Meskipun beberapa bank asing memilih untuk keluar atau menjual sebagian bisnisnya di Indonesia, masih ada banyak bank asing yang bertahan dan bahkan berkembang di Indonesia.
Beberapa bank asing bahkan melakukan akuisisi terhadap bank lokal, seperti Sumitomo Mitsui Banking Corporation yang mengakuisisi PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.
(BTPN), Industrial Bank of Korea yang mengakuisisi PT Bank Agris Tbk., dan Mitsubishi UFJ Financial Group yang mengakuisisi PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
Bank asing yang bertahan di Indonesia memiliki beberapa strategi, antara lain:
- Memfokuskan diri pada segmen pasar yang sesuai dengan keahlian dan keunggulan kompetitif mereka, seperti korporasi, trade finance, treasury, atau wealth management.
- Meningkatkan inovasi dan digitalisasi untuk memberikan layanan yang lebih cepat, mudah, dan murah kepada nasabah, serta untuk mengurangi biaya operasional.
- Membangun kerjasama dan sinergi dengan bank lokal, baik melalui akuisisi, joint venture, maupun aliansi strategis, untuk memperluas jaringan dan penetrasi pasar, serta untuk memanfaatkan sumber daya dan infrastruktur yang ada.
- Menyesuaikan diri dengan regulasi dan kebijakan pemerintah yang berlaku, serta berkontribusi dalam mendukung program-program pembangunan nasional, seperti UMKM, infrastruktur, dan inklusi keuangan.
Prospek bank asing di Indonesia masih terbuka lebar, mengingat potensi pasar yang besar dan dinamis, serta peluang-peluang yang muncul dari perkembangan ekonomi dan sosial di Indonesia.
Bank asing juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi industri perbankan dan perekonomian Indonesia, seperti meningkatkan kualitas layanan, kompetisi, dan inovasi, serta menarik investasi, teknologi, dan modal asing.