Firli Tersangka, Abraham Samad Potong Gundul, Ekspresi Kekecewaan atau Kepuasan?

Deni Puja Pranata
4 Min Read
Firli Tersangka, Abraham Samad Potong Gundul, Ekspresi Kekecewaan Atau Kepuasan?
Firli Tersangka, Abraham Samad Potong Gundul, Ekspresi Kekecewaan Atau Kepuasan?
- Advertisement -

jfid Jakarta – Kabar mengejutkan datang dari mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad. Ia tiba-tiba memotong rambutnya hingga gundul setelah mendengar berita bahwa Firli Bahuri, Ketua KPK saat ini, ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pemerasan mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) oleh Polda Metro Jaya.

Abraham Samad mengunggah foto dirinya yang botak di akun media sosialnya dengan caption “Selamat tinggal Firli Bahuri”. Foto tersebut langsung viral dan mendapat berbagai komentar dari netizen. Ada yang menduga bahwa Abraham Samad potong gundul sebagai bentuk kekecewaan terhadap Firli Bahuri yang dinilai telah mencoreng nama baik KPK. Ada juga yang berspekulasi bahwa Abraham Samad potong gundul sebagai tanda kepuasan karena Firli Bahuri akhirnya mendapat balasan atas perbuatannya.

Abraham Samad sendiri tidak memberikan penjelasan lebih lanjut tentang alasan di balik aksi potong gundulnya. Ia hanya mengatakan bahwa ia ingin mengubah penampilannya dan mencoba hal baru. “Saya sudah bosan dengan rambut saya yang lama. Saya ingin mencoba gaya rambut yang berbeda. Saya pikir potong gundul itu keren dan segar,” ujar Abraham Samad. 

Namun, beberapa pihak tidak percaya dengan alasan Abraham Samad. Mereka menilai bahwa ada maksud tersembunyi di balik potong gundulnya. Salah satunya adalah IM57+ Institute, sebuah lembaga yang mengawasi kinerja KPK. Menurut IM57+ Institute, Abraham Samad potong gundul sebagai bentuk protes terhadap Firli Bahuri yang telah melakukan berbagai pelanggaran etik dan kode perilaku KPK.

Ad imageAd image

“Abraham Samad potong gundul itu simbolis. Ia ingin menunjukkan bahwa ia tidak setuju dengan Firli Bahuri yang telah merusak citra KPK. Ia juga ingin mengejek Firli Bahuri yang ketakutan dijadikan tersangka pemerasan. Ia seolah berkata, ‘Lihatlah, saya sudah pernah jadi tersangka dan saya bisa menghadapinya dengan tenang. Anda yang katanya Ketua KPK kok malah lari-lari dan bersembunyi. Anda tidak pantas memimpin KPK’,” kata Direktur IM57+ Institute, Rizal Ramli. 

Sementara itu, Firli Bahuri masih belum resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pemerasan terhadap SYL. Penyidik Polda Metro Jaya masih melakukan konsolidasi dan evaluasi sebelum gelar perkara. Firli Bahuri sendiri bersikukuh bahwa ia tidak terlibat dalam kasus tersebut. Ia juga membantah bahwa penetapan tersangka Kepala Basarnas Henri Alfiandi, yang juga diduga terlibat dalam kasus tersebut, ada kaitannya dengan dirinya.

“Penetapan tersangka Henri Alfiandi sudah sesuai prosedur. KPK telah melibatkan POM TNI sejak awal dan siap bertanggung jawab atas tindakannya. Saya tidak ada hubungan apa-apa dengan Henri Alfiandi. Saya tidak pernah berkomunikasi dengan dia. Saya tidak tahu apa-apa tentang kasus pemerasan SYL. Saya tidak takut dijadikan tersangka. Saya siap menghadapi hukum jika memang ada bukti yang kuat,” kata Firli Bahuri saat diwawancarai oleh Kompas TV.

Kasus dugaan pemerasan SYL ini bermula dari laporan SYL sendiri ke Polda Metro Jaya pada 17 Maret 2021. SYL mengaku dimintai uang sebesar Rp 25 miliar oleh Henri Alfiandi agar tidak ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi proyek irigasi di Kementerian Pertanian. Henri Alfiandi diduga mengatasnamakan Firli Bahuri sebagai Ketua KPK.

Kasus ini semakin rumit karena melibatkan berbagai pihak, termasuk KPK, Basarnas, POM TNI, dan Polda Metro Jaya. Kasus ini juga menimbulkan berbagai kontroversi, terutama terkait dengan kredibilitas Firli Bahuri sebagai Ketua KPK. Apakah Firli Bahuri benar-benar bersih dari kasus ini? Apakah Abraham Samad potong gundul hanya sekadar ganti gaya atau ada maksud lain?

- Advertisement -
Share This Article