Jurnalfaktual.Id- Masihkan kita ingat dengan lirik lagu ciptaan seniman Bukhori Masruri dengan judul “Tahun 2000″? Ya! Penggalan dalam lirik itu menyebut “Mesin” berulang kali.
Lagu “Tahun 2000” muncul pada tahun 1982, tenar di era 90 an, dan melegenda pula bersama grup kosidah Nasidaria. Pastinya belum lupa kan dengan lagu itu?
Dalam penggalan lirik itu menyebut tahun 2000 tahun harapan, penuh tantangan, juga mencemaskan. Tak hanya itu, Pekerjaan serba menggunakan mesin disebut pula, sehingga para pemuda diminta untuk menyiapkan diri, ilmu dan mempertebal iman.
Berikut lirik lagunya:
Tahun duaribu tahun harapan,
yang penuh tantangan dan mencemaskan
wahai pemuda dan para remaja,
ayo siapkan dirimu
siapkan dirimu, siap ilmu siap iman
siap
tahun duaribu kerja serba mesin,
berjalan berlari menggunakan mesin
manusia tidur berkawan mesin,
makan dan minum dilayani mesin
sungguh mengagumkan tahun duaribu
namun demikian penuh tantangan
penduduk makin banyak,
sawah ladang menyempit
mencari nafkah smakin sulit
tenaga manusia banyak diganti mesin,
pengangguran merajalela
sawah ditanami gedung dan gudang,
hutan ditebang jadi pemukiman
langit suram udara panas
akibat pencemaran
wahai pemuda remaja
sambutlah tahun 2000
penuh semangat
dengan bekal ketrampilan,
serta ilmu dan iman”
bekal ilmu dan iman
Apakah pada tahun 2019 ini lirik lagu di atas terbukti dalam tatanan kehidupan kita atau sudah lama dinikmati? Tak perlu dijawab. Namun, kita tinggal melihat kondisi di lingkungan sekitar kita.
Tidak perlu malu jika ingin mengakui bahwa banyak ladang semakin menyempit, pekerja banyak di PHK lantaran tenaganya diganti dengan mesin. Mirisnya lagi, para pemuda (sarjana muda) banyak pula kebingungan mencari lapangan pekerjaan.
Era kemajuan tekhnologi dan merebaknya industrialisasi saat ini menjawab sudah perihal penggalan kalimat “Sawah ditanami gedung dan gudang” dalam lirik lagu itu.
Apakah kita masih belum mengingat dengan lirik lagu diatas? Jika masih lupa, carilah di Yutube atau gogle. Siapa tau ada inspirasi memghadapi era yang tak bertuan saat ini, namun bertuhan.
Penulis: Syahril Abdillah (Pemuda Pagunungan Asal Kabupaten Bangkalan)