Codeblu Diboikot, Ci Mehong hingga Pemilik Bakmi Kofei Respon Begini

Etika Food Reviewing Dipertanyakan, Netizen: "Ini Bukan Kritik, Tapi Pemerasan!

lutfiati
5 Min Read
Codeblu Diboikot, Ci Mehong hingga Pemilik Bakmi Kofei Respon Begini (Ilustrasi)
Codeblu Diboikot, Ci Mehong hingga Pemilik Bakmi Kofei Respon Begini (Ilustrasi)
- Advertisement -

jfidGelombang boikot terhadap food vlogger Codeblu (William Anderson) memenuhi linimasa media sosial. Tuduhan pemerasan senilai ratusan juta rupiah kepada toko kue Clairmont menjadi pemicunya.

Namun, respons dari sesama food vlogger dan pelaku usaha justru beragam. Ada yang mengutuk, ada pula yang membela. Bagaimana kronologi lengkap dan tanggapan mereka? Simak ulasan berikut.

Kronologi Kasus: Dari Ulasan Nastar Berjamur ke Tawaran Rp350 Juta

Konflik bermula ketika Codeblu mengunggah video pada 15 November 2024, menuding Clairmont Bakery memberikan nastar berjamur ke panti asuhan. Ulasan ini langsung viral dan memicu penurunan penjualan Clairmont.

Pihak Clairmont meminta Codeblu menghapus video tersebut. Namun, Codeblu menolak dan malah menawarkan kerja sama senilai Rp350 juta untuk “meningkatkan kualitas produk”. Netizen menilai tawaran ini sebagai bentuk pemerasan terselubung.

Ad imageAd image

“Mereka minta penghapusan video, tapi Codeblu malah nawarin kerja sama mahal. Ini jelas eksploitasi!” tulis akun @foodlover_indonesia di X.

Seruan Boikot: Poster ‘Larang Oknum Food Reviewer’ Viral

Akun Instagram @gastronusa memicu gelombang protes dengan membagikan poster bertajuk “Boikot Oknum Food Reviewer”. Poster ini menyerukan tiga hal:

  1. Tolak food reviewer yang cari viewer dengan dramatisasi medsos.
  2. Tolak yang menekan usaha demi keuntungan pribadi.
  3. Tolak sok jadi konsultan atau inspektur kebersihan.

Poster tersebut langsung dibagikan puluhan pebisnis kuliner. “Ini suara kami yang selama ini jadi korban ulasan sepihak,” kata pemilik kafe @roti_legitku di kolom komentar.

Ci Mehong Sindir Codeblu: “Siap-Siap Pakai Baju Oranye!”

Ci Mehong, food vlogger terkenal, tak ketinggalan menyuarakan kritik pedas. Di Instagram @pikbakinghouse, ia mengunggah video melempar kaleng butter sambil berteriak, “Rasain lu! Tukang kritik mau pakai baju oranye!”

Sindiran ini merujuk pada kasus hukum Codeblu yang sedang bergulir. Ci Mehong juga pernah tersinggung saat Codeblu memberi rating 1/5 untuk lapis legit jualannya. “Mereka mau menghancurkan usahaku, tapi aku tetap bertahan,” ujarnya dalam caption.

Bakmi Kofei Justru Berterima Kasih ke Codeblu

Berbeda dengan Ci Mehong, Bakmi Kofei justru membela Codeblu. Saat restonya dituduh menyajikan mi berisi paku, Codeblu membantu klarifikasi tanpa meminta bayaran.

“Codeblu, Korum, dan Ardyawan Halley membantu kami sukarela. Justru ada influencer lain yang minta bayar Rp50 juta,” tulis pemilik Bakmi Kofei di Instagram @k0fei.

Respons ini memecah suara netizen. “Jadi Codeblu nggak selalu jahat?” tanya @kuliner_maniac.

Reaksi Konten Kreator: Dari Dukungan hingga Kritik Samar

Komunitas food vlogger ramai berkomentar. Chef Nicky Tirta dan Rinrin Marinka hanya meninggalkan emoji api 🔥 di unggahan @gastronusa, sementara Erice Kosasih (@ericekos) mendukung penuh boikot: “Poster ini harus dicetak 10 ribu eksemplar!”

Di sisi lain, artis Indy Barends mengecam: “Reviewer kok ujungnya cari duit. Dari awal udah kebaca modusnya!”

Dampak Kasus Codeblu: Etika Food Reviewing Dipertanyakan

Kasus ini memicu debat tentang batasan ulasan makanan. Netizen meminta transparansi kerja sama antara food reviewer dan pelaku usaha. “Jangan sampai kritik makanan jadi alat pemerasan,” tegas akun @kulinersmart.

Banyak yang membandingkan Codeblu dengan legenda food reviewer Bondan Winarno, yang dianggap lebih objektif. “Bondan itu kritiknya membangun, bukan bikin usaha orang kolaps,” tulis @fan_bondan.

Pertanyaan Reflektif: Perlukah Regulasi untuk Food Reviewer?

Kasus Codeblu membuka mata banyak pihak:

  • Perlukah aturan jelas untuk mencegah konflik kepentingan?
  • Bagaimana membedakan ulasan jujur dengan yang bermuatan pemerasan?

“Kami hanya ingin keadilan. Jangan hancurkan usaha kecil dengan ulasan tidak bertanggung jawab,” kata pemilik Clairmont Bakery dalam pernyataan resmi.

Apa Kata Pembaca?

“Menurutmu, apakah boikot Codeblu sudah tepat? Bagikan pendapatmu di kolom komentar!”

Penutup

Kasus Codeblu menjadi cermin bagi industri food reviewing: kritik boleh pedas, tetapi harus beretika. Di era di mana satu ulasan bisa menghancurkan usaha, transparansi dan kejujuran adalah kunci. “Jadilah food reviewer yang bijak, bukan tukang peras,” pesan netizen.

- Advertisement -
Share This Article