jfid – Partai Golkar, salah satu partai besar di Indonesia, tengah menghadapi dilema politik menjelang Pemilihan Presiden 2024. Di satu sisi, partai berlambang pohon beringin itu telah mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM). Di sisi lain, muncul nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebagai salah satu kader Golkar yang dianggap berpotensi menjadi bakal calon wakil presiden dari Ganjar Pranowo, yang merupakan kandidat kuat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Bagaimana Golkar akan menentukan sikap politiknya terhadap Ridwan Kamil? Apa dampak dan implikasi dari pilihan tersebut bagi partai, kader, dan pemilih? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kami menghubungi beberapa narasumber yang memiliki pengalaman dan keahlian dalam bidang politik, hukum, dan komunikasi.
Mengapa Ridwan Kamil?
Ridwan Kamil, atau yang akrab disapa Kang Emil, adalah sosok yang populer dan memiliki elektabilitas yang tinggi di kalangan masyarakat. Ia dikenal sebagai pemimpin yang inovatif, kreatif, dan responsif terhadap aspirasi rakyat. Ia juga memiliki jaringan luas dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh agama, budaya, dan akademisi.
“Ridwan Kamil adalah salah satu tokoh publik yang paling dicintai oleh masyarakat. Ia memiliki daya tarik yang luar biasa karena ia mampu menyentuh hati rakyat dengan berbagai program dan kebijakan yang pro-rakyat. Ia juga memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi sebagai pemimpin,” kata Dr. Rizal Sukma, seorang pengamat politik dan mantan Duta Besar Indonesia untuk Inggris.
Menurut Rizal, Ridwan Kamil juga memiliki kelebihan sebagai tokoh lintas partai. Ia pernah menjadi anggota Partai NasDem sebelum bergabung dengan Golkar pada 2020. Ia juga memiliki hubungan baik dengan PDIP, partai terbesar di Indonesia saat ini. Hal ini membuatnya memiliki peluang untuk menjadi jembatan antara berbagai kepentingan politik.
“Ridwan Kamil adalah sosok yang bisa menjadi penengah antara berbagai kekuatan politik. Ia bisa menjadi perekat nasionalisme dan pluralisme di tengah polarisasi politik yang terjadi saat ini. Ia juga bisa menjadi mitra kerja yang baik bagi siapa pun calon presiden yang akan maju pada 2024,” ujar Rizal.
Apa Kata Golkar?
Meski demikian, Golkar sendiri belum memberikan keputusan resmi terkait pencalonan Ridwan Kamil sebagai bakal cawapres. Hingga saat ini, Golkar masih mengusung Ketua Umumnya, Airlangga Hartarto, sebagai kandidat capres atau cawapres dari KIM. Hal ini sesuai dengan hasil Munas Golkar pada 2019 lalu.
“Kami masih konsisten dengan mandat Munas Golkar bahwa Pak Airlangga adalah representasi kami untuk Pilpres 2024. Kami masih menunggu perkembangan dinamika politik nasional dan koordinasi dengan partai-partai lain di KIM,” kata Ahmad Doli Kurnia Tandjung, Wakil Ketua Umum Partai Golkar.
Doli menambahkan bahwa Ridwan Kamil saat ini masih masuk dalam perencanaan Golkar untuk maju sebagai calon gubernur Jawa Barat atau DKI Jakarta pada Pilkada 2024. Ia mengatakan bahwa hal ini sudah dibahas sejak lama di internal partai.
“Kami sudah punya planning buat Ridwan Kamil. Kita waktu itu sudah memutuskan untuk mendorong Ridwan Kamil menjadi calon gubernur, nanti tinggal pilih dua, antara di Jawa Barat lagi atau di DKI Jakarta. Jadi keputusan itu sampai sekarang belum pernah kita tinjau ulang,” kata Doli.
Namun, Doli juga tidak menutup kemungkinan bahwa Ridwan Kamil bisa menjadi opsi bagi Golkar untuk Pilpres 2024. Ia mengatakan bahwa hal ini tergantung pada keputusan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Golkar.
“Itu tergantung Pak Airlangga, maka kami sudah serahkan kepada Pak Airlangga untuk nanti keputusan akhirnya di Pak Airlangga yang sudah kita kasih mandat. Jadi, kami siap mendukung siapa pun yang ditunjuk oleh Pak Airlangga,” ucap Doli.
Bagaimana Tanggapan PDIP?
Sementara itu, PDIP sebagai partai pengusung Ganjar Pranowo juga belum memberikan respons resmi terhadap wacana Ridwan Kamil sebagai bakal cawapres. PDIP masih menunggu keputusan dari Ketua Umumnya, Megawati Soekarnoputri, yang akan berdialog dengan Presiden Joko Widodo sebagai Ketua Dewan Pembina PDIP.
“Meskipun Partai Golkar sudah memberikan dukungan kepada Gerindra dan Pak Prabowo, tetapi apa yang dikatakan Pak Agung Laksono (Ketua Dewan Pakar Golkar) tentu saja merupakan hal yang positif, yang menjadi bagian konsideran dari kesadaran kami. Tapi nanti Ibu Mega-lah yang akan melakukan, mengolah untuk menetapkan siapa yang akan mendampingi Pak Ganjar Pranowo,” kata Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDIP.
Hasto mengapresiasi sikap Golkar yang tidak melarang Ridwan Kamil untuk menjadi bakal cawapres Ganjar. Ia mengatakan bahwa hal ini menunjukkan bahwa Ganjar adalah sosok yang didukung banyak pihak. Ia juga mengatakan bahwa Ridwan Kamil adalah tokoh yang memiliki kualitas dan kapasitas sebagai pemimpin.
“Ridwan Kamil adalah sosok yang memiliki visi dan misi yang sejalan dengan Pak Ganjar. Ia juga memiliki pengalaman dan prestasi sebagai pemimpin daerah yang bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ia juga memiliki basis massa yang kuat di Jawa Barat, salah satu provinsi terbesar di Indonesia,” kata Hasto.
Hasto menegaskan bahwa PDIP akan terbuka dan komunikatif dengan semua partai politik, termasuk Golkar, dalam membahas koalisi dan kandidat Pilpres 2024. Ia berharap bahwa proses tersebut bisa berjalan dengan lancar dan demokratis.
“Kami akan menjalin komunikasi intensif dengan semua partai politik, termasuk Golkar, untuk mencari titik temu dan kesepakatan bersama. Kami berharap bahwa Pilpres 2024 bisa menjadi momentum untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,” ujar Hasto.