Depresi Parah, Psikiater Pribadi Netanyahu Akhirnya Pilih Mati

Rasyiqi
By Rasyiqi - Writer, Saintific Enthusiast
3 Min Read
Depresi Parah, Psikiater Pribadi Netanyahu Akhirnya Pilih Mati
Depresi Parah, Psikiater Pribadi Netanyahu Akhirnya Pilih Mati
- Advertisement -

jfid – Seorang psikiater terkemuka asal Israel, Dr. Moshe Yatom, ditemukan tewas bunuh diri di rumahnya di Tel Aviv pada tahun 2010. Ia meninggalkan sebuah surat yang menyatakan bahwa ia tidak tahan lagi menangani pasiennya yang paling terkenal, yaitu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Dr. Yatom dikenal sebagai ahli dalam menyembuhkan penyakit mental yang parah, seperti skizofrenia, bipolar, dan depresi. Ia juga pernah menjadi duta besar Israel untuk PBB dan anggota partai Likud. Namun, karirnya yang cemerlang tidak mampu mengimbangi tekanan psikologis yang ia alami saat merawat Netanyahu selama sembilan tahun.

Dalam suratnya, Dr. Yatom mengeluh bahwa Netanyahu adalah pasien yang paling sulit dan menyebalkan yang pernah ia temui. Ia menuduh Netanyahu sebagai seorang pembohong, paranoid, dan kontradiktif yang tidak pernah mengakui kenyataan. Ia juga menyebut Netanyahu sebagai seorang psikopat yang berbahaya bagi dirinya sendiri dan orang lain.

“Robbery is redemption, apartheid is freedom, peace activists are terrorists, murder is self-defense, piracy is legality, Palestinians are Jordanians, annexation is liberation, there’s no end to his contradictions. Freud promised rationality would reign in the instinctual passions, but he never met Bibi Netanyahu. This guy would say Gandhi invented brass knuckles,” tulis Dr. Yatom dalam suratnya.

Ad imageAd image

Artinya dari surat tersebut adalah:

Perampokan adalah penebusan, apartheid adalah kebebasan, aktivis perdamaian adalah teroris, pembunuhan adalah pembelaan diri, pembajakan adalah legalitas, Palestina adalah Yordania, aneksasi adalah pembebasan, tidak ada akhir untuk kontradiksinya. Freud berjanji rasionalitas akan memerintah dalam nafsu naluriah, tetapi dia tidak pernah bertemu Bibi Netanyahu. Orang ini akan mengatakan Gandhi menemukan buku-buku jari kuningan,

Dr. Yatom juga mengungkapkan bahwa ia sering mengalami stroke, mimpi buruk, dan insomnia akibat mencoba memahami pikiran Netanyahu. Ia bahkan sempat menulis sebuah buku yang berjudul “Psychotic On Steroids” yang menggambarkan pengalamannya sebagai psikiater Netanyahu. Buku itu tidak pernah selesai karena Dr. Yatom memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sebelum menerbitkannya.

Kabar kematian Dr. Yatom sempat menyebar di media sosial pada tahun 2010, tetapi tidak banyak mendapat perhatian dari media mainstream. Beberapa netizen yang mengetahui berita ini mengaku terkejut dan prihatin dengan nasib Dr. Yatom. Mereka juga mengkritik Netanyahu sebagai seorang pemimpin yang tidak kompeten dan tidak waras.

- Advertisement -
TAGGED:
Share This Article