Politik Jenius Achmad Fauzi

Rasyiqi
By Rasyiqi
3 Min Read
Kemesraan Achmad Fauzi dan Wartawan Sumenep (foto: istimewa)
Kemesraan Achmad Fauzi dan Wartawan Sumenep (foto: istimewa)

Mukadimah

“Kuras Kolamnya, Bersihkan Ikannya,” Winston Churchill.

jfId – Ini bukanlah upaya menggiring opini dari fakta yang dibuat, atau sesuatu yang bukan ditemukan di lapangan. Baik dalam sebuah riset jurnalisme presisi dan experimen sosial. Achmad Fauzi menyimpan kekuatan baru yang tidak diketahui oleh publik, (terkecuali orang-orang terdekatnya). Maka dari itu, saya menuding, Achmad Fauzi jenius berpolitik.

Winston Churchill, Pangeran Inggris, dalam upaya menaklukkan Kesultanan Turki Usmani, mengalami kesulitan yang amat berat. Pada suatu waktu, diperintahkan para prajurit untuk menangkap ikan-ikan di kolam. Saat ikan hendak ditangkap, ikan-ikan melesat. Lalu diperintahkan para prajurit untuk menguras kolam dan membersihkan ikannya.

“Kuras Kolamnya, bersihkan ikannya,”

Filosofi Politik Winston Churchill menjadi sebuah transformasi strategi politik yang terkenal seantero dunia. Dengan sebuah jargon jenius yang memiliki nilai filosofis membangkitkan semangat para prajurit, walau licik dan bejat. Namun strategi tersebut, bertolak belakang dengan Resolusi Politik Achmad Fauzi.

Achmad Fauzi tampak terlihat seperti Sultan Al Fatih, pemimpin muda yang memiliki perhitungan-perhitungan matang untuk menyusun kekuatan baru. Ketabahan, kecermatan, dan kejeniusan seorang Bacalon Bupati Sumenep ini, memberikan nilai tambah positif untuk membangkitkan semangat para pendukung dan loyalisnya.

Politik jenius adalah Politik yang menyimpan daya ledak tinggi, sebagaimana masyarakat ketahui tentang sosok Gusdur saat menjabat Presiden. Tiba-tiba seorang Presiden datang ke suatu tempat, yang tidak diketahui sebelum kedatangannya tiba.

Politik jenius hanya bisa digunakan oleh orang-orang tertentu, dengan karakter pribadi yang memiliki control emosional tingkat tinggi. Sebagaimana publik melihat Achmad Fauzi ketika berpidato atau berbicara di depan khalayak umum, ia lebih menekankan pada subtansi, bukan permorm.

Ibarat petinju, Achmad Fauzi seperti Roy Jones, hook dan pukulan-pukulan jepnya sulit terbaca oleh lawan dan bikin KO.

Politik jenius adalah melihat apa yang banyak orang lihat dan berfikir apa yang tidak difikirkan orang. Achmad Fauzi dalam gerak langkah politiknya, menuju Bupati Sumenep, tak mudah ditebak dan sulit dibaca.

Keberhasilannya terletak pada sebuah paradigma kekuatan baru yang ditandai dengan meningkatnya agen individual yang rata dan partisipasi dari banyak orang.

Jika orang memilih strategi Politik dari atas ke bawah, Achmad Fauzi memulainya dari Samping kanan ke samping kiri. Saya terkejut, saat pribadi Takmir Masjid Jami’ Husein Satriawan menjatuhkan pilihan politiknya pada Achmad Fauzi. Ada alasan mengejutkan: “Saya akan mendukung Bacabup yang sering sholat Shubuh di Masjid Jami’,” ungkap Husen Satriawan, dalam sebuah obrolan.

Ditanya lebih jauh, siapa Bacalon yang sering berjamaah di waktu Shubuh, Husen Satriawan mengatakan, dialah Fauzi.

Deni Puja Pranata

No Jurnalisme Kuning

*Ikuti jfid di Google News, Klik Disini.
*Segala sanggahan, kritik, saran dan koreksi atau punya opini sendiri?, kirim ke email [email protected]

Share This Article