019).

Yang kedua, pantauan jurnalfaktual.id, soal kontroversi Revisi UU KPK dan UU Pemasyarakatan. Hampir di seluruh kota-kota di Indonesia, Mahasiswa turun jalan menyuarakan tolak Revisi UU KPK dan UU Pemasyarakatan.

Hingga Rabu dini hari, Mahasiswa tetap bertahan disekitar Gedung DPR-RI. Untuk jumlah pasti Demonstran Mahasiswa yang turun ke jalan di wilayah Jakarta. Diperkirakan berjumlah 30 ribu massa (tidak terhitung jika dijumlah dengan massa, seperti buruh, Siswa, dan kelompok lainnya). Hal itu, diukur sesuai dengan jumlah nasi kotak yang disediakan oleh tim logistik Mahasiswa.

Demonstrasi tidak hanya di Jakarta, di wilayah lainnya, aksi mahasiswa protes terhadap produk legislasi tersebut juga terjadi. Di Malang, Madura, Jember, Semarang, Medan Sumut, Makasar, dan Bandung Jawa Barat.

Tepat 1 Oktober 2019, masa jabatan anggota DPR-RI periode 2014-2019 telah purna. Dan anggota DPR-RI 2019-2024 akan dilantik. Sedangkan, Manik, ketua BEM UI menyampaikan, mozi tidak percaya pada DPR RI. “Dewan Penghianat Rakyat” tegas ketua BEM UI.

Pos Polisi Jakarta Barat dibakar oleh massa, puluhan mahasiswa dirawat akibat tembakan Water Canon. Di Makassar, Demo Mahasiswa Universitas Muhammadiyah ricuh dengan warga, dan satu warga terkena anak panah. Lain lagi, ungkapan Ganjar Pranowo, yang sungguh tak ingin, mengeluarkan anggaran untuk Pintu Pagar besi Gedung Gubernur Jawa Tengah yang roboh akibat Demonstran.

Bagaimana potret Indonesia di mata Dunia? Dan Pemerintah, melalui Wiranto, Menteri Keamanan Hukum dan Politik mengatakan, jika Demonstran sudah tidak relevan lagi, jika masih melakukan aksi, karena produk Legislasi yang kontroversi sudah ditunda.

24-25 September adalah peristiwa gerakan Mahasiswa yang cukup besar sepanjang sejarah Reformasi (bukan gerakan politik). Namun, dari peristiwa itu, Mahasiswa seperti anak bayi yang menangis meminta susu pada orang tua yang tak kuat membeli.

Khairul seorang penelpon dalam dialog Kompas TV dengan tema “suara mahasiswa didengar” mengatakan jika seharusnya, gerakan moral Mahasiswa harus dihadapi dengan gerakan moral. Bukan tembakan Water Canon.

Sebuah Vidio yang diunggah Tribunnews, baru pertama kali, saya melihat dalam sejarah Demokrasi: Gerombolan POLISI dengan sepatu dan pakaian lengkap, masuk kedalam Masjid, seperti mengejar maling.

Deni Puja Pranata

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article