jfid – Suniti, yang lebih dikenal dengan nama Dewi Bulan di media sosial, telah menjadi pusat perhatian karena video-video kontroversialnya yang menantang Allah dan menghina Nabi Muhammad SAW.
Dia juga mengaku sebagai penghujat nabi palsu dan mantan perekrut jihadis. Namun, apa yang mendorong seseorang seperti Suniti untuk melakukan tindakan seperti ini? Mari kita coba memahami dari perspektif psikologis.
Konversi Agama: Dari Islam Garis Keras ke Murtadin
Suniti mengaku bahwa dia adalah seorang murtadin yang meninggalkan Islam dan menemukan keyakinan baru dalam Yesus Kristus.
Dalam psikologi, ini dikenal sebagai konversi agama, sebuah proses di mana seseorang berkomitmen pada keyakinan tradisi agama baru dan beralih dari keyakinan agama sebelumnya.
Proses konversi agama sering kali melibatkan serangkaian langkah atau tahapan yang diikuti oleh individu.
Ini bisa mencakup keraguan awal, penelitian tentang agama baru, pengalaman spiritual atau emosional yang mendalam, dan akhirnya komitmen pada agama baru.
Dalam kasus Suniti, dia mungkin telah melalui proses ini sebelum akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Islam.
Attachment dan Psikodinamika
Teori attachment menunjukkan bahwa individu mungkin mencari agama sebagai bentuk “attachment figure” atau figur pemenuhan kebutuhan dasar emosional, terutama dalam situasi stres atau krisis.
Suniti mungkin telah mencari figur attachment ini dalam Yesus Kristus setelah meninggalkan Islam.
Selain itu, beberapa teori psikodinamika menunjukkan bahwa konversi agama bisa menjadi cara untuk menyelesaikan konflik batin atau mencapai integrasi diri.
Suniti mungkin telah menggunakan konversi agamanya sebagai cara untuk menyelesaikan konflik batin yang dia alami.
Tekanan Kelompok dan Manipulasi Kognitif
Individu mungkin merasa ditekan untuk berkonversi oleh teman, keluarga, atau komunitas mereka.
Suniti mungkin telah merasakan tekanan ini, baik dari komunitasnya di Amerika Serikat atau dari komunitas online.
Selain itu, dalam beberapa kasus, individu mungkin mengubah keyakinan dan persepsi mereka untuk lebih sesuai dengan agama baru.
Suniti mungkin telah melakukan ini ketika dia memutuskan untuk menantang Allah dan menghina Nabi Muhammad SAW.
Kesimpulan
Dalam memahami kasus Suniti, penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki pengalaman konversi yang unik dan kompleks.
Penjelasan psikologis ini mungkin tidak sepenuhnya mencakup semua aspek pengalaman Suniti. Tapi yang jelas, dia harus di rehabilitasi ke RSJ.